Ayah: Hari-hari Bersamanya dan Kenangan Cinta darinya
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
25771
post-template-default,single,single-post,postid-25771,single-format-standard,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
cinta ayah

Ayah: Hari-hari Bersamanya dan Kenangan Cinta darinya

Ayah adalah sosok yang istimewa di mata anak-anaknya.

Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi dalam salah satu tulisannya berkata, “Kenangan masa kecil yang paling indah adalah kau tidur di bagian rumah mana pun, tapi ketika terbangun kau sudah berada di tempat tidurmu. Ya Allah, kasihanilah kedua orangtuaku, sebagaimana mereka telah mengasihiku sejak aku kecil.”

Saya senyum-senyum sendiri saat membaca tulisan itu. Rasa-rasanya ia mewakili sisi paling personal diri saya.

Sewaktu masih anak-anak, menonton TV sambil tiduran di karpet adalah kebiasaan saya sepulang mengaji. Menariknya, saat terbangun keadaan saya pasti sudah berbeda; masih di tempat yang sama tapi berbalut selimut atau sudah pindah ke dalam kamar. Siapa yang melakukannya? Ayah.

Sebelum keluarga kami punya TV, menonton TV di rumah kerabat hampir tiap malam saya lakukan. Dan tiap kali saya ketiduran, Ayahlah yang selalu sabar menggendong saya pulang, meski jaraknya lumayan jauh. Sebisa mungkin ia menjaga saya agar tak terbangun.

Betapa indah kala itu, masa-masa ketika pelukan Ayah secara ajaib selalu ada untuk saya. Kini, semua berubah. Saya sudah dewasa dan tubuh Ayah semakin termakan usia. Saya mengerti, kewajiban itu kini beralih ke tangan saya. Sayalah saat ini yang harus menunjukkan kasih sayang yang sama, meski tak mungkin setimpal, pada Ayah. Saya paham kenapa Ayah selalu menggeleng setiap kali saya tanya apa yang ia inginkan. Ia enggan merepotkan saya.

Lucu, bukan? Saya, anaknya, bertahun-tahun merepotkannya. Kini setelah saya dewasa dan ingin membalas kebaikannya, ia menjawab tak ingin merepotkan saya. Sering saya berbisik dalam doa-doa saya, semoga Allah memberi umur panjang dan kesehatan yang berkah padanya. Setidaknya, agar saya terus bisa berbagi kebahagiaan bersamanya. Semoga Allah mengabulkan. Amin.

 

Ditulis oleh Hendra Wirawan

***

Cerita singkat ini adalah Pemenang Pertama Kompetisi Menulis Pengalaman Pribadi yang diadakan oleh Penerbit Qultummedia dan Komunitas Teladan Rasul. Tema tulisan dalam kompetisi ini bersumber dari buku Open Your Heart, Follow Your Prophet karya Arif Rahman Lubis, yaitu tentang ayah.

 

*Gambar didownload secara gratis dari http://bossfight.co/man-baby-barn/

No Comments

Post a Comment