kajian islam Archives - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
516
archive,category,category-kajian-islam,category-516,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
al-quran

Kemurnian Al-Quran & Cara Allah Menjaganya

Untuk menjaga kemurnian Al-Quran, berbagai cara dilakukan oleh para sahabat Nabi. Ada yang menuliskannya di pelepah kurma, tulang-belulang, dan batang pohon. Hingga pada akhirnya muncul sebuah gagasan, yaitu rencana untuk membukukan Al-Quran.

Seperti yang kita tahu, Al-Quran turun secara berangsur-angsur. Di zaman kenabian, Al-Quran belum terkumpul menjadi satu seperti yang ada pada saat ini. Untuk menjaga kemurniannya, para sahabat Nabi menuliskannya di tempat yang terpencar, dan beberapa dari mereka menghafalkannya.

Inisiatif Umar bin Khattab

Namun, saat pecah Perang Yamamah di zaman khalifah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab memiliki kegelisahan terhadap pudarnya penjagaan terhadap Al-Quran. Umar menyadari banyak dari para penghafal Al-Quran syahid di dalam pertempuran.

Tebersit dalam hati Umar ide untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran menjadi satu. Sebab jika tidak dilakukan, upaya untuk menjaga kemurnian dan kesuciannya akan semakin sulit.

Baca juga:

7 Fenomena Sains Modern Ini Ada di Dalam Al-Qur’an
Biografi Singkat 5 Hafidz Al-Quran Paling Inspiratif

 

Akhirnya Umar pun menyampaikan sarannya kepada khalifah Abu Bakar As-Siddiq, dengan harapan agar beliau dapat mewujudkannya. Mulanya, Abu Bakar menolak karena perintah pengumpulan ayat-ayat Al-Quran ini tak ada di zaman Rasulullah.



Namun, dengan pertimbangan yang lebih jauh, akhirnya khalifah menyetujui gagasan Umar  tersebut. Sebab beliau memahami bahwa pengumpulan ayat Al-Quran adalah suatu perkara yang penting, dan tentu saja akan banyak memberi manfaat bagi kemashlahatan umat.

Peran Penting Zaid

Abu Bakar menugaskan Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan itu, dengan berpegang pada tulisan yang tersimpan di rumah Rasul, hafalan-hafalan para sahabat dan naskah-naskah yang ditulis oleh para sahabat yang selama ini masih terpencar.

Zaid berhasil menuliskan satu naskah Al-Quran lengkap di atas adim (kulit yang disamak). Setelah selesai, mushaf tersebut diserahkan kepada Abu Bakar dan disimpannya hingga ia wafat.

Pada masa khalifah Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit kembali ditugaskan untuk menjaga kemurnian Al-Quran. Zaid diminta untuk membuat salinan dari mushaf Al-Quran yang tersimpan di rumah Hafsah (Putri Umar bin Khattab).

Setelah membuat 6 salinan, Zaid mengirimkannya ke beberapa wilayah kaum muslimin untuk memudahkan masyarakat mempelajari dan menghafal kitab suci tersebut. Beberapa negeri yang dikirimi salinan mushaf Al-Quran ialah Mekkah, Madinah, Basrah, Kufah, dan Syam.

***

mukjizat al-quranAl-Quran adalah mukjizat Rasulullah untuk umat manusia akhir zaman. Di dalamnya terkandung berbagai informasi penting, bukan hanya tentang masalah ketuhanan tapi juga kemanusiaan, bukan hanya bagaimana mempersiapkan hari akhir tapi juga bagaimana menghadapi hari ini.

Bulan Agustus 2019 lalu, Qultummedia mempersembahkan sebuah buku yang akan membantu pembaca untuk membaca, memahami, dan menghafalkan bagian terakhir Al-Quran, yakni Juz 30 atau Juz ‘Amma. Di dalam buku ini, Juz ‘Amma kami hadirkan dengan latin dan terjemahnya, sirah atau sejarah ayat-ayat, hikmah atau pelajaran dari ayat-ayat tersebut, juga asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat.

Selain itu, buku ini juga kami lengkapi dengan panduan shalat wajib dan sunah, zikir bakda shalat, dan tak lupa doa-doa yang berdasarkan hadis-hadis Rasulullah saw.



Setelah Kau Pergi: Sepucuk Surat Tentang Resah Hati

Orang yang kehilangan akan menempuh jalan baru dalam hidupnya. Menata semuanya dari awal: menyembuhkan luka, berdamai dengan diri, mungkin mengutarakan isi hati yang belum tersampaikan.

***

Hai, apa kabar?

Semoga saat ini kau baik-baik saja, sebagaimana aku yang bisa tersenyum menuliskan surat ini untukmu.

Sudah lama semenjak kita berpisah, kuharap tak ada yang berubah darimu. Kau tetap menjadi wanita yang penuh kasih. Perhatian pada lelaki yang berhasil menyita hatimu.

Sayangnya, lelaki itu bukan diriku.

Masih terbayang olehku raut wajahmu. Hari ketika kau memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita.

Saat itu aku paham alasanmu pergi. Kau ingin meniadakan siapa saja yang mengalihkan fokusmu untuk mengejar mimpi. Tak ada pilihan lain untukku kecuali mengiyakan. Bodohnya aku, sedikit pun aku tak merasa kau sedang berdusta.

          Baca juga: Setelah Dia Pergi: Sebuah Percakapan dengan Hati

Beberapa hari berlalu. Aku tak bisa membohongi diri sendiri. Kehilanganmu telah membuat hidupku berhenti sesaat. Meratapi kegagalan terbesar yang pernah kualami: menjaga wanita yang kucintai.

Namun, kesedihan itu menjadi tak berarti setelah aku tahu semuanya. Ketika aku mulai menangkap maksudmu menjauh. Ya, ada lelaki lain yang kau dambakan. Aku telat menyadari itu.

Kini, aku ingin memberitahumu beberapa hal. Mungkin kau merasa bersalah atas hal ini. Mungkin kau akan meminta maaf sebanyak-banyaknya jika kita tak sengaja bertemu. Jangan khawatir, semua luka yang kau beri sudah kutangani.

Justru aku berterima kasih padamu dan keputusan yang kau ambil. Jika saja aku tak mengalaminya, hatiku takkan sekuat hari ini. Aku percaya, hidup punya banyak cara untuk mendewasakan seseorang. Dan, aku mendapat kesempatan itu melalui kepergianmu.

Kalau boleh mengutarakan rasa kesal, aku tak akan mengarahkannya padamu. Melainkan pada diriku yang dulu: lelaki lemah yang mudah dipermainkan cinta.

Sekali lagi, kepergianmu membawaku ke jalan yang belum pernah kutempuh. Jalan yang hanya bisa dilewati oleh mereka yang berhasil merelakan.

          Baca juga: Berdamai dengan Patah Hati

Sebelum menutup surat ini, izinkan aku menyampaikan pesan terakhir. Untukmu atau siapa pun yang membacanya.

“Lihat, aku adalah bukti bahwa seseorang pasti dapat bangkit dari keterpurukan. Aku adalah kenyataan yang memberi tahu bahwa kehilangan bukan masalah terbesar dalam hidup. Jika orang yang patah hati saja bisa kembali tersenyum, bagaimana denganmu yang hatinya baik-baik saja?”

***

Separah apa pun hati kita tersakiti, waktu menjadi penawar yang paling bisa diandalkan, paling tidak membantu kita sedikit mengabaikan sakitnya. Di sini, berlalunya waktu adalah anugerah yang jarang kita sadari, apalagi kita syukuri.

Kita tak pernah berharap kehilangan apa pun. Tapi, hidup selalu punya jalan ceritanya sendiri. Sekuat apa pun kita mengendalikannya, ada saatnya kita harus tunduk dan berlutut: pada tikungan jalan hidup yang tak pernah kita perkirakan.

Ya, di situlah harapan kadang memudar, seiring kenyataan yang bertolak belakang. Sebagian orang kemudian menghabiskan waktunya dengan meratapi takdir, sebagian melakukan perjalanan yang tak benar-benar memiliki tujuan, sebagian lagi mencari pelampiasan dengan mencari pengganti.

Buku Setelah Dia Pergi telah rilis bulan ini. Akhir Mei 2019 ini, buku pertama Dedy Chandra H. ini sudah bisa Pembaca dapatkan di toko-toko buku se-Indonesia. Saat ini, penulis tengah membuka Pre-Order melalui akun @tersenyumlah.semesta, berikut link-nya
bit.ly/pesanbukusdp

 

Sumber gambar: pixabay.com

Muhasabah: Sekali Terjatuh, Selamanya Mencintai

Saat jatuh cinta, kita akan menciptakan sebuah dunia yang baru. Dunia yang hanya kita isi dengan sosok pujaan hati. Di dalamnya, mimpi-mimpi bersemi dan hidup seakan berseri-seri.

Tulisan ini ditujukan untukmu. Orang yang sedang jatuh cinta, namun tak berani mengungkapkannya. Orang yang memendam rindunya sendiri. Yang hanya tahu kabar si dia dari instastory.

Kau tak sendirian. Semua tahu gelagat orang yang sedang punya rasa. Ia akan mencari apa pun informasi tentang orang yang dicintai: hobinya, tempat tinggalnya, dan tak terkecuali orang yang sedang dekat dengannya.

Indahnya jatuh cinta memang tak bisa dijelaskan. Tapi, beberapa orang berusaha untuk menuliskan rasa itu. Berikut 15 quotes yang bisa membantumu merawat cinta.

“Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam.” – Jalaluddin Rumi

 

“Jika sudah menemukan orang yang pas untukmu, istirahatkan akalmu untuk berpikir. Sebab akalmu akan terus mencari perbandingan antara ia dengan yang lain. Tapi, bangunkan hatimu. Sebab ia akan mencari pembenaran untuk terus mencintainya.” – Prof. Quraish Shihab.

 

“Biarkan cintamu membawaku ke atas langit, yang bahkan burung pun iri karena tak bisa terbang begitu tinggi.” –  Akanksha Gulia

 



“Setiap saat aku bisa belajar untuk mencintai ia yang sungguh-sungguh mencintaiku lewat kebaikannya, lewat keindahan yang disampaikan banyak orang tentangnya dan ketaksempurnaan yang menjadikannya manusia.” – Helvy Tiana Rosa

 

“Selagi mencintaimu bukan larangan Tuhan, aku akan tetap melakukannya.” – Ilham Gunawan

 

“Cinta itu seperti layangan. Kita seakan punya kuasa untuk mengarahkannya ke penjuru langit tertentu, namun pada akhirnya tak akan bisa melawan kehendak angin.” – Sam Haidy

 

“Berhentilah bertanya bagaimana menemukan pasangan yang baik. Mulailah menjadi orang yang baik dan terus lebih baik, maka akan terjawab sendiri pertanyaan ini.” – Tere Liye

 

“Kau menanyakanku, Kekasih, “Apa bedaku dengan langit?” Bedanya, saat kau tertawa, aku lupa tentang langit.” – Nizar Qabbani

 

“Yang terindah dalam cinta kita: ia enggan selesai.” – Ghada Al-Samman

 

“Hati wanita akan terbuka untuk ia yang mengetuknya berkali-kali.” – Anis Mansour

 

“Tak kuinginkan dari cinta kecuali permulaannya.” – Mahmud Darwish

 

“Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa, karena kini kumiliki segalanya.” – Dewi Lestari

 

“Cinta adalah sesuatu yang menakjubkan. Kamu tidak perlu mengambilnya dari seseorang untuk memberikannya kepada orang lain. Kamu selalu memilikinya lebih dari cukup untuk diberikan kepada orang lain.” – Habiburrahman El Shirazy

 

“Masih bertahan dengan kelemahanmu. Masih betah dengan kelebihanmu.” – Boy Chandra

 

“Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setia pada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?” – Asma Nadia

 

*Sumber foto: pixabay.com



Bincang-bincang Bareng Penulis “Melangkah Searah”

Buku Melangkah Searah sudah memasuki cetakan kedua sejak diterbitkan bulan lalu. Aji Nur Afifah, sang penulis buku, berbagi pengalaman tentang proses penulisan buku ini dan sekelumit tentang isinya. Mari ikuti perbincangan kami dengan penulis kelahiran Malang yang kini menetap di Yogyakarta ini.

***

 

Assalamualaikum, Mbak Apik, apa kabar?

Wa’alaikumussalam, kabar alhamdulillah baik. Ini lagi pulang kampung, jadi semakin merasa baik, karena bahagia bisa kangen-kangenan sama keluarga. Hehehe.

Sebelumnya, kami sampaikan selamat atas terbitnya buku terbaru Mbak. Boleh dong, Mbak, diceritakan sepintas saja tentang ide awal menulis buku ini …

Ide awalnya, sebenarnya tulisan-tulisan semacam ini sudah lama tercecer di blog. Saya dan suami membuat sebuah rubrik di Tumblr yang berjudul “Rumah Tangga Muda” atau biasa disebut RTM. Lalu kami merasa, sepertinya akan lebih bermanfaat jika mengumpulkannya menjadi sebuah buku yang runut dan bisa dijangkau oleh lebih banyak pembaca. Karena, kan, kalau di Tumblr kebanyakan yang baca, ya, orang-orang Tumblr. Kalau sudah dalam bentuk buku, akan lebih banyak lagi yang bisa membacanya.

Ada yang bilang kalau sepasang kekasih itu sebenarnya tidak cukup mengenal satu sama lain sampai keduanya menikah. Menurut Mbak bagaimana?

Saya sepakat dengan statemen tersebut. Menurut saya pribadi, menikah itu memang ajang mengenal yang paling komprehensif. Semuanya bisa terbuka, itulah mengapa kita dan pasangan adalah ‘pakaian’ satu sama lain. Ya karena aib-aib kita, kebiasaan kecil, sifat asli, karakter, semuanya akan terbuka setelah menikah. ‘Pakaian’ itu sejatinya menutupi dan melindungi. Nah, itulah mengapa dalam Islam sebenarnya nggak ada istilah kekasih sebelum menikah, adanya kenalan saja, untuk menyamakan visi-misi pernikahan. Pacaran bertahun-tahun juga nggak menjamin bisa mengenal pasangan dengan sebenarnya, Makanya, dalam Islam nggak boleh (pacaran, red.). Karena bukannya saling mengenal, nanti malah kebablasan setan yang mengenalkan kita ke yang nggak-nggak. Hehehe.

Ada nggak sih sesuatu yang mengejutkan, lucu, atau mengharukan setelah Mbak dan suami hidup bersama?

Banyak sih, saya dan suami ini tipe orangnya yang bercanda terus kayaknya tiap hari. Adaa aja yang dibuat bahan. Mulai dari berondongan pertanyaan, “Itu handuk basah yang naruh situ siapa?” sampai “Kamu masak apa, Dek, ini kok baunya gosong?” Hahaha. Tapi, kesalahan-kesalahan kecil nggak pernah jadi masalah buat kami. Jadi, diketawain aja. Dibuat lucu. Upaya saling mengenal tiap hari itu udah butuh tenaga, ya, jangan dihabisin buat meributkan hal-hal kecil. Yang mengejutkan, lucu, dan haru sudah banyak saya bahas di buku. Makanya, ayo baca bukunya! Hihi …

Ide untuk tidak marah sampai usia pernikahan mencapai 40 hari itu menarik. Apa latar belakang membuat kesepakatan tersebut? Dan kenapa 40 hari?

Itu saya sendiri dikasih tahu seorang kerabat. Jadi, dulu beliau juga diberi nasihat seperti itu, lalu berhasil mempraktikkan dan menularkannya kepada saya. Kenapa 40 hari? Karena katanya sebuah kebiasaan kalau sudah dilakukan selama 40 hari, ibarat otot, udah lemes. Udah jadi biasa. Hehehe. Jadi, kita coba 40 hari itu. 40 hari pertama mulai terbuka tuh (karakter pasangan, red.) sedikit-sedikit.

Di buku itu Mbak Apik juga bercerita bahwa Mbak dan suami punya kesepakatan untuk tidak tidur sebelum masalah yang tengah dihadapi saat itu selesai dibicarakan. Ini praktiknya ‘kan susah, Mbak? Ada tip-tip nggak biar kita bisa konsisten mengikuti ide itu?

Apa ya, nggak ada tips macem-macem, sih. Cuma saya dan suami sepakat, apa pun masalahnya, yang pertama kali jadi orientasi kita adalah sabar dan fokus ke solusi. Sabar, karena menghadapinya kalau bisa nggak perlu marah-marah, karena kita yakin yang dinilai sama Allah itu juga prosesnya. Jangan sampai kita diuji malah nggak lolos ujian ini, karena kita menjalani prosesnya dengan kondisi emosi yang buruk. Kedua, fokus di solusi untuk meminimalisir drama. Ya, pasangan mana sih yang mau berantem? Marahan sama pasangan setelah nikah itu nggak ada seru-serunya, nggak ada benefitnya. Jadi, kita fokus ke solusi, biarpun pahit prosesnya, tapi ini untuk kebaikan bersama. Saya jadi belajar buat nggak kelamaan ngambek, suami juga belajar buat lebih memahami kalau saya ngambek karena, ya, itu tadi … fokus ke solusi. Hehehe.

Pasangan suami-istri itu ‘kan perlu saling mengerti, terutama setelah punya anak. Ada pengalaman menarik tentang hal ini?

Setelah kelahiran anak pertama, saya jadi banyak belajar. Begitupun suami. Waktu itu saya merasa bahwa sayalah yang harus dipahami, apalagi sebagai ibu baru. Tapi, ternyata setelah berbulan-bulan berselang, suami saya bercerita bagaimana bingungnya dia, bagaimana rasanya dia saat menjadi ayah yang baru. Di situ saya sadar, bahwa yang beradaptasi dengan kondisi ini nggak cuma saya, tapi suami juga. Yang syok nggak cuma saya, suami juga. Yang berkorban nggak cuma saya, tapi suami juga. Saya dan suami suka sekali bercerita dan sharing di sela-sela mengasuh anak atau menjelang tidur, tentu saja dengan rules: gadget ditaruh dulu, hehehe. Dan waktu-waktu itu menjadi waktu yang berharga buat kami untuk saling bertukar pikiran atas apa yang dirasakan satu sama lain.

Pertanyaan terakhir dan mungkin banyak menjadi uneg-uneg di benak pasangan muda nih, Mbak: Ada nggak tip-tip biar disayang mertua? Apa saja?

Ini ada di buku Melangkah Searah! Hihi. Tapi, menurut saya, sebenarnya beda mertua, ya beda rumusnya. Kalau saya sih, ketika ingin disayang, kita juga harus mulai untuk menyayangi. Berkirim hadiah juga bisa menjadi salah satu upaya. Sering-sering telepon kalau jauh dari mertua. Kalau seatap, posisi pasangan juga harus tegas untuk lebih adil menempatkan kita dan pasangan. Tunjukkan bakti kita kepada mertua, sebagaimana kepada orangtua sendiri. Dan yang paling krusial adalah minta sama Allah agar hati kita dan mertua dilembutkan. Karena memang adaptasi mertua-menantu ini tantangan.

***

 

Menapaki kehidupan rumah tangga ibarat menempuh sebuah perjalanan. Kadang kita menemui jalan yang lurus, berliku, menanjak, atau menurun. Kadang bergelombang dan terjal, tapi kadang sangat mulus dan mudah dilalui.

Selama beberapa tahun Aji Nur Afifah menuliskan pengalaman rumah tangganya di www.ajinurafifah.tumblr.com dan awal tahun ini, alhamdulillah, ia telah merampungkan naskahnya yang berjudul Melangkah Searah dan diterbitkan oleh Qultummedia.

Buku ini bisa Pembaca dapatkan secara online di republikfiksi.comGramedia.com dan toko buku online yang lain, atau secara offline di GramediaGunung AgungTM Bookstore, dan toko buku offline yang lainnya. 

*Sumber foto: freepik.com

7 Fenomena Sains Modern Ini Ada di Dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an bukan hanya kitab yang berisi tatacara ibadah. Di dalamnya terkandung banyak ilmu dan hikmah yang sampai hari ini belum seluruhnya terungkap. Bagi siapa pun yang tekun mempelajarinya, ia akan menemukan mukjizat-mukjizat yang menakjubkan.

Empat belas abad silam, bulan Ramadan menjadi momentum yang sepenuhnya baru bagi manusia. Kala itu, teka-teki tentang tujuan penciptaan manusia sekaligus keprihatinan terhadap kondisi masyarakat menyita perhatian seorang lelaki dari Bani Hasyim.

Muhammad, nama laki-laki itu. Demi mencari jawaban bagi pertanyaan tersebut, Muhammad kerap menyendiri dan menenangkan pikiran di Gua Hira. Berharap menemukan jawaban dari kegelisahannya itu.

Saat itulah, sebuah anugerah yang besar Allah berikan padanya. Dengan membawa wahyu, Jibril datang padanya. “Iqra’!” ujar Jibril. Tubuh Muhammad bergetar. Ia menjawab apa adanya, “Aku tidak bisa membaca.”

Percakapan tersebut terulang sampai tiga kali. Dan dari buku-buku tafsir, kita mengetahui bahwa selanjutnya Jibril membacakan Surah Al-Alaq ayat satu sampai lima kepada Muhammad. Dan sejak malam yang penuh keberkahan itu, suami Khadijah yang dikenal jujur itu diangkat sebagai utusan Allah (rasulullah).

***

Sampai detik ini, Al-Qur’an terus menjadi perbincangan di kalangan ilmuwan. Selalu ada pengetahuan baru yang dapat diambil darinya. Bahkan beberapa dari mereka sampai memeluk Islam, karena takjub dengan mukjizatnya.

Seiring perkembangan waktu dan teknologi, kini semakin banyak fakta sains di dalam Al-Qur’an yang telah terbukti. Hal tersebut menunjukkan Al-Qur’an bukan karangan manusia, melainkan firman Allah yang kebenarannya tak perlu diragukan.

Nah, Pembaca yang dirahmati Allah, berikut kami paparkan 7 fenomena sains yang disebutkan di dalam Al-Qur’an yang telah terbukti kebenarannya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita. Amin.

1. Bertemunya Dua Lautan

Pertemuan antara dua arus laut ini terjadi di Selat Gibraltar, tepatnya di antara Spanyol dan Maroko. Menurut para ilmuwan, fenomena tersebut terjadi karena air laut dari Samudera Atlantik dan dari Laut Mediterania memiliki karateristik yang berbeda, dilihat dari suhu air, kadar garam, dan kerapatannya.

Mengenai fenomena bertemunya dua lautan ini, Al-Qur’an telah menjelaskannya 14 abad silam. Allah berfirman,

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ. بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَا يَبْغِيَانِ

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampui masing-masing.” (QS. Ar-Rahman: 19-20)

2. Garis Edar Tatasurya

Menurut ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan 720.000 km/jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh 17.280.000 kilometer dalam sehari.

Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan dalam jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta pun sama.

Fenomena tatasurya dan garis edar ini sudah tertulis di dalam Al-Quran, antara lain di dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 33.

       وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُوْنَ

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”

3. Ledakan Raksasa atau Big Bang

Big Bang diyakini sebagai peristiwa yang menyebabkan terbentuknya alam semesta. Teori ini didasarkan pada kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta.

Berdasarkan teori ini, dikatakan bahwa alam semesta awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, lalu mengembang secara terus-menerus hingga hari ini. 

Hal tersebut ternyata sudah disampaikan di dalam Al-Quran tepatnya Surah Al-Anbiya ayat 30.

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَا هُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?”

4. Api di Dasar Laut

Fenomena ini ditemukan oleh seorang ahli geologi asal Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov, dan seorang ilmuwan asal Amerika Serikat.

Mereka meneliti kerak bumi dan patahannya di dasar laut lepas pantai Miami. Mereka kemudian menemukan lava cair yang mengalir disertai abu vulkanik yang suhunya mencapai 231 derajat celcius.

Al-Quran, lagi-lagi, sudah menyinggung tentang api di dasar lautan ini.

وَالْبَحْرِ الْمَسْجُوْرِ

“Dan laut yang di dalam tanahnya ada api.” (QS. At-Tur: 6)

5. Sungai di Dasar Laut

Fenomena sungai di dasar laut ditemukan oleh ilmuwan asal Prancis bernama Jaques Yves Cousteau.

Para ahli menyebut fenomena ini sebagai lapisan hidrogen sulfida, karena air yang mengalir di sungai dasar laut ini memiliki rasa air tawar. Selain itu sungai dasar laut ini ditumbuhi daun-daun dan pohon.

Fenomena ini disebutkan di dalam Al-Quran tepatnya di dalam Surah Al-Furqan ayat 53.

وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُوْرًا

“Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.”

6. Dasar Lautan yang Gelap

Manusia tak mampu menyelam 40 meter di bawah laut tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul “Oceans” dijelaskan, pada kedalaman 200 meter hampir tak dijumpai cahaya, sedangkan pada kedalaman 1.000 meter tak terdapat cahaya sama sekali.

Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan teknologi canggih. Namun, Al-Qur’an telah menjelaskan keadaan dasar lautan tersebut sejak ribuan tahun yang lalu.

أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا ۗ وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللهُ لَهُ نُوْرًا فَمَا لَهُ مِنْ نُوْرٍ

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-menindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah maka tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.

7. Sidik Jari Manusia

Sidik jari ditemukan pada akhir abad ke-19. Sebelumnya, mayoritas orang menganggap jika sidik jari adalah lengkukan-lengkukan biasa tanpa makna khusus.

Setiap manusia, termasuk mereka yang terlahir kembar identic, memiliki pola sidik jari yang berbeda. Dengan kata lain, salah satu tanda pengenal manusia terdapat pada ujung jari mereka.

Al-Quran telah menjelaskan tentang kesempurnaan jari manusia ini.

بَلٰى قَادِرِيْنَ عَلٰى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ

“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.”

***


Sab’ul Munjiyat, bermakna tujuh surat yang dengan izin Allah bisa memberikan pertolongan.

Sebagai muslim yang baik, sudah selayaknya kita menyambut datangnya bulan Ramadan dengan suka cita. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menyatakan bahwa siapa pun yang bahagia dengan datangnya bulan suci itu, ia akan masuk surga.

Kebahagiaan yang dimaksud tentu disebabkan oleh balasan kebaikan yang Allah lipatgandakan pahala dan keberkahannya. Sebuah anugerah yang tidak akan kita terima di luar bulan mulia itu.

Untuk menemani puasa dan detik-detik menjelang berbuka, Qultummedia menerbitkan buku Sab’ul Munjiyat: 7 Surat Pembuka Jalan Keluar ini. Sebuah buku yang menghimpun surat-surat di dalam Al-Qur’an yang mengandung hikmah dan banfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Buku ini sudah tersedia di toko buku online dan offline.

*Sumber foto:
https://www.ancient-origins.net/history-ancient-traditions/dome-rock-0010986

Setelah Dia Pergi: Sebuah Percakapan dengan Hati

Meski tak diinginkan, kehilangan pernah dirasakan oleh semua orang; mengubah pandangannya tentang cinta, masa depan, mungkin juga kehidupan. Membuatnya sadar bahwa sehebat apa pun ia mencintai kekasihnya, tak ada ikatan yang cukup kuat untuk terus menyatukan keduanya.

***

Untuk diriku yang pernah terluka,

Lihatlah dirimu, kau jauh dari apa yang dulu pernah kau takutkan. Kau sepenuhnya baik-baik saja. Kau bertemu orang-orang yang menyenangkan, kau pergi ke tempat-tempat yang penuh keindahan. Kau sangat menikmati hidupmu.

Bayanganmu tentang keterpurukan, penyesalan panjang, masa depan yang kelam, dan luka yang mustahil terobati nyatanya tak pernah kau alami. Kau menjalani hari-hari dengan senyuman. Sesuatu yang tak terpikirkan olehmu saat itu; saat orang yang kau cintai memilih pergi.

Dulu kau berkata hidupmu telah usai. Harapan yang terus kau pupuk tak pernah berbunga dan cinta yang selalu kau siram justru mengering. Kau bilang, “Untuk apa meraih impian, jika di sampingku tak ada orang yang kusayang?”

Aku tak pernah lupa hari-hari itu. Hari-hari kau menjadi orang yang sepenuhnya berbeda. Tak ada nyanyian yang cukup merdu untuk menghibur hatimu. Tak ada canda yang cukup lucu untuk membuatmu tertawa. Orang-orang berkata bahwa kau berubah, tapi kau bersikukuh menjawab baik-baik saja.

Bagimu, orang yang kau cinta adalah segalanya. Pusat hidup dan matimu. Surga dunia dan akhiratmu. Selalu ada waktu kau berkabar padanya, meski sering kau tak mendapat balasannya.

Masa mudamu tak terasa terus merayap. Usia membawamu mendaki tangga pengalaman. Hidup menempamu dengan berbagai kesulitan. Semua yang ada di luar dirimu tampak berubah, tapi kau sadar, ada yang tak berubah di dalam dirimu. Ingatanmu. Ya, ingatanmu masih sering mengajakmu kembali.

Ketika malam mulai menguasai alam, ketika sepi menyelimuti bumi, ingatan diam-diam membujukmu untuk bercengkerama. Melihat lagi jalan-jalan yang telah kau tempuh, persinggahan-persinggahan kau melepaskan penat, rumah-rumah yang pernah kau kunjungi. Kau berbagi asa dengannya, bertukar cerita dan rasa.

Sampai satu titik ketika kau tak sanggup menguasai dirimu, sudut matamu menggenangkan air kesedihan. Dan selama sekian detik, kenangan tentangnya: lembut sapanya, wangi parfumnya, dan sungging senyumnya, membanjiri duniamu. Membuatmu tenggelam dan tak ingin kembali ke permukaan.

Malam semakin larut, dan harapan akan datangnya pagi tak pernah lagi melintas di kepalamu. Kau pun meluapkan perasaan. Kau menangis sejadinya.

Tak pernah kau sadari, malam itu adalah malam yang paling berharga dalam hidupmu. Meski kau menghabiskannya dengan deraian air mata, malam itu menjadi awal bahagiamu hari ini. Kenangan yang berabad-abad kau dekap akhirnya kau lepaskan. Impian masa lalu yang selalu kau simpan akhirnya kau relakan.

Pagi harinya saat terbangun, kau terkejut dengan apa yang terjadi padamu. Tidur panjangmu serupa adegan film yang tak sepenuhnya kau ingat. Tapi, kau tak terlalu mempersoalkan. Sebab kau sudah menemukan jawaban teka-teki hidupmu dan mulai bisa melupakan patah hatimu.

***

Setelah Dia Pergi, sebuah catatan tentang isi hati.

Separah apa pun hati kita tersakiti, waktu menjadi penawar yang paling bisa diandalkan, paling tidak membantu kita sedikit mengabaikan sakitnya. Di sini, berlalunya waktu adalah anugerah yang jarang kita sadari, apalagi kita syukuri.

Kita tak pernah berharap kehilangan apa pun. Tapi, hidup selalu punya jalan ceritanya sendiri. Sekuat apa pun kita mengendalikannya, ada saatnya kita harus tunduk dan berlutut: pada tikungan jalan hidup yang tak pernah kita perkirakan.

Ya, di situlah harapan kadang memudar, seiring kenyataan yang bertolak belakang. Sebagian orang kemudian menghabiskan waktunya dengan meratapi takdir, sebagian melakukan perjalanan yang tak benar-benar memiliki tujuan, sebagian lagi mencari pelampiasan dengan mencari pengganti.

Buku Setelah Dia Pergi telah rilis bulan ini. Akhir Mei 2019 ini, buku pertama Dedy Chandra H. ini sudah bisa Pembaca dapatkan di toko-toko buku se-Indonesia. Saat ini, penulis tengah membuka Pre-Order melalui akun @tersenyumlah.semesta, berikut link-nya
bit.ly/pesanbukusdp

*Sumber foto: freepik.com

9 Peristiwa Besar Ini Terjadi di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan menjadi saksi perjalanan sejarah umat Islam. Kenangan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya membuat kita takjub sekaligus haru dengan agama ini. Mulai perjuangan Rasulullah, sahabat, ulama, hingga pahlawan negara kita, Ramadan terlibat sebagai latar waktu.

***

Kemuliaan Ramadan bukan hanya terletak pada banyaknya pahala yang bisa kita raih dengan melakukan amal saleh di dalamnya, tapi juga kisah perjuangan yang menyentuh hati yang terjadi pada momentum mulia ini. Pembaca yang dirahmati Allah, berikut kami rangkumkan peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi atau dialami oleh umat Islam di bulan Ramadan. Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan dan meningkatkan iman kita sebagai muslim.

1. Al-Quran Diturunkan

Mendekati masa-masa Al-Quran diturunkan, Rasulullah sering berkhalwat di Gua Hira. Mengasingkan diri dari manusia dan beribadah dengan tenang di sana. Kadang puluhan hari, kadang bisa sampai satu bulan.

Pada tanggal 17 Ramadan tahun 13 Sebelum Hijriah, Rasulullah menerima wahyu pertama di gua tersebut, yaitu Surah Al-Alaq ayat 1-5. Peristiwa itu merupakan momentum terbitnya cahaya Islam yang kemudian menyinari segenap penjuru dunia, berabad-abad sesudahnya.

2. Perang Badar

Perang Badar adalah perang yang sangat penting dan menentukan dalam sejarah umat Islam. Perang ini merupakan perang pertama dan awal bagi kemenangan kaum muslimin dalam peperangan-peperangan berikutnya.

Perang Badar terjadi pada Jumat, 17 Ramadan tahun 2 Hijriah. Berkat pertolongan Allah, kaum muslimin berhasil memenangkan perang tersebut, meski kalah jauh dari segi jumlah pasukan.

3. Pembebasan Kota Mekkah

Pada tanggal 20 Ramadan tahun 8 Hijriah, kaum muslimin mendapat anugerah yang sangat mereka syukuri. Pada tanggal tersebut, doa Rasulullah dan para sahabat agar Allah memenangkan perjuangan mereka merebut Mekah dan memberikan hidayah bagi penduduknya dikabulkan.

Orang-orang Mekah berbondong-bondong masuk Islam. Pada hari itu juga, Rasulullah juga memaafkan orang-orang yang dulu menyakiti dan mengusir beliau.

4. Syiar Islam Sampai ke Yaman

Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam. Tidaklah sebuah negeri dinaunginya, kecuali banyak keberkahan ditemukan di sana.

Pada bulan Ramadan tahun 10 Hijriah, Islam telah sampai di Yaman. Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib membawa surat beliau untuk penduduk Yaman, khususnya Suku Hamdan, dan menyiarkan Islam kepada mereka. Tak sia-sia, hanya dalam satu hari, mereka semua memeluk Islam.

5. Pembebasan Andalusia

Pada tanggal 28 Ramadan tahun 92 Hijrah, Bani Umayyah mengirim panglima Islam Tariq bin Ziyad untuk membebaskan Andalus, atau saat ini kita kenal dengan Spanyol. Tariq dan pasukan muslim menggunakan armada yang tangguh untuk menyeberangi laut yang memisahkan benua Afrika dan Eropa.

Setelah sampai, Tariq berinisiatif untuk membakar kapal-kapal kaum muslimin, agar tak ada yang berpikir untuk mundur dari pertempuran. Atas rahmat Allah, Andalusia akhirnya jatuh ke tangan mereka.

6. Kekalahan Tentara Mongol

Pada tahun 1260 hingga 1405 Masehi, tentara Mongol melakukan penaklukan hingga hampir seluruh benua Asia. Pada tahun 1258, tentara pimpinan Hulagu Khan menyerang Baghdad. Dalam serangan itu, banyak umat Islam yang terbunuh.

Pada tanggal 15 Ramadan tahun 658 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1260 Masehi, tentara Islam bangkit dan melakukan serangan balasan dibawah pimpinan Sultan Qutuz. Dalam pertempuran itu, pasukan muslim meraih kemenangan.

7. Kemenangan Shalahuddin Al-Ayyubi

Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil meraih kemenangan dalam Perang Salib pada bulan Ramadan tahun 584 Hijriah.

Pada hari penaklukannya, Shalahuddin Al Ayyubi berkata, “Demi Allah, sesungguhnya penghancuran benteng di Asqalan (masuk wilayah Palestina saat ini) lebih kusukai walaupun aku harus kehilangan seluruh anakku, karena penguasaan Asqalan demi kemaslahatan Islam dan kaum muslimin.”

8. Penaklukan Konstantinopel

Peristiwa besar terjadi pada bulan Ramadan tahun 874 Hijriah. Usai shalat subuh, pasukan kapal perang kaum muslimin menggempur benteng Konstantinopel dari arah belakang.

Dengan izin Allah, pada hari pengepungan ke-53, takluklah benteng Konstantinopel. Perlawanan tentara Romawi Timur sangat sengit, tapi perjuangan pasukan muslim tak mampu mereka atasi.

9. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Bertepatan dengan 17 Agustus 1945 atau 9 Ramadaan 1364 Hijriah, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Ir. Soekarno dan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta Pusat.

Ramadan adalah bulan yang punya banyak keistimewaan. Termasuk pengalaman umat muslim dalam perjuangan-perjuangan yang kami paparkan di atas. Semoga Allah SWT mempertemukan kita kembali dengan bulan yang mulia tersebut.

***

Sab’ul Munjiyat, bermakna tujuh surat yang dengan izin Allah bisa memberikan pertolongan.

Sebagai muslim yang baik, sudah selayaknya kita menyambut datangnya bulan Ramadan dengan suka cita. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menyatakan bahwa siapa pun yang bahagia dengan datangnya bulan suci itu, ia akan masuk surga.

Kebahagiaan yang dimaksud tentu disebabkan oleh balasan kebaikan yang Allah lipatgandakan pahala dan keberkahannya. Sebuah anugerah yang tidak akan kita terima di luar bulan mulia itu.

Untuk menemani puasa dan detik-detik menjelang berbuka, Qultummedia menerbitkan buku Sab’ul Munjiyat: 7 Surat Pembuka Jalan Keluar ini. Sebuah buku yang menghimpun surat-surat di dalam Al-Qur’an yang mengandung hikmah dan banfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Buku ini sudah tersedia di toko buku online dan offline.

*Sumber gambar: freepik.com

Melangkah Searah: Catatan 40 Hari Tanpa Bertengkar

Menikah tak menjamin hidup kita lepas dari masalah. Bagi sebagian orang, menikah justru mengundang masalah yang tak pernah datang dalam hidup orang yang melajang. Perbedaan dengan pasangan sering menjadi penyebab. Terlebih jika kita kurang dewasa menyikapinya.

***

Ada yang berkata bahwa 40 hari pertama pernikahan adalah masa-masa yang sulit. Sebab, saat itu kita tengah berproses untuk lebih mengenal pasangan. Bukan mustahil pasangan kita ternyata pribadi yang sama sekali berbeda dari yang kita kenal sebelumnya. Atau setidaknya, tidak persis seperti yang kita kenal.

Mungkin karena alasan itu, beberapa pasangan muda mencoba untuk menahan emosi pada 40 hari pertama pernikahan mereka. Tujuannya agar masing-masing belajar menguasai hati dan menjaga perasaan pasangannya.

          Baca juga: Aji Nur Afifah: Cerita-cerita Perjalanan

Anjuran sebagian orang itu tentu bukan main-main. Dan dari hal tersebut, tersirat pesan bahwa menikah harus dipersiapkan dengan matang. Seandainya masalah rumah tangga itu sederhana, tak mungkin ada anjuran seperti itu.

Aji Nur Afifah, penulis Melangkah Searah, berbagi kisah pribadinya saat mengikuti tantangan tersebut. Berikut kami sadurkan ceritanya dari buku bestseller itu.

***

“Beberapa bulan kemudian, aku mengajukan tantangan itu pada suamiku. Kupikir yang harus berjuang bukan hanya aku sendiri, melainkan harus ada kerja sama di antara kami berdua.

“Benar seperti kata orang, hari-hari awal pernikahan tidaklah mudah. Perlahan, aku mengenal Mas lebih dekat. Saat itu, perbedaan-perbedaan kecil hampir mematahkan komitmen kami.

“Mas pun lebih tahu tentangku. Aku yang notabene anak rumahan, cukup terkejut saat harus banyak melakukan hal secara mandiri. Terlebih aku merasa minder saat Mas mengetahui aku tak pandai masak.

“Tapi, alhamdulillah, Allah menganugerahiku suami yang pengertian. Mas tak pernah protes akan hal itu. Bahkan Mas sering mengantarkanku ke pasar untuk menuntunku belajar menu masakan baru.

“Kepribadian Mas yang peka terhadap sekitar membuat aku belajar. Di awal pernikahan, Mas sering mendahuluiku berbenah dan merapikan rumah. Sebagai seorang istri, aku merasa malu. Namun, secara perlahan aku bisa mencontoh kebaikan darinya.

“Tantangan 40 hari tanpa bertengkar berhasil kami lewati. Kami belajar untuk tidak mengungkit kesalahan satu sama lain. Kami tak pernah merahasiakan masalah. Semuanya harus diceritakan.

“Seusai menikah, tak perlu ada yang kita tutupi. Justru saat ada luka yang terpendam, itu akan menambah masalah yang lebih besar.

“Ajak pasangan untuk bercerita. Luangkan waktu sejenak untuk berdua. Menikah bukan lagi soal aku dan kamu, karena takdir telah mengubahnya menjadi kita.”

***

Rumah tangga ibarat samudera yang luas. Kita membutuhkan bahtera yang kuat untuk mengarunginya, bukan sampan kecil yang rapuh, agar ombak yang datang atau badai yang menghadang tak sampai membuatnya karam.

 

          Baca juga: Bincang-bincang Bareng Penulis Melangkah Searah

Pasangan yang baru menjalani kehidupan rumah tangga kadang kurang sabar dalam mengelola perbedaan; ombak atau badai yang sebenarnya wajar bagi siapa pun yang berumah tangga. Padahal, boleh jadi itu baru perbedaan kecil di antara mereka. Sementara perbedaan besar akan datang beberapa tahun setelah mereka menjalani hidup bersama.

Jika perbedaan kecil membuat mereka bingung dan kehilangan arah, bagaimana dengan perbedaan besar yang kelak datang?

Nah, Teman-teman, mumpung masih ada kesempatan, mari terus belajar dan persiapkan segalanya dengan lebih baik. Tidak ada dua orang yang hidup bersama yang identik kepribadian, kebiasaan, kecenderungan, cara berpikir, bahkan hobinya. Artinya, perbedaan adalah sesuatu yang biasa.

Tak perlu kita mengkambinghitamkannya sebagai penyebab rusaknya bahtera kita.

***

Melangkah Searah, karya Aji Nur Afifah

Menapaki kehidupan rumah tangga ibarat menempuh sebuah perjalanan. Kadang kita menemui jalan yang lurus, berliku, menanjak, atau menurun. Kadang bergelombang dan terjal, tapi kadang sangat mulus dan mudah dilalui.

Selama beberapa tahun Aji Nur Afifah menuliskan pengalaman rumah tangganya di www.ajinurafifah.tumblr.com dan awal tahun ini, alhamdulillah, ia telah merampungkan naskahnya yang berjudul Melangkah Searah dan diterbitkan oleh Qultummedia.Meski baru sebulan terbit, buku ini sudah memasuki cetakan kedua.

Buku ini bisa Pembaca dapatkan secara online di republikfiksi.comGramedia.com dan toko buku online yang lain, atau secara offline di GramediaGunung AgungTM Bookstore, dan toko buku offline yang lainnya. 

Muhasabah: Benarkah Cinta Adalah Jawabannya?

Cinta punya makna yang berbeda-beda menurut orang yang merasakannya. Tapi, setelah rasa itu lama bersemayam, kita akan sepakat tentang satu hal: Cinta membuat sepasang kekasih saling memahami.

***

Masalah bukan barang asing bagi orang yang sedang menjalin hubungan. Seorang teman pernah bercerita bahwa dirinya baru berselisih dengan sang kekasih, lalu curhat pada kita dan mengatakan bahwa kekasihnya itu egois.

Dalam kehidupan rumah tangga tak jauh berbeda, bahkan skalanya lebih serius, yakni sampai berujung perceraian. Kita pun tercenung. Menikah ternyata tak menghalangi masalah untuk datang.

Dari semua itu, kita perlu mencermati satu hal. Bahwa hubungan antara dua orang tak bisa hanya didasarkan pada cinta. Perlu kedewasaan dari masing-masing pihak untuk saling mengerti dan mau memahami.

Kita bisa belajar dari orang-orang hebat tentang persoalan itu. Memikirkan dalam-dalam kalam bijak mereka dan, dengan niat untuk terus memperbaiki diri, mengamalkannya dalam hidup sehari-hari.

Nah, Pembaca yang baik, berikut kami tuliskan kalimat-kalimat para tokoh Islam tentang cinta dan bagaimana cara kita menyikapinya. Semoga bermanfaat!

***

 

“Never explain yourself to anyone, because the one who likes you would not need it, and the one dislikes you wouldn’t believe it.” – Ali bin Abi Thalib

Jangan pernah menjelaskan dirimu kepada siapa pun, karena orang yang menyukaimu tidak akan membutuhkannya, dan orang yang tak menyukaimu tidak akan mempercayainya.

***

“The minute I heard my first love story, I started looking for you, not knowing how blind that was. Lovers don’t finally meet somewhere. They’re in each other all along.” –Jalaluddin Rumi

Begitu aku mendengar kisah cinta pertamaku, aku mulai mencarimu, tidak tahu seberapa buta itu. Orang yang punya cinta akhirnya tidak bertemu di suatu tempat. Mereka satu sama lain selama ini.

***

“Goodbyes are only for those who love with their eyes. Because for those who love with heart and soul there is no such thing as separation.” –Jalaluddin Rumi

Selamat tinggal hanya untuk mereka yang mencintai dengan mata. Karena bagi mereka yang mencintai dengan hati dan jiwa tak ada yang namanya perpisahan.

***

“The man dreams of a perfect woman and the woman dreams of a perfect man and they don’t know that Allah created them to perfect one another.” –Ahmad Al-Shugairi

Para lelaki memimpikan perempuan yang sempurna. Perempuan pun memimpikan lelaki yang sempurna. Mereka tak tahu bahwa Allah menciptakan mereka untuk saling menyempurnakan.

***

“Behind every great man is not a woman. She is beside him, she is with him, not behind him.” –Tariq Ramadan

Di belakang setiap lelaki hebat bukanlah seorang perempuan. Dia ada di sampingnya, bersamanya, bukan di belakangnya.

***

“One of the most sincere forms of love and care is when someone prays for you without you ever knowing. Be that beautiful someone.” –Mufti Ismail Menk

Salah satu bentuk cinta dan perhatian yang paling tulus adalah ketika seseorang berdoa untukmu tanpa kau sadari. Jadilah seseorang yang indah itu.

***

“When you feel lonely, remember that Allah is the companion of those who remember Him.” –Dr. Bilal Phillips

Ketika kamu merasa kesepian, ingatlah bahwa Allah adalah sahabat mereka yang mengingat-Nya.

***

“When God loves you, He places the love of you in the hearts of the people whose love is worth having.” –Omar Suleiman

Ketika Tuhan mencintaimu, Dia menaruh cinta padamu di hati orang-orang yang cintanya layak dimiliki.

***

“Love the people you think you’d want to be with in the Hereafter.” –Omar  Suleiman

Cintai orang-orang yang kamu pikir ingin bersamamu di Akhirat.

***

“Oh my heart, there is another way to love. Do not love the gift for what the gift is. Love the gift for who it came from.” –Yasmin Mogahed

Hatiku, ada cara lain untuk mencintai. Jangan mencintai pemberian berdasarkan untuk apa pemberian tersebut. Tapi cintalah berdasarkan dari siapa pemberian itu berasal.

***

Laiknya sebuah masalah yang pasti datang, tiap diri kita pasti akan merasakan cinta. Tak ada yang menjamin kita bisa merawat hubungan yang kita miliki. Sebab boleh jadi hidup mengarahkan kita pada ujian yang luar biasa.

Namun, justru di situlah cinta tumbuh dan membantu kita menangkal hal itu. Kita belajar untuk mendewasakan diri sebelum bertanggung jawab menjaga orang lain.

***

Persoalan dalam hidup bisa datang kapan saja. Kita sering tidak bisa mengatur apalagi menghindarinya. Dan, satu di antara persoalan-persoalan itu adalah soal … kehilangan orang terkasih.

Klise, mungkin. Tapi masalah tetap masalah, dan karena itu tetap harus kita selesaikan.

Siapa pun ingin kekasihnya tetap berada di sisinya. Tapi, kenyataan sering tak bisa diajak kerjasama. Sebesar apa pun cinta kita, seluas apa pun perhatian kita, ketika sesuatu itu harus terlepas, tak ada yang bisa kita lakukan.

Kita tentu tak sedang baik-baik saja. Tapi bagaimanapun, kita tetap harus melanjutkan hidup. Seperti dikatakan penulis buku I’m Not Fine ini.

Buku yang baru kami rilis pada bulan Maret ini sudah tersedia di toko buku; menunggu dihampiri dan dibaca. Direnungkan dan dijadikan teman setia, saat seseorang beranjak dari sisimu.

Selamat membaca!

*Sumber foto: pixabay.com




7 Peristiwa Penting & Luar Biasa di Bulan Rajab

Rajab merupakan bulan istimewa. Di dalamnya terdapat amalan-amalan yang khusus dianjurkan pada bulan ini saja. Juga peristiwa bersejarah yang mengunggah iman dan kekaguman kita.

***

Kalender Hijriyah terdiri dari 12 bulan, sama dengan kalender Masehi. Di seluruh bulan ini, atau selama satu tahun penuh, kita diajak untuk tidak bosan beramal baik.

Meski begitu, setiap bulan mempunyai keistimewaan masing-masing, terutama dalam kaitan dengan peristiwa bersejarah di masa lalu. Dan, Rajab termasuk bulan ketika peristiwa penting dalam perjalanan sejarah umat Islam banyak terjadi.

Pembaca yang dirahmati Allah, berikut kami rangkumkan peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi pada umat Islam di bulan Rajab. Semoga tulisan singkat ini bisa membantu kita untuk semakin mengenal agama kita dan membuat kita semakin termotivasi beramal baik.

1. Isra Mi’raj

Isra Mi’raj terjadi pada bulan Rajab tahun 10 kenabian (620 M). Peristiwa Isra Mi’raj sangat penting bagi umat Islam dikarenakan saat itu, untuk pertama kalinya, Rasul mendapat perintah shalat lima waktu.

Karena peristiwa ini, setiap tahun umat Islam memperingati Isra Mi’raj. Selain sebagai bentuk syiar, memperingati peristiwa tersebut juga merupakan bagian dari rasa syukur kepada Allah.

2. Disyariatkannya Shalat 5 Waktu

Seiring terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj, Allah memerintahkan Rasulullah, untuk pertama kalinya, mengerjakan shalat 5 waktu. Awalnya jumlah shalat yang Allah wajibkan lebih dari itu, tapi oleh para nabi yang lain, Rasulullah dianjurkan untuk meminta keringanan kepada Allah.

Allah kemudian mengabulkan permintaan Rasulullah dan mewajibkan beliau hanya 5 shalat saja, yaitu Subuh, Zuhur, Asar, Maghrib, dan Isya.

3. Kemenangan Umat Islam dalam Perang Tabuk

Dalam Perang Tabuk, kaum muslimin menempuh perjalanan yang jauh dari Madinah menuju Syam. Perang ini berlangsung singkat, lantaran Bangsa Romawi gentar dengan pasukan Islam yang berjumlah 30.000 orang.

Dengan izin Allah, pada bulan Rajab Rasulullah saw memenangkan Perang Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H.

4. Pembebasan Baitul Maqdis

Pada 27 Rajab 583 H, Shalahuddin al-Ayyubi bersama pasukan muslimin mengepung Yerussalem untuk membebaskan Baitul Maqdis yang sudah 88 tahun dikuasai oleh tentara salib.

Peristiwa ini adalah tonggak bersejarah bagi umat Islam, sebab akhirnya mereka bisa menjalankan Islam tanpa rasa khawatir.

5. Perubahan Kiblat

Umat Yahudi pernah mengejek umat Islam dengan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kiblat sendiri. Pasalnya, ketika shalat umat Islam menghadap ke arah Masjidil Aqsha, kiblat umat Yahudi.

Tatkala Rasulullah saw hijrah ke Madinah, beliau diperintah oleh Allah untuk mengubah kiblat atau arah shalat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram. Peristiwa ini terjadi pada pertengahan bulan Rajab, saat Rasulullah saw tengah mengerjakan shalat jamaah.

Masjid tempat Rasulullah dan umat Islam shalat itu kemudian dikenal dengan Masjid Dzul Qiblatain, atau Masjid dengan Dua Kiblat.

6. Hijrah ke Ethiopia

Pada bulan Rajab tahun kelima Hijriyah, Rasulullah memerintahkan pengikutnya untuk berhijrah ke Habasyah, atau Ethiopia saat ini.

Kala itu, Habasyah diperintah oleh seorang raja yang bijaksana bernama Najasyi. Hijrah tersebut dilakukan untuk menyelamatkan umat Islam dari gangguan kaum kafir Mekah yang sangat memusuhi mereka.

Seperti kita tahu, pada masa-masa awal dakwah Rasulullah di Mekah, banyak orang kafir yang menolak risalah Islam. Tak hanya menolak, mereka juga memusuhi Rasulullah dan orang-orang yang beriman kepada beliau.

7. Pembebasan Damaskus

Pada bulan Rajab tahun 14 H, tentara muslim dibawah komando Abu Ubaidah bin al-Jarrah dan Khalid bin Walid menaklukan kota Damaskus dan menguasainya. Sebelumnya, kota tua nan bersejarah itu dikuasai oleh balatentara Romawi.

Tepat satu tahun setelah penaklukan itu, Khalid bin al-Walid kembali memimpin pasukan muslim dalam Perang Yarmuk, yang terjadi pada Senin, bulan Rajab juga, tahun 15 H.

***

Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan (asyhurul hurum). Larangan untuk melakukan maksiat lebih ditekankan pada bulan ini dibanding pada bulan-bulan yang lain, sebab kemuliaan bulan tersebut.

Rasulullah pun begitu memuliakan bulan Rajab. Setiap memasuki bulan ini beliau berdoa kepada Allah, “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan panjangkanlah usia kami hingga bulan Ramadan.”

Keteladanan Rasulullah menjadi topik pembicaraan yang melintasi masa. Puluhan –kalau bukan ratusan– buku ditulis tentangnya.

Buku ini adalah salah satu karya terbaru Arif Rahman Lubis yang juga merekam keteladanan Rasulullah itu. Di dalamnya kita akan menemukan mutiara tak ternilai tentang keindahan akhlaknya –yang dikagumi bukan hanya oleh pengikutnya yang setia tapi juga musuh-musuhnya yang kejam, dan bagaimana kita, sebagai generasi muda, mencontoh tindak-langkah Sang Utusan.

Buku Teladan Rasul sudah dirilis Maret ini. Pembaca sudah bisa mendapatkannya di toko buku, online dan offline, di seluruh Indonesia. Komunikasi seputar buku ini juga bisa dilakukan dengan penulisnya melalui Instagram @arifrahman.lubis atau Twitter @arifrahmanlubis.

*Baca selengkapnya https://muslim.or.id/853-amalan-di-bulan-rajab.html

*Sumber foto: freepik.com