Sudah banyak buku yang bercerita tentang Ka’bah. Siapa yang pertama kali membangunnya, siapa yang kemudian merenovasinya, bagaimana masyarakat Arab pra-Islam memperlakukannya, hingga bagaimana Rasulullah saw dan umat Islam kembali menyucikannya. Buku ini bukan berisi repetisi cerita-cerita tersebut, namun fakta-fakta mencengangkan di balik kubus batu raksasa itu, sesuatu yang masih sangat jarang diketahui bahkan oleh masyarakat Muslim sendiri.
Penulis buku ini mengajak kita menelisik lebih jauh tentang mengapa dan bagaimana Ka’bah berkali-kali hancur karena pertumpahan darah umat Islam, renovasi Ka’bah yang membuat ukurannya beberapa kali mengalami perubahan, Hajar Aswad yang dirampok para pengikut sekte Qaramithah dari Bahrain dan hilang selama dua dekade lebih, warna kiswah yang berganti-ganti sesuai kehendak khalifah yang berkuasa, harga kiswah yang mencapai 50 milyar, hingga kerusuhan dan pembantaian yang terjadi di dalam Masjidil Haram.
Bagi umat Islam di Indonesia, fakta tentang adanya dua imam Masjidil Haram yang berasal dari Sumatra dan Jawa serta banyaknya pedagang Arab yang mampu berbicara dalam bahasa Indonesia tentu juga sesuatu yang sangat menarik. Dengan gaya tutur yang lugas dan mengalir, buku ini membawa kita untuk mendekat dan lebih mengenal Baitullah, bangunan suci yang sepanjang hidup menjadi kiblat shalat kita. Selamat membaca!