Sudah Islamkah Kita? - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
25068
post-template-default,single,single-post,postid-25068,single-format-standard,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
MengislamkanOrangIslam

Sudah Islamkah Kita?

MengislamkanOrangIslamApakah jawaban Anda jika diberi sebuah pertanyaan menggelitik, “Apakah Anda sudah Islam?”  Tentu Anda akan menjawab, “Sudah.” Setiap diri kita, karena dilahirkan dari keluarga Islam, hidup di lingkungan Islam, bahkan masuk sekolah Islam dan belajar tentang Islam, pasti sudah merasa benar-benar telah menjadi Islam. Namun, sebenarnya belum tentu Anda sudah Islam. Lho, memangnya kenapa?

Bagi Sujana SW, ke-Islaman seseorang tidak hanya diukur oleh aktivitas ibadah secara rutinitas, seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan sedekah. Namun lebih dari itu. Banyak dari kita yang sudah shalat dan sedekah, namun masih riya dan tidak ikhlas sepenuhnya karena Allah SWT. Ibadah yang kita lakukan, justru kerap menimbulkan rasa bangga dan merasa diri sendiri lebih baik daripada orang lain.

Lebih parah lagi bagi mereka yang memang benar-benar belum melaksanakan kewajiban Islam, seperti belum shalat, belum puasa, dan belum zakat. Orang-orang seperti ini biasanya diberi sebutan Islam KTP. Atribut Islam hanya menempel di identitasnya, tidak dalam perilaku kehidupannya.

Allah menegaskan di dalam Al-Qur`an, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya (kaffah), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. 2:208)

Dengan demikian, di samping kita melaksanakan rukun Islam dan Iman, kita juga mesti bersyukur, sabar, tawakal, ikhlas, tawadhu, bersedekah, berbicara dengan baik, dan lain sebagainya.  Kita juga hendaknya menjauhkan diri dari sipat merasa paling benar, paling hebat, merasa sudah banyak memberi, merasa bermanfaat, sombong, dan sipat-sipat keburukan lainnya.

Demikianlah sebagian intisari yang dituangkan pendiri kelompok diskuri Mudzakarah ini di dalam buku “Mengislamkan Orang Islam”. Ia memaparkan akan pentingnya hidup secara Islami guna menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Buku yang diterbitkan QultumMedia ini merupakan renungan hikmah yang bisa diambil manfaatnya untuk kita semua. Dengan penuh rasa rendah hati, penulis mencoba berbagi ilmu dan pengalaman dari perenungannya selama ini kepada umat Islam tanpa ada rasa ingin menggurui.

Alhasil, buku mampu mengetuk kesadaran kita tentang status keislaman kita selama ini. Sehingga kita bisa berkata dalam hati, “Sudah Islamkah saya?” Dan, tentu saja Anda yang lebih tahu jawabannya.

No Comments

Post a Comment