Ikut Kata Nabi; Menjalankan Sunah Nabi bersama Nebi - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
25508
post-template-default,single,single-post,postid-25508,single-format-standard,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
ikuti-kata-nabi

Ikut Kata Nabi; Menjalankan Sunah Nabi bersama Nebi

ikuti-kata-nabiMau salat sunah nunggu nggak ada yang lihat, mau sujud syukur nunggu musola sepi, mau baca Al-Qur’an nunggu orang rumah pergi biar nggak ada yang dengar. Hei… hei… hei… mau menjalankan sunah Nabi saja kenapa harus sembunyi-sembunyi, sih? Memangnya kamu malu, ya, jika ketahuan beribadah?

Contoh Nebi, dong! Walau hidup di zaman modern, Nebi nggak sungkan, tuh, untuk menjalankan apa yang menjadi kewajiban dan sunahnya. Nebi nggak malu untuk sujud syukur di depan teman-temannya saat ia menerima beasiswa. Nebi juga nggak ragu untuk mengucap salam terlebih dahulu saat bertemu temannya. Sepertinya Nebi asyik, ya, untuk diajak berteman?

Nah, daripada penasaran dengan Nebi, lebih baik sekarang kita ngobrol santai dengan S. Yuwanto, ‘pencipta’ Nebi dalam buku Ikut Kata Nabi melalui wawancara yang dilakukan QultumMedia via e-mail.

 

nebikomik

Gambar: S. Yuwanto

Mau salat sunah nunggu nggak ada yang lihat, mau sujud syukur nunggu musola sepi, mau baca Al-Qur’an nunggu orang rumah pergi biar nggak ada yang dengar. Hei… hei… hei… mau menjalankan sunah Nabi saja kenapa harus sembunyi-sembunyi, sih? Memangnya kamu malu, ya, jika ketahuan beribadah?

Contoh Nebi, dong! Walau hidup di zaman modern, Nebi nggak sungkan, tuh, untuk menjalankan apa yang menjadi kewajiban dan sunahnya. Nebi nggak malu untuk sujud syukur di depan teman-temannya saat ia menerima beasiswa. Nebi juga nggak ragu untuk mengucap salam terlebih dahulu saat bertemu temannya. Sepertinya Nebi asyik, ya, untuk diajak berteman?

Nah, daripada penasaran dengan Nebi, lebih baik sekarang kita ngobrol santai dengan S. Yuwanto, ‘pencipta’ Nebi dalam buku Ikut Kata Nabi melalui wawancara yang dilakukan QultumMedia via e-mail.

Bisakah Anda ceritakan awal mula hadirnya buku/komik ini?
Pada awalnya, saya mengikuti lomba komik yang diadakan oleh penerbit QultumMedia, dan Alhamdulillah kala itu masuk ke peringkat tiga, selanjutnya saya mendapatkan tawaran untuk menerbitkan satuan komik secara utuh di penerbit tersebut. Sedangkan karakter-karakter dalam komik tersebut sebelumnya sudah ada pada fanpage komik strip yang saya buat di facebook.com/nebikomik, hingga selesailah komik Hikmah Islam yang akhirnya atas keputusan editor berubah nama menjadi Ikut Kata Nabi seperti yang kita lihat saat ini.

Sejak kapan Anda tertarik untuk membuat komik?
Saya suka komik sejak SD ketika main kerumah tetangga tanpa sengaja melihat komik, dan belajar menggambar dari komik yang saya lihat. Sejak saat itu saya suka komik, jika mempunyai uang sering saya pergunakan untuk membeli komik, walau kala itu saya jarang punya duit jajan karena latar belakang keluarga kurang mampu. Dan ketika menginjak bangku SMP saya memutuskan untuk suatu hari berprofesi menjadi seorang komikus agar semua uang hasil beli koleksi komik-komik saya selama ini tidak mubadzir, hihihi… Bercanda. Alasan utamanya tetap karena passion, kok. Keputusan bercita-cita membuat komik tidak pernah berubah hingga saya bekerja sebagai ilustrator dan akhirnya baru kesampaian berkesempatan menerbitkan komik secara resmi sekarang.

Kenapa Anda memilih komik dalam menyampaikan pesan Islami kepada pembaca?
Alasan utama karena saya lebih mudah menggambar dari pada menulis, sehingga karya saya ini berwujud komik. Dan menurut pengamatan saya sendiri, generasi muda sekarang banyak yang kurang minat belajar agama Islam sehingga pengetahuan agama Islam mereka sendiri minim. Untuk itulah jika belajar Islam ini dikemas dalam wujud yang sedikit berbeda (dalam wujud komik) diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk belajar agama. Minimal ketika membaca komik saya mereka sekadar tahu sunah nabi dari hadist yang saya munculkan di komik tersebut, syukur-syukur ikut mengamalkannya.

Bagaimana urut-urutan pembuatan sebuah komik?
Kalau saya pribadi, membuat komik dimulai dengan membuat naskah, lalu saya buat sketsa kasarnya di kertas menggunakan pensil. Lalu sketsa itu saya scan untuk selanjutnya aku inking secara digital menggunakan software SAI, setelah selesai saya pindahkan ke software Photoshop untuk tahap pemberian tone, teks dan finishing.

nebikomik2
Cara yang saya gunakan ini, bisa jadi tidak sama dengan cara komikus lain. Menurut saya tidak ada cara pakem pembuatan komik, semua cara adalah benar, asalkan nyaman dan baik menurut komikusnya.

Kendala apa yang Anda hadapi saat membuat komik ini?
Kendalanya mungkin waktu dan mood, karena kesehariaan saya pagi kerja, sore pulang kerja sampai malam harus kuliah, pulang sekitar pukul sembilan. Belum lagi jika ada tugas kampus, jadi saat itu mencari waktu yang pas buat ngomik susah. Lalu jika pas mau bikin, eh, malah ngantuk atau tidak ada mood sehingga proses pembuatannya memakan waktu melebihi dari waktu yang saya janjikan. Untung saja pihak editor masih baik hati sama saya, hehehe… Untuk cerita Islaminya sendiri tidak ada kendala karena kebetulan saya sudah 6 tahun bekerja sebagai layouter dan ilustrator di sebuah media Islam di Semarang. Jadi saya sering membaca tulisan temen-temen penulis yang tulisannya saya layout sehingga banyak pelajaran Islam yang lumayan bisa saya serap di sini.

Dari mana Anda mendapatkan inspirasi dalam membuat tokoh Nebi dan Tomi?
Nebi adalah tokoh yang saya ciptakan berdasarkan penggabungan dari karakter-karakter yg pernah saya buat di sebuah majalah tempat saya bekerja dahulu. Nebi saya persiapkan untuk fanpage komik strip saya yang pada akhirnya saya masukkan dalam komik Ikut Kata Nabi. Sedangkan Tomi saya ciptakan mengalir begitu saja untuk mendampingi tokoh Nebi. Jadi, disini mereka saling melengkapi. Kalau Tomi usil, Si Nebi yang jadi tokoh baik dan sebaliknya. Karena menurut saya tidak ada orang baik yang selalu baik, tidak ada orang usil yang selalu usil, kadang mereka bisa berubah peran.

Bagaimana pendapat Anda tentang komik di Indonesia—khususnya komik-komik dengan tema Islam?
Komik di Indonesia sendiri, khususnya komik buatan komikus lokal, saat ini sudah memiliki tempat di hati para pembaca. Buktinya makin banyak penerbit-penerbit yang dahulunya hanya menerbitkan buku atau novel saat ini membuat lini untuk menerbitkan komik, salah satu contohnya QultumMedia dengan Icomic-nya. Dan tema Islami nggak kalah populer dari tema lain, kok. Ini dibuktikan juga dengan munculnya banyak komik bertema Islam pada Icomic, bahkan pada penerbit-penerbit lain. Itu juga salah satu angin segar bahwa generasi pembaca komik sudah mau belajar untuk lebih mengenal Islam dengan membeli komik-komik bertema Islami.

Apa yang harus dipersiapkan seseorang untuk menjadi komikus?
Yang pertama adalah passion. Jika kita menggemari dan menikmati sebuah pekerjaan maka sesusah apapun rintangannya akan tampak lebih mudah. Kedua adalah konsisten. Jika kita konsisten untuk belajar dalam hal ini belajar menggambar maka karya kita yang semula mungkin biasa-biasa saja lama kelamaan akan menjadi bagus. Lalu harus tetap belajar dan tidak sombong, tidak cepat puas pada hasil karena sehebat apapun kita, pasti di suatu tempat masih ada orang yang melebihi kita.

Apa harapan Anda dengan terbitnya buku Ikut Kata Nabi?
Harapannya komik tersebut diterima dan diapresiasi dengan baik oleh semua kalangan pembaca, dapat memberikan manfaat untuk pembaca, dan menjadi jembatan bagi orang-orang yang mau mengamalkan sunah Nabi dan belajar hadist yang dikemas secara ringan dalam komik tersebut.


ikuti-kata-nabiIkut Kata Nabi karya S. Yuwanto merupakan sebuah komik Islami yang mengisahkan tentang Nebi—seorang bocah lelaki—yang tak canggung menjalankan sunah Nabi kapan dan di mana pun.

No Comments

Post a Comment