Merenungkan Kematian: Sudahkah Kita Siap Menyambutnya?
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
27767
post-template-default,single,single-post,postid-27767,single-format-standard,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
kematian pasti akan datang

Merenungkan Kematian: Siapkah Kita Menyambutnya?

Kematian adalah peristiwa paling niscaya yang selama ini selalu kita ingkari.

Padahal, jika saatnya tiba orang-orang yang kita cintai satu persatu akan berpamitan. Keluarga kita sendiri pun saatnya nanti akan menghadap pada-Nya.

Ini bukan tentang siapa yang lebih dahulu, tapi bagaimana kita berlapang dada dengan takdir-Nya. Walau orang-orang yang kita cintai pergi, kita harus ikhlas menerimanya.

Saat seseorang kembali ke sisi-Nya, ia akan melupakan apa yang ada di dunia. Harta tak lagi penting. Keluarga tak lagi dirisaukan. Baginya, yang paling utama saat itu adalah mengucapkan “lailahaillallah” di pengujung usia.

Tinggal Kenangan

Tiap kita akan dilupakan. Baik oleh orang yang memang tak dekat dengan kita, atau oleh orang yang tak pernah melewati hari kecuali kita berada di sampingnya.

Maka, tak salah jika ada yang mengatakan kalau kita adalah kumpulan hari-hari. Ketika satu hari berlalu, itu berarti ada bagian dari diri kita yang pergi meninggalkan kita.

Saat rambut sudah memutih, saat kulit tak lagi kencang, kenangan bersama orang-orang yang kita cintai akan sirna. Yang kita ingat hanya diri kita dan mereka yang sibuk mengurusi detik-detik terakhir hidup kita.

Ketika ia Datang

Saat tamu itu tiba, tak ada lagi yang bisa mengelak. Walau kita berada di balik bangunan yang kokoh, atau berlindung di tempat yang paling tersembunyi, kalau tamu itu sudah mengetuk, kita tak akan bisa menolaknya.



Mereka yang didatanginya akan merasa khawatir. Yang kaya takut ketidakhalalan hartanya. Yang taat takut ada riya dalam ibadahnya. Bahkan yang istiqamah pun takut tobatnya tak diterima.

Jadi, mari kita berusaha memanfaatkan sisa usia. Kita harus ingat, ada dua nikmat yang paling melalaikan: Nikmat sehat dan waktu luang.

Jika keduanya digunakan untuk kebaikan maka semakin sempurnalah amal yang bisa kita kerjakan. Namun jika kita terlena maka keduanya bisa membuat kita menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Kematian pasti menyapa kita. Kapan pun kedatangannya, semoga kita telah menyiapkan bekal yang terbaik. Bukan lagi untuk dunia, tapi untuk kehidupan setelahnya.

No Comments

Post a Comment