sunah Archives - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
536
archive,tag,tag-sunah,tag-536,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
doa para nabi

Doa-doa Para Nabi di Dalam Al-Quran

Sebagaimana manusia pada umumnya, para nabi juga memiliki harapan dalam hidup mereka. Tak sedikit dari harapan itu masih dapat kita rasakan, karena tertuang dalam bentuk doa di dalam Al-Quran agar kita juga dapat melantunkannya.

Saat membaca kisah para nabi, kita selalu disuguhi potret hidup yang menakjubkan. Cara orang-orang mulia ini menjalani hidup, mencari jalan keluar dari masalah, hingga menunjukkan rasa kasih mereka, selalu saja bisa membuat kita berdecak kagum.

Baca juga:

Doa-doa Pelunas Utang & Pembuka Pintu Rezeki
7 Doa Mustajab untuk Menarik Rezeki

 

Walau begitu, dengan segala kehebatan mereka dalam mengarungi kehidupan ini, para nabi pun punya kegelisahan yang terpendam di lubuk hati mereka. Namun, kegelisahan itu mereka ubah menjadi harapan. Lalu mereka sampaikan dalam doa kepada Rabb-nya.




Teman-teman, sejatinya ada sesuatu yang perlu kita tiru dari kehidupan mereka. Selain akhlak dan budi pekerti yang luhur, para nabi juga mewariskan doa-doa yang tertera dalam Al-Quran. Tentu saja, kita dianjurkan untuk melantunkannya seusai shalat kita. Meski terlihat sederhana, amalan ini insyaallah dapat menuntun hidup kita ke arah yang lebih baik.

Berikut kami tuliskan beberapa doa para nabi yang terkandung di dalam Al-Quran. Semoga kita diberi kemudahan untuk menghafal dan memaknainya.

***

  1. Doa Nabi Adam as

رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

“Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Araf: 23)

  1. Doa Nabi Nuh as

رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi.” (QS. Hud: 47)

  1. Doa Nabi Ibrahim as

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

  1. Doa Nabi Yusuf as

فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنْتَ وَلِيّٖ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۚ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ

“(Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.” (QS. Yusuf: 101)

  1. Doa Nabi Musa as

رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَغَفَرَ لَهٗ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-Qashash: 16)

  1. Doa Nabi Sulaiman as

رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (Q.S. An-Naml: 19)

  1. Doa Nabi Zakariya as

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

“Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (Q.S. Ali Imran: 38)

***

mukjizat al-quranAl-Quran adalah mukjizat Rasulullah untuk umat manusia akhir zaman. Di dalamnya terkandung berbagai informasi penting, bukan hanya tentang masalah ketuhanan tapi juga kemanusiaan, bukan hanya bagaimana mempersiapkan hari akhir tapi juga bagaimana menghadapi hari ini.

Bulan Agustus 2019 ini, Qultummedia mempersembahkan sebuah buku yang akan membantu pembaca untuk membaca, memahami, dan menghafalkan bagian terakhir Al-Quran, yakni Juz 30 atau Juz ‘Amma. Di dalam buku ini, Juz ‘Amma kami hadirkan dengan latin dan terjemahnya, sirah atau sejarah ayat-ayat, hikmah atau pelajaran dari ayat-ayat tersebut, juga asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat.

Selain itu, buku ini juga kami lengkapi dengan panduan shalat wajib dan sunah, zikir bakda shalat, dan tak lupa doa-doa yang berdasarkan hadis-hadis Rasulullah saw.




Melangkah Searah: Catatan 40 Hari Tanpa Bertengkar

Menikah tak menjamin hidup kita lepas dari masalah. Bagi sebagian orang, menikah justru mengundang masalah yang tak pernah datang dalam hidup orang yang melajang. Perbedaan dengan pasangan sering menjadi penyebab. Terlebih jika kita kurang dewasa menyikapinya.

***

Ada yang berkata bahwa 40 hari pertama pernikahan adalah masa-masa yang sulit. Sebab, saat itu kita tengah berproses untuk lebih mengenal pasangan. Bukan mustahil pasangan kita ternyata pribadi yang sama sekali berbeda dari yang kita kenal sebelumnya. Atau setidaknya, tidak persis seperti yang kita kenal.

Mungkin karena alasan itu, beberapa pasangan muda mencoba untuk menahan emosi pada 40 hari pertama pernikahan mereka. Tujuannya agar masing-masing belajar menguasai hati dan menjaga perasaan pasangannya.

          Baca juga: Aji Nur Afifah: Cerita-cerita Perjalanan

Anjuran sebagian orang itu tentu bukan main-main. Dan dari hal tersebut, tersirat pesan bahwa menikah harus dipersiapkan dengan matang. Seandainya masalah rumah tangga itu sederhana, tak mungkin ada anjuran seperti itu.

Aji Nur Afifah, penulis Melangkah Searah, berbagi kisah pribadinya saat mengikuti tantangan tersebut. Berikut kami sadurkan ceritanya dari buku bestseller itu.

***

“Beberapa bulan kemudian, aku mengajukan tantangan itu pada suamiku. Kupikir yang harus berjuang bukan hanya aku sendiri, melainkan harus ada kerja sama di antara kami berdua.

“Benar seperti kata orang, hari-hari awal pernikahan tidaklah mudah. Perlahan, aku mengenal Mas lebih dekat. Saat itu, perbedaan-perbedaan kecil hampir mematahkan komitmen kami.

“Mas pun lebih tahu tentangku. Aku yang notabene anak rumahan, cukup terkejut saat harus banyak melakukan hal secara mandiri. Terlebih aku merasa minder saat Mas mengetahui aku tak pandai masak.

“Tapi, alhamdulillah, Allah menganugerahiku suami yang pengertian. Mas tak pernah protes akan hal itu. Bahkan Mas sering mengantarkanku ke pasar untuk menuntunku belajar menu masakan baru.

“Kepribadian Mas yang peka terhadap sekitar membuat aku belajar. Di awal pernikahan, Mas sering mendahuluiku berbenah dan merapikan rumah. Sebagai seorang istri, aku merasa malu. Namun, secara perlahan aku bisa mencontoh kebaikan darinya.

“Tantangan 40 hari tanpa bertengkar berhasil kami lewati. Kami belajar untuk tidak mengungkit kesalahan satu sama lain. Kami tak pernah merahasiakan masalah. Semuanya harus diceritakan.

“Seusai menikah, tak perlu ada yang kita tutupi. Justru saat ada luka yang terpendam, itu akan menambah masalah yang lebih besar.

“Ajak pasangan untuk bercerita. Luangkan waktu sejenak untuk berdua. Menikah bukan lagi soal aku dan kamu, karena takdir telah mengubahnya menjadi kita.”

***

Rumah tangga ibarat samudera yang luas. Kita membutuhkan bahtera yang kuat untuk mengarunginya, bukan sampan kecil yang rapuh, agar ombak yang datang atau badai yang menghadang tak sampai membuatnya karam.

 

          Baca juga: Bincang-bincang Bareng Penulis Melangkah Searah

Pasangan yang baru menjalani kehidupan rumah tangga kadang kurang sabar dalam mengelola perbedaan; ombak atau badai yang sebenarnya wajar bagi siapa pun yang berumah tangga. Padahal, boleh jadi itu baru perbedaan kecil di antara mereka. Sementara perbedaan besar akan datang beberapa tahun setelah mereka menjalani hidup bersama.

Jika perbedaan kecil membuat mereka bingung dan kehilangan arah, bagaimana dengan perbedaan besar yang kelak datang?

Nah, Teman-teman, mumpung masih ada kesempatan, mari terus belajar dan persiapkan segalanya dengan lebih baik. Tidak ada dua orang yang hidup bersama yang identik kepribadian, kebiasaan, kecenderungan, cara berpikir, bahkan hobinya. Artinya, perbedaan adalah sesuatu yang biasa.

Tak perlu kita mengkambinghitamkannya sebagai penyebab rusaknya bahtera kita.

***

Melangkah Searah, karya Aji Nur Afifah

Menapaki kehidupan rumah tangga ibarat menempuh sebuah perjalanan. Kadang kita menemui jalan yang lurus, berliku, menanjak, atau menurun. Kadang bergelombang dan terjal, tapi kadang sangat mulus dan mudah dilalui.

Selama beberapa tahun Aji Nur Afifah menuliskan pengalaman rumah tangganya di www.ajinurafifah.tumblr.com dan awal tahun ini, alhamdulillah, ia telah merampungkan naskahnya yang berjudul Melangkah Searah dan diterbitkan oleh Qultummedia.Meski baru sebulan terbit, buku ini sudah memasuki cetakan kedua.

Buku ini bisa Pembaca dapatkan secara online di republikfiksi.comGramedia.com dan toko buku online yang lain, atau secara offline di GramediaGunung AgungTM Bookstore, dan toko buku offline yang lainnya. 

perempuan di dalam al-quran

Bingkisan Kasih Rasulullah untuk Para Pencintanya

Pertemuan bisa mengubah sudut pandang kita. Dari pertemuan pula bisa tumbuh rasa suka. Tak jarang cinta bersemi karena sebuah pertemuan, meski hanya sesaat.

***

 

Sering kita mendengar orang-orang yang memutuskan hidup bersama pasangannya karena cinta. Mereka bilang, cinta adalah segalanya. Cinta dapat membangkitkan semangat hidup, juga mempermudah mereka meraih mimpi.

Tapi, seperti banyak hal lain dalam hidup, rasa yang mereka agung-agungkan itu lambat laun memudar.

Pelan tapi pasti, kata-kata manis yang mengiringi keseharian mereka memudar. Bahkan lebih tak terduga lagi, ada saat-saat mereka lupa pernah saling mencintai.

Pengorbanan yang pernah mereka lakukan tinggal kenangan. Sebab sebagian orang berpaling pada sosok yang baru. Sebagian yang lain menghabiskan waktunya untuk kebahagiaan dirinya sendiri.

 

Mengapa Cinta Bisa Tumbuh?

 

Pernahkah kita bertanya, apa alasan cinta tumbuh dan bersemi?

Sementara orang berkata kalau paras adalah jawabannya. Pandangan membuka hati untuk menumbuhkan rasa. Nyatanya, kecantikan atau ketampanan tidak bertahan selamanya. Artinya, apakah cinta itu harus layu dan mengering tatkala kecantikan atau ketampanan memudar?



Mereka yang tak sependapat berkata bahwa itu disebabkan oleh sifat baik. Benarkah? Seperti banyak hal lain yang sifatnya sementara, bukankah sifat juga bisa berubah? Karena trauma, misalnya, atau lingkungan yang baru. Lagipula, semakin kita mengenal seseorang, kita akan tahu baik dan buruk di balik perangainya.

Sering kita melihat cinta tak dapat disatukan, bukan karena sifat pasangan yang buruk tapi kebutuhan ekonomi yang tak memadai. Apa artinya harta memang jawaban teka-teki ini? Lagi dan lagi, kekayaan pun dapat habis, bukan? Lagipula, kalau cinta hanya muncul karena harta, bagaimana nasib orang yang papa?

Cinta lebih dari itu semua. Ada sesuatu yang lebih masuk akal sebagai alasan berseminya cinta.

 

Cinta Meniscayakan Pertemuan?

 

Teman-teman, pernah disukai atau dicintai seseorang? Bagaimana rasanya?

Seperti orang lain pada umumnya, ketika dicintai seseorang, kita akan mencari tahu segala hal tentang orang tersebut. Kita mungkin juga akan bertanya-tanya alasan orang tersebut mencintai kita.

Bagi kita, tak ada cinta tanpa ada pertemuan.

Meski begitu, cinta yang tanpa pertemuan itu, yang seakan “tak beralasan” itu, pernah ada. Bersemi di hati seseorang yang bukan hanya jauh tempatnya tapi juga jauh masa hidupnya dengan kita.

Ia sangat mencintai kita. Dan seperti lazimnya seorang pencinta, sepanjang hidupnya ia selalu memikirkan kita.

Baginya, cinta tak mengenal batas: Tak ada tempat yang cukup jauh dan masa yang terlalu lama untuk memisahkan. Baginya, mengasihi tak harus bertemu. Itu sebabnya, di pengujung usianya pun ia memohonkan ampunan untuk kita.

Ia adalah Muhammad. Seseorang yang terhimpun di dalam dirinya segala kebaikan. Sosok yang tak pantas diragukan lagi kemuliaan akhlaknya. Sosok yang cintanya pada kita sangat sempurna.

Kasih sayang yang tumbuh di hatinya begitu mendalam, sehingga tak ada satu pun yang bisa menghalangi cintanya. Termasuk jarak dan waktu.

Ia adalah sebaik-baik teladan. Bukan akhlaknya saja yang mulia, cintanya pun menjadi pelajaran bagi kita. Dalam mengasihi seseorang melebihi dirinya sendiri.

Semua pengorbanan telah ia lakukan. Dengan itu ia membuktikan pada kita, siapa sosok yang sempurna dalam menebarkan cinta.

 

***

 

Keteladanan Rasulullah menjadi topik pembicaraan yang melintasi masa. Puluhan –kalau bukan ratusan– buku ditulis tentangnya. Namanya abadi dalam benak pengikutnya, yang dibisikkan, didendangkan, dan disanjung-puji melalui kata-kata yang indah.



Buku ini adalah salah satu karya terbaru Arif Rahman Lubis yang juga merekam keteladanan Rasulullah itu. Di dalamnya kita akan menemukan mutiara tak ternilai tentang keindahan akhlaknya –yang dikagumi bukan hanya oleh pengikutnya yang setia tapi juga musuh-musuhnya yang kejam, dan bagaimana kita, sebagai generasi muda, mencontoh tindak-langkah Sang Utusan.

Buku Teladan Rasul sudah dirilis Maret ini. Pembaca sudah bisa mendapatkannya di toko buku, online dan offline, di seluruh Indonesia. Komunikasi seputar buku ini juga bisa dilakukan dengan penulisnya melalui Instagram @arifrahman.lubis atau Twitter @arifrahmanlubis.

 

*Sumber foto: pixabay.com

shalat tahajud mudah

Tips Bangun Malam untuk Mengerjakan Shalat Tahajud

Tips bangun malam untuk mengerjakan Shalat Tahajud mudah kita temukan di internet. Tapi tetap saja, bangun malam bukan perkara mudah. Banyak orang yang ingin istiqomah Shalat Tahajud, tapi tak sedikit yang mengeluh karena merasa kesulitan. Mata mengantuk, udara dingin, dan tidur yang terlalu lelap menjadi masalah. Adakah tips bangun malam yang mudah kita ikuti?

Pembaca yang baik, pernah tidak kesulitan bangun malam untuk mengerjakan Shalat Tahajud? Padahal sudah bertekad bangun, memasang alarm, dan berpesan kepada teman, tapi tetap saja kita tak terbangun. Kita malas-malasan. Sudah tidur nyenyak, kenapa harus bangun? Begitu nafsu kita berbisik. Apalagi kalau kita kecapaian sepulang kerja. Bangun malam rasanya sangat susah.

Menurut Ustadz Muhammad Arifin Ilham, yang membuat kita malas bangun malam adalah iman kita yang masih lemah, belum mengetahui tatacara Shalat Tahajjud dan keutamaannya, terlalu sibuk dengan urusan duniawi, dan sering berbuat maksiat. Selengkapnya tentang penjelasan beliau seputar masalah ini, Pembaca bisa mengunjungi laman berikut https://goo.gl/dexz9h

Kita sama-sama tahu bahwa Shalat Tahajud sangat dianjurkan. Malah, kita juga pernah membaca ayat yang menjelaskan keutamaannya.

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا

Wa minal laili fatahajjad bihi naafilatal laka ‘asaa ayyab’atsaka robbuka maqoomam mahmuudaa.

“Dan pada sebagian malam hari kerjakanlah Shalat Tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (QS. Al-Isra’: 79)

Lalu, bagaimana agar kita bisa dengan mudah bangun malam untuk mengerjakan Shalat Tahajud? Apa tidak ada kiat-kiat tertentu yang bisa kita ikuti?

Pembaca yang baik, jika kita ingin bisa bangun malam untuk mengerjakan Shalat Tahajud, kita bisa bertanya pada orang-orang yang istiqomah mengerjakannya. Namun, jika kita sulit menemukannya, kita bisa membaca kita-kiat mudah bangun malam dalam buku Penuntun Mengerjakan Shalat Tahajud.

     Baca juga:

 

Secara singkat, tips bangun malam untuk mengerjakan Shalat Tahajud menurut buku Penuntun Mengerjakan Shalat Tahajud di antaranya:

Tips Bangun Malam #1: Tidur lebih awal

Tips bangun malam yang pertama adalah tidur lebih awal. Jika kita tidak memiliki aktivitas setelah Shalat Isya, akan lebih baik jika kita bergegas tidur. Dengan tidur lebih awal, kita bisa mudah terbangun di malam hari.

Jika kita biasa tidur pukul 23.00 atau 24.00 WIB, cobalah membiasakan tidur pukul 21.30 atau maksimal 22.00 WIB, lalu bangun pukul 3.00 WIB. Manusia butuh 6-8 jam untuk tidur. Karena itu, sudah cukup rasanya jika waktu tidur kita dari pukul 22.00-3.00 WIB.

“Jika tidak ada aktivitas bermanfaat yang bisa kita kerjakan selepas Isya’, kita dianjurkan segera tidur. Sebab, tidur lebih nyata manfaatnya ketimbang terjaga.” (Penuntun Mengerjakan Shalat Tahajud, hal. 53)

Tips Bangun Malam #2: Memasang alarm

Sebelum tidur sebaiknya kita memasang alarm pada jam kita ingin bangun malam. Jika tidak cukup sekali, kita bisa memasang alarm berkali-kali, untuk memastikan kita terbangun.

“Alarm bisa membantu kita bangun tidur pada jam-jam yang kita inginkan, misalnya pada sepertiga malam yang terakhir atau pukul 1.00 hingga 4.00 WIB. Dengan memasang alarm, risiko terlambat bangun bisa kita cegah.” (Penuntun Mengerjakan Shalat Tahajud, hal. 54)

Tips Bangun Malam #3: Tidak makan terlalu banyak sebelum tidur

Tips bangun malam yang pertama adalah tidak makan terlalu kenyang sebelum tidur. Makan terlalu kenyang akan membuat tidur kita terlalu pulas.

Sebaiknya kita mengkonsumsi makanan yang kandungan kalorinya cukup untuk tubuh kita. Di Indonesia, ada rumus tertentu untuk menghitung berapa kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dalam sehari.

Perhitungannya disesuaikan dengan jenis kelamin, usia, berat badan, dan tinggi badan kita. Misalnya, laki-laki usia 19-29 tahun dengan berat badan 60 kg dan tinggi 168 cm membutuhkan energi sebesar 2.725 kkal (kilokalori). Wanita usia 19-29 tahun dengan berat badan 54 kg dan tinggi 159 cm membutuhkan 2.250 kkal.

Jika kalori yang kita butuhkan tiap hari sudah terpenuhi, kita tak perlu lagi mengkonsumsi makanan yang berlebihan, karena akan membuat tidur kita terlalu pulas.

“Menurut Imam Al-Ghazali, terlalu banyak makan akan memadamkan cahaya di dalam hati. Akibatnya kita akan sulit menerima kebenaran dan rasa malas selalu datang saat kita ingin beribadah.” (Penuntun Mengerjakan Shalat Tahajud, hal. 55)

Tips Bangun Malam #4: Berdoa sebelum tidur

Membaca doa sebelum tidur dapat memudahkan bangun malam. Apalagi jika kita tambah dengan zikir-zikir.

“Apa saja doa dan zikir yang kita bisa baca sebelum tidur? Mari kita ikuti kebiasaan Rasulallah dalam hadis berikut ini: ‘Rapatkan kedua telapak tangan , kemudian tiup dan bacakan Surat Al-Ikhlash, Surat Al-Falaq, dan Surat An-Nas. Lalu, dengan kedua telapak tangan itu, usaplah bagian tubuh yang dapat dijangkau. Mulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan’.” (HR. Bukhari, Muslim, Malik, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan An-Nasa’i)” (Penuntun Mengerjakan Shalat Tahajud, hal. 56)

Tips Bangun Malam #5: Segera bangun begitu mendengar bunyi alarm

Agar lebih mudah terbangun, tak ada salahnya kita letakkan alarm di tempat yang dekat dengan telinga kita. Bunyi alarm yang keras akan membuat kita tidak mengantuk lagi.

“Ini sebenarnya berhubungan dengan komitmen kita. Kalau kita memang ingin bangun malam dan mengerjakan Tahajud, kita akan bangun begitu mendengar alarm berbunyi.” (Penuntun Mengerjakan Shalat Tahajud, hal. 63)

Tips Bangun Malam #6: Mengatur timer AC

Suhu udara yang panas juga bisa mengganggu tidur kita. Karena itu, sebelum tidur kita bisa mengatur timer AC, agar kita terbangun kerena suhu yang panas.

“Untuk membantu kita istiqomah bangun malam, cobalah menyetel timer on/of pada remote AC. Setel waktunya sesuai jam kita ingin bangun dan mengerjakanshalat Tahajud.” (Penuntun Mengerjakan Shalat Tahajud, hal. 65)

Tips Bangun Malam #7: Mengajak orang-orang terdekat untuk Shalat Tahajud

Nah, kita juga bisa mengajak teman, saudara, atau orangtua kita untuk menjalankan Shalat Tahajud. Kita juga akan merasa lebih bersemangat jika melakukan ibadah bersama-sama.

“Bangun malam untuk mengerjakan shalat tentu butuh motivasi yang besar. Kalau kita merasa motivasi kita masih timbul-tenggelam, tidak ada salahnya kita mengajak teman untuk bersama-sama bangun malam.” (Penuntun Mengerjakan Shalat Tahajud, hal. 67)

Jadi, jika kita ingin mudah bangun malam, kita bisa mengamalkan kiat-kiat berikut.

1. Tidur lebih awal. Sesegera mungkin istirahat jika sudah tidak ada aktif
2. Memasang alarm. Setel alarm dan letakkan di samping tempat tidur kita
3. Tidak makan terlalu banyak sebelum tidur. Biasakan makan sekadarnya saja sebelum tidur
4. Berdoa sebelum tidur. Sebelum tidur sempatkan membaca doa dan zikir
5. Segera bangun begitu mendengar bunyi alarm. Menunda bangun hanya akan menutup kembali mata kita dan menghilangkan semangat kita untuk bangun
6. Mengatur timer AC. Atur timer AC terlebih dulu, baru kita rebahkan badan di tempat tidur
7. Mengajak orang-orang terdekat untuk Shalat Tahajud. Minta orang terdekat yang kita ajak bangun malam untuk membangunkan kita.