Mewujudkan Keinginan dengan Seketika Melalui Shalat Hajat - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
25206
post-template-default,single,single-post,postid-25206,single-format-standard,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
ultimate-hajat

Mewujudkan Keinginan dengan Seketika Melalui Shalat Hajat

ultimate-hajatPernahkah tersirat dalam benak Anda ketika membutuhkan pertolongan orang lain, kemudian hal tersebut ingin terwujud seketika? Mungkin saja hal ini bisa terbayang dalam benak banyak orang. Terutama ketika dalam keadaan terdesak ketika merasa tidak ada orang lain yang bisa dimintai pertolongan atau bantuan. Namun, menurut Anda apakah hal tersebut bisa benar-benar terwujud? Misalnya mendadak datang malaikat menemui kita, lalu membantu apa yang kita harapkan.

Sebenarnya hal tersebut bisa saja terjadi bagi seseorang yang pada hakikatnya sebuah pertolongan dari Allah SWT atas doa kita. Peristiwa ini biasanya dialami oleh para nabi yang mendapatkan mukjizat. Namun, selain para nabi, ada juga kisah yang dikutip dari kitab Abjadul ‘Ulumil Wasyi Al-Marqum fi Bayani Ahwalil ‘Ulum karya Shadiq bin Hasan Al-Qanuji.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Anas berkata, “Ada seorang pedagang yang biasa dipanggil dengan nama Abu Muqhlaq. Ia merupakan salah satu shahabat Nabi Muhammad saw dari kaum Anshar. Ia mengembara ke berbagai pelosok negeri untuk berdagang. Ia seorang yang taat beribadah dan selalu menjaga dirinya untuk tidak memakan barang subhat, apalagi yang haram.

Suatu ketika, Abu Mughlaq bepergian dan bertemu dengan seorang perampok bertopeng dan bersenjata. Perampok itu berkata kepadanya, “Letakkan apa yang kamu bawa, aku akan membunuhmu!”
Abu Muqhlaq menjawab, “Kenapa kau ingin membunuhku? Ambil saja hartaku sesukamu.”
“Kalau harta, aku sudah punya. Aku hanya menginginkan nyawamu,” hardik perampok itu.
Abu Muqhlaq menjawab, “Jika kamu bersikukuh demikian, izinkan aku mengerjakan shalat empat rakaat — terlebih dahulu.”
“Lakukan saja!” tegas si perampok.
Abu Mughlaq pun berwudhu, lalu melakukan shalat hajat empat rakaat. Saat melakukan sujud yang terakhir, ia memanjatkan doa, “Wahai Dzat Yang Maha Pecinta, wahai yang memiliki ‘Arsy yang mulia, wahai yang melaksanakan apa yang Engkau inginkan, aku memohon kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu yang tidak dilemparkan dan kerajaan yang tidak dihimpunkan dan dengan cahaya-Mu yang meliputi rukun ‘Arsy-Mu, cegahlah kejahatan pencuri (perampok) ini. Wahai Dzat Yang Maha Penolong, tolonglah aku.”
Saat itu, secara tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda dengan memegang tombak yang diletakkan di antara telinga kudanya. Penunggang kuda itu lalu mendatangi si perampok dan menikamnya hingga mati. Kemudian ia menemui Abu Muqhlaq yang taat beribadah tersebut dan berkata, “Berdirilah!”
Dengan keheranan, Abu Muqhlaq bertanya, “Demi bapak dan ibumu, siapakah engkau? Allah menyelamatkanku dengan perantaramu hari ini.”

Si penunggang kuda itu menjawab, “Aku adalah malaikat penghuni langit keempat. Ketika engkau memanjatkan doamu yang pertama, aku mendengar pintu langit bergemuruh. Ketika engkau memanjatkan doamu yang kedua, aku mendengar penghuni langit gaduh. Dan, ketika engkau memanjatkan doamu yang ketiga, aku mendapatkan berita, ‘Ini adalah doa orang yang sedang dalam kesusahan.’ Selanjutnya aku memohon kepada Allah agar mewakilkanku untuk membunuh perampok itu.”

Mengenai riwayat ini, Hasan berkata, “Barangsiapa berwudhu, lalu mengerjakan shalat (shalat hajat) empat rakaat  dan memanjatkan doa tadi (doa Abu Mughlaq) maka doa itu akan dikabulkan baginya, baik ia sedang dalam kesulitan maupun tidak.”

Dari kisah di atas, kita bisa mengambil hikmahnya. Kita patut mencontoh Abu Mughlaq ketika dalam kesulitan atau masalah. Apa yang dilakukan Abu Mughlaq sangat relevan dengan perintah Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 45. Dan, berkenaan dengan itu, shalat hajat merupakan media shalat yang dikhususkan untuk kita dalam memanjatkan kebutuhan (hajat), keinginan, dan pertolongan kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana pula ditegaskan di dalam hadits Rasulullah saw.

Ingin tahu lebih dalam tentang rahasia shalat hajat dan keajaibannya? Buku The Ultimate Power of Shalat Hajat terbitan QultumMedia ini akan menjelaskannya untuk Anda seputar dahsyatnya shalat hajat dalam mewujudkan keinginan menjadi kenyataan. Buku setebal 186 halaman ini ditulis oleh Ibnu Thahir untuk membantu Anda dalam menyelesaikan setiap problematika hidup dengan mengadukannya langsung kepada Allah melalui shalat hajat.

No Comments

Post a Comment