Berani Seperti Nabi dalam Menghadapi Kejahatan Hipnosis - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
24923
post-template-default,single,single-post,postid-24923,single-format-standard,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
berani-menangkal-hipnosis

Berani Seperti Nabi dalam Menghadapi Kejahatan Hipnosis

berani-menangkal-hipnosisKita semua mengetahui bahwa kekuatan tauhid, pengetahuan, akhlak, moral, dan budi pekerti yang menyatu pada diri Rasulullah saw merupakan modal utama keberhasilan beliau menjalani hidup. Dalam sebuah keterangan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, kisah itu diceritakan,  “Sekembalinya Nabi dari perjalanan ke Dzatirriqa’, di Najd, beliau bersama seorang bernama Al-Birr singgah di sebuah tempat yang dipadati pepohonan. Beliau pun beristirahat dan pedang beliau digantungkan di pohon.

Ketika tidur, tiba-tiba datang seorang Baduwi membawa pedang dan menghunuskan pedangnya mengarah ke Nabi dan berkata, ‘Siapakah yang dapat menolongmu?’ Nabi menjawab, ‘Allah.’ Beliau tetap menjawab demikian hingga mengulangi tiga kali. Seketika, pedang orang itu pun terjatuh.”

Pertanyaannya kemudian, mengapa pedang itu jatuh? Mungkinkah orang itu terhipnosis dengan kekuatan dan karakter kata-kata kuat Nabi yang menyebut nama Allah, sehingga pedangnya jatuh? Kisah nyata dan singkat di atas mengingatkan pada sebuah bacaan menarik. Sebuah ungkapan bijak dalam cerita sastra Sunda klasik.

“Mungguh nu goreng, risih ku polah sorangan. Ku kalangkang ge lumpat, marukan jalma nu nyusul. Mana horeng kalangkanna.”

(orang yang punya pikiran jahat, khawatir dengan kelakuannya sendiri. Melihat kepada bayangannya sendiri, ia pun loncat, mengira seseorang mengejarnya. Padahal sesungguhnya, itu adalah bayangannya sendiri)

Atau dalam bait lain, “Ulah reuwasan jeung kaget, sarta ulah sok borangan. Watekna nu barongan, rajeun lumpat tigedebug, sieun ku polah sorangan.”

(jangan terkejut dan kaget, dan jangan mudah merasa takut. (Orang yang punya) sifat penakut, kadang-kadang loncat tergopoh-gopoh ketakutan (oleh) tingkahnya sendiri)

Pesan penting dari kisah dan cerita klasik di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa hidup ini memang harus memiliki mental keberanian. Ya, sikap ini harus ada untuk hidup dalam kondisi apa pun dan menghadapi segala fenomena dalam kehidupan ini. Hipnosis bukanlah fenomena yang berlebihan untuk disebut “terlampau menyeramkan” meski banyak mengganggu ketenteraman kita. Namun, tidak perlu fenomena itu harus membawa diri kita kepada sikap pesimistik.

Oleh sebab itu, jika selama ini Anda dihantui oleh fenomena kejahatan yang mengatasnamakan hipnosis, segera miliki keberanian, ketegaran, dan mental baja. Katakan bahwa itu adalah modus hipnosis jahat. Ini adalah starting point untuk melangkah lebih lanjut, membicarakan upaya menghadapi hipnotis kejahatan.

Demikianlah salah satu metode menangkal dan melindungi diri dari kejahatan hipnosis yang sekarang ini makin marak. Untuk lebih lengkapnya, kami menyarankan Anda membacanya dalam buku “Cara Dahsyat Menangkal Hipnosis” terbitan QultumMedia.

Buku yang ditulis Hamsah Hasan, Lc, MA ini berisi pembahasan hakikat hipnosis dari berbagai segi, baik ilmu umum maupun menurut pandangan Islam, serta kiat dan doa menangkal kejahatan hipnosis yang sudah terbukti hasilnya.

No Comments

Post a Comment