Efek Konstruktif dan Psikologis Shalat - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
24513
post-template-default,single,single-post,postid-24513,single-format-standard,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952

Efek Konstruktif dan Psikologis Shalat

Shalat sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT memiliki kekuatan supernatural yang berbekas pada diri setiap orang yang mendirikan shalat. Shalat mampu membentuk kepribadian positif yang bersumber dari cahaya Iman yang dipancarkan Allah SWT. Sebagaimana dijabarkan dalam buku “Keajaiban Shalat Rawatib” karya Dr. Ahmad Sudirman Abbas, M.A., efek kekuatan shalat di antaranya sebagai berikut.

1. Shalat sebagai unsur pembentuk kepribadian seorang mukmin
Al-Qur`an telah menampilkan shalat dari berbagai segi. Di bagian terdepan dari permulaan Al-Baqarah, diterangkan bahwa shalat itu merupakan sifat orang-orang yang memperoleh petunjuk dari Tuhan dan mereka adalah orang-orang beruntung.

Shalat merupakan unsur kedua dari unsur-unsur keimanan perorangan. Di samping itu, ditampilkan pula bahwa shalat merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur kebaikan dan kebenaran yang telah ditetapkan Allah bagi hamba-Nya. Allah menyeru hamba-Nya untuk menunaikannya. Allah menjadikan unsur tersebut sebagai kebenaran keimanan mereka dan mengangkat mereka sebagai orang-orang yang bertakwa. Selain itu, shalat merupakan sarana bagi pencapaian pahala orang yang mengabdi untuk kemaslahatan umum. Sebagaimana difirmankan Allah SWT.

2. Pengaruh shalat bagi pendidikan kejiwaan
Al-Qur’an juga menerangkan tentang pengaruh shalat di dalam mendidik jiwa manusia, menyelamatkannya dari perbuatan keji dan mungkar, serta membersihkannya dari naluri jahat yang merusak kehidupan manusia.

Sebaliknya, Al-Qur`an juga menegaskan bahwa meninggalkan shalat merupakan tanda tenggelam seorang manusia ke dalam hawa nafsu dan jatuhnya ke dalam jurang kecelakaan dan kesesatan. Hal ini juga merupakan salah satu sebab di antara sebab-sebab keabadiannya kelak di dalam neraka.

Di dalam surat Al-Ma’un terdapat isyarat kuat yang menyatakan bahwa melalaikan shalat, tidak menunaikan hak Allah di dalam hal kekhusyukan (perasaan diawasi Allah dan perasaan akan keagungan-Nya) sebagai sebab besar di dalam mendustakan keberadaan Hari Kiamat, menghina anak yatim, dan menyia-nyiakan hak fakir miskin. Ini

Pada dasarnya, shalat lima waktu merupakan rangkaian perjalanan menghadap Tuhan, yang telah diwajibkan Allah kepada hamba-Nya di dalam waktu yang berbeda, pada setiap siang dan malam hari. Di dalam shalat, seorang mukmin melepaskan dirinya dari segala urusan duniawi dan menumpahkan seluruh pengabdiannya kepada Tuhannya dengan cara mengingat kebesaran-Nya, bermunajat kepada-Nya, dan memohon pertolongan serta petunjuk dari-Nya.

Di dalam shalat itu pula, dia menyerahkan diri sepenuhnya ke dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Pengasih, sambil menghayati kebesaran-Nya yang mutlak. Ia menjadi kecil di hadapan kebesaran-Nya dari segala kebesaran yang ada dalam kehidupan dunia ini. Sesungguhnya perjalanan ini dapat melepaskan duka nestapa, meringankan kesengsaraan, dan mewujudkan segala keinginannya yang baik.

Telah menjadi sunah Nabi Saw apabila terjadi sesuatu yang menggelisahkan hatinya, beliau melepaskannya dengan shalat, kemudian beliau bersabda.
"Telah diwujudkan kecintaanku tercurah kepada shalat."

4. Ibadah jasmaniyah tertua sepanjang risalah ketuhanan
Shalat berpengaruh besar di dalam mendidik jiwa dan mendekatkannya ke alam kesucian. Ia juga merupakan ibadah yang dikenal paling tua seiring lahirnya keimanan. Bahkan, tidak ada satu syariat pun yang meninggalkan shalat. Demikian yang diriwayatkan dari para nabi dan rasul.

5. Shalat pengiring keimanan
Kedudukan shalat di sisi Allah dan di dalam agama-Nya merupakan unsur pengiring keimanan pada seluruh risalah yang disampaikan oleh semua rasul. Islam telah datang, kemudian ia pun menempuh jalan yang dilalui oleh risalah terdahulu dan menjadikan shalat itu sebagai salah satu rukun di antara rukun-rukun agama. Islam banyak menyebutkan faedah shalat dan memerintahkan orang agar memelihara dan mendirikannya karena Allah, dengan tunduk, khusyuk, menghadapkan diri, dan mencurahkan hati sepenuhnya kepada-Nya.

Demikianlah efek shalat bagi manusia. Shalat mampu menggerakkan bidang dan bentuk yang stagnan dalam kehidupan. Shalat mampu mencairkan kebekuan hidup yang hampa. Shalat mampu membangun komunikasi yang hangat, baik secara horizontal dan vertikal. Shalat mampu menerangi gelapnya jalan hidup yang penuh dusta, kemunafikan, kesombongan, dan sebagainya.


No Comments

Post a Comment