Hijab, Sebuah Tantangan dan Anugerah Indah

Hijab kerap menjadi isu sensitif. Bahkan, di negara tertentu hingga menyentuh level politik. Beberapa kasus pernah mencuat, seperti pelarangan pemakaian hijab di sekolah tertentu, di perusahaan, hingga di sebuah institusi pemerintahan. Salah satunya pernah dialami oleh beberapa mahasiswa IPDN yang tersangkut oleh Peraturan Kehidupan Praja (Pedupra) yang melarang mahasiswanya menggunakan hijab, kecuali di masjid.

 

Pun demikian, dengan sebuah tekad dan keimanan yang kuat, mereka tidak lantas menyerah begitu saja. Mereka bermusyawarah dan menggalang solidaritas dari praja di lingkungan internal kampus IPDN dan Forum Silaturahmi Dakwah Kampus se-Jawa Barat. Mereka bertekad untuk memperjuangkan hak praja muslimah untuk mengenakan hijab. Mereka menggelar orasi damai dan menempelkan poster-poster “HIJAB FOR PRAJA MUSLIMAH”.

Menanggapi aksi praja di lingkungan kampus IPD, rektor beserta jajarannya melakukan perundingan dengan lima orang perwakilan. Silang pendapat tak terelakkan. Dua tiga kali gebrakan meja terdengar. Namun, hal itu tidak membuat mereka gentar. Mereka mencoba meyakinkan pejabat IPDN bahwa jilbab bukanlah penghalang bagi seorang wanita untuk beraktivitas. Secara bijaknya, mereka juga memberikan konsep jilbab yang akan dipakai sehingga lebih fleksibel dan praktis.

Alhamdulillah, dari hasil perundingan tersebut membawa hasil. Pada hari Senin berikutnya, sesuai yang dijanjikan pada keputusan yang akan dibuat, pihak IPDN bersedia mencabut larangan berjilbab bagi wanita praja. Allahu Akbar!!! Demikian gema takbir, menyambut keputusan yang mereka harapkan akhirnya tercapai juga. Berkat perjuangan mereka membela keyakinan ajaran Islam menutup aurat, akhirnya mereka pun kini bisa leluasa mengenakan hijab.

Banyak kisah pahit dan menakjubkan yang dialami muslimah yang hendak mengamalkan syariat berhijab dan menjaga kehormatan dirinya. Kisah yang mereka alami bukan sebuah sandiwara belaka, tapi benar-benar murni atas dasar hidayah yang terpancang kuat di hati mereka. Keyakinan mereka tumbuh bukan atas dasar nilai-nilai materi, tapi memenuhi panggilan hati nurani dan panggilan Allah SWT untuk menjaga kesucian, keindahan yang mereka miliki, kehormatan, dan melindungi dirinya dari fitnah.

Siapa sajakah para pejuang hijab tersebut? Bagaimana kisah-kisahnya? Buku Sungguh, Hanya Karena Engkau Aku Berhijab terbitan QultumMedia ini memuat berbagai kisah para pejuang hijab dari berbagai latar belakang pendidikan, usia, dan tingkatan ekonomi. Jika kita mengetahuinya, mungkin kisah mereka telah menggetarkan penghuni langit atas kesungguhannya memperjuangkan syariat hijab. Kisah-kisah ini disusun oleh Aminah Mustari dkk. yang patut dijadikan teladan bagi setiap muslimah dalam menerjemahkan arti kehormatan, kesucian, fashion, dan perlindungan terhadap perempuan melalui hijab.

Mereka telah merasakan anugerah indah hijab yang dilalui dengan sebuah tantangan. Anugerah ini tidak akan dirasakan, kecuali oleh para hijabers sejati. Nah, bagaimana dengan Anda? Siapkah menjemput anugerah ini?

 

qultummedia:
Related Post
Leave a Comment