Ramadhan tahun itu memberi warna baru dalam hidup Liem dan Dalia. Tak ada yang menyangka jika pertemuan keduanya di bulan suci itu menciptakan ruang di hati mereka; sebuah tempat di mana harapan dan kekecewaan terus menggemakan tawa dan tangisan.
Dalia tak mampu berpaling ketika sebuah suara mengetuk-ngetuk pintu hatinya. Liem pun tak sanggup menolak masuk saat pintu di depannya itu terbuka. Tapi, mereka tahu, ada yang harus mereka yakinkan sebelum keduanya saling berkata cinta.
Cinta mungkin tak harus memiliki. Tapi, hanya orang-orang kalah yang tak pernah bermimpi menggenggam hati kekasihnya. Ketika satu demi satu kekecewaan menguasai hati Liem dan Dalia, mereka pun mulai belajar tentang bagaimana memiliki dengan cara yang tak biasa.