Kenapa Kita Mesti Berzikir dan Bersujud?

Allah SWT telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya. Seluruh ciptaan-Nya berada dalam kesempurnaan. Tiada satu makhluk pun yang diciptakan dalam ketidaksempurnaan. “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS At-Tiin [95]: 4).

Kesempurnaan yang diberikan Allah kepada manusia sangat luas. Tidak terbatas kepada kesempurnaan fisik saja, namun makna yang lebih tepat adalah kesempurnaan yang diberikan-Nya berupa kesempurnaan akal, di samping manusia diberikan kesempurnaan fisik dan jiwa. Selain itu, manusia masih dituntut untuk menyempurnakan dirinya dari hasil usaha sendiri dengan menggali ilmu pengetahuan sehingga jadi penambah kesempurnaan yang terdapat dalam diri manusia.

Jelaslah bahwa manusia akan dikatakan sebagai makhluk sempurna jika ia sendiri mampu untuk membawa pribadinya kepada kesempurnaan hidup. Oleh karena itu, dikatakan dalam sebuah hadits bahwa jika ada seseorang yang ingin hidup bahagia di dunia, harus dengan ilmu. Siapa saja yang ingin hidup bahagia di akhirat, harus dengan ilmu pula, barangsiapa ingin hidup di kedua tempat tersebut, harus dengan ilmu.

Sangatlah mudah memahami dan mengikuti nilai dalam agama Islam. Syaratnya hanya dengan melakukan aksi dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Begitu besarnya karunia yang telah diberikan kepada manusia sehingga manusia pun dituntut untuk tidak mudah melupakan-Nya. Allah telah menegaskan di dalam Al-Qur`an tentang peranan-Nya di dalam penciptaan langit dan bumi serta isinya.

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah [2]: 29).

Segala ciptaan-Nya di dunia dan di langit telah mendapatkan karunia dan anugerah yang besar. Hasil ciptaan-Nya tidak sedikit pun memiliki kekurangan. Bahkan, Allah lebihkan dengan masing-masing kebaikan. Untuk itu, akan dianggap wajar jika makhluk-makhluk hasil ciptaan-Nya harus bersujud dan banyak mengingat-Nya, baik dengan kalimat tahmid, tasbih maupun yang lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam beberapa surat yang di antaranya berbunyi.

“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud.” (QS Al-A’raf [7]: 206).

Masih banyak lagi ayat-ayat yang berkaitan dengan zikir dan tasbih para makhluk, bahkan menyembahnya mereka kepada Sang Mahakuasa dan Pencipta. Jelas sekali dalam ayat tersebut Allah mengatakan bahwa sujud dan sembah mereka, baik waktu, tempat, dan lain sebagainya tidak diketahui oleh manusia. Jika benda-benda seperti gunung, lautan, dan pohon-pohon kita anggap sebagai makhluk mati alias benda mati, di sisi Allah SWT mereka adalah hidup. Padahal, hidup mereka selalu berzikir kepada Allah SWT (QS Al-Isra` [17]: 44).

Sebagai manusia, seharusnya kita harus lebih mampu dan siap untuk berzikir dan banyak mengingat-Nya. Karena manusia diberikan kelebihan dan kesempurnaan seperti akal, hati dan lain sebagainya yang berfungsi untuk bisa memahami ayat-ayat kauniyah dan qur`aniyah Allah SWT.

Kewajiban seluruh makhluk, terlebih bagi manusia untuk banyak mengingat-Nya, merupakan pertanda manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Akan dianggap wajar jika manusia selalu dituntut untuk lebih dekat lagi dengan-Nya. Sekali-kali kedekatan manusia kepada Allah pasti akan membawa kepada kebaikan bagi manusia itu sendiri dan tidak sedikit pun mengurangi haknya sebagai manusia. Hanya golongan Iblis yang menganggap kedekatan dengan Allah itu suatu kesesatan dan kemungkaran. Itulah mengapa dikatakan iblis adalah musuh manusia yang akan selalu membawa kepada jalan kesesatan. Jika manusia sudah berada dalam genggamannya, iblis hanya bisa menertawakan akibat kebodohannya tersebut.

Dalam hal ini, zikir memberikan beberapa keutamaan kepada manusia yang dapat menuntunnya kepada jalan kebaikan di dunia dan akhirat, yaitu jalan agar manusia tidak mengikuti jalan-jalan Thagut (iblis) dan mendapatkan sesuatu yang menjadi kebahagiaan abadi di akhirat kelak.

Artikel ini dikutip dari buku “Dahsyatnya Ibadah Malam”. QultumMedia, 2010. Buku yang ditulis oleh Ust. Subki Al-Bughury & Hendri Kusuma, Lc. akan menjelaskan kepada Anda tentang keutamaan dan motivasi hidup untuk menghidupkan malam dengan ibadah kepada Allah.

 

qultummedia:
Related Post
Leave a Comment