Dear pembaca, salah satu anugerah terbesar yang wajib kita syukuri adalah hidayah dari Yang Mahakuasa. Semata-mata karena hidayah-Nya, hingga detik ini kita masih bernaung di bawah teduhnya ajaran agama kita, Islam.

Namun, hidayah bukan sesuatu yang mudah kita mengerti. Ada orang yang tak kunjung diberi hidayah oleh Allah meski sudah memintanya siang dan malam. Ada juga orang yang tak pernah menginginkannya tapi tanpa sengaja malah menemukannya.

Hidayah mungkin istilah yang tepat untuk menyebut rahmat Allah untuk memalingkan hati seorang hamba pada-Nya, dengan cara yang misterius. Sesuatu yang kadang tak masuk akal tapi nyata, atau sulit dimengerti tapi benar-benar terjadi.

Kita tentu pernah mendengar cerita tentang seorang bandit yang bertobat di tengah aksinya. Sebut saja Ibrahim bin Adham, salah satu tokoh sufi terkenal, dan Berandal Lokajaya atau Sunan Kalijaga, salah satu penyebar Islam di Jawa.

Cerita-cerita tersebut, terlepas dari unsur-unsur imajinatif yang mungkin menyelimutinya, adalah contoh betapa hidayah Allah bisa datang pada siapa saja, tanpa pandang bulu. Siapa pun yang dikaruniai hidayah, sehebat apa pun maksiat yang sudah dilakukannya, akan bertekuk lutut di hadapan-Nya.

Adakalanya hidayah datang bak angin semilir, menyadarkan penerimanya secara lembut dan perlahan. Mula-mula ia berbenah dari sesuatu yang sederhana, seperti mengubah caranya bertutur atau berbusana, lalu berlanjut mengubah caranya dalam mencari dan menggunakan rezekinya.

Adakalanya juga hidayah menerjang seperti badai yang ganas, menghantam kesadaran penerimanya dan membangunkannya seketika. Tanpa butuh waktu lama, ia mengoreksi semua yang ia pandang tak sesuai agama, mulai pikirannya, hatinya, hingga perbuatannya.

Mengapa hidayah datang dengan cara yang berbeda-beda mungkin selamanya tak bisa kita jawab. Yang pasti, siapa pun penerimanya, dia adalah orang yang beruntung.

Kita tak bisa memastikan menjadi orang yang beruntung itu. Tapi, bukankah Allah dan Rasul-Nya sering mengingatkan kita agar memohon apa pun yang kita butuhkan? Mari terus meningkatkan takwa kita pada-Nya. Semoga sebelum ajal menghampiri, Dia bermurah hati memberikan hidayah-Nya pada kita.

Amin…

 

Regard,

Firdaus Agung (Editor Qultummedia)

Leave a Comment