Mengelola Kesabaran dan Kemarahan

Apakah Anda tahu, orang sabar selalu dikelilingi malaikat? Hal ini dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw. “Suatu hari, Rasulullah bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq. Ketika sedang bercengkerama dengan Rasulullah, tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar. Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya. Melihat hal ini, Rasulullah tersenyum.

Kemudian, orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, makian dan hinaannya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasulullah kembali memberikan senyum.

Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan. Kali ini, selaku manusia biasa yang memiliki hawa nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab Badui itu dengan makian pula. Terjadilah perang mulut. Seketika itu, Rasulullah beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.

Melihat hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasulullah yang sudah sampai halaman rumah. Kemudian, Abu Bakar berkata, ”Wahai Rasulullah, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku!”

Rasulullah menjawab, ”Sewaktu ada seorang Arab Badui datang lalu mencelamu, dan engkau tidak menanggapinya, aku tersenyum karena banyak malaikat di sekelilingmu yang akan membelamu di hadapan Allah. Begitu pun yang kedua kali, ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum.

Namun, ketika kali yang ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau membalasnya maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu. Hadirlah Iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya.”

Demikian, penjelasan Ust. Ahmad Hadi Yasin dalam acara talkshow buku “Dahsyatnya Sabar” di Pesta Buku Jakarta 2009, Minggu (28/06). Namun lebih lanjut, kesabaran itu memiliki proporsi. Sabar bukan berarti harus selamanya diam. “Jika istri kita diganggu, tentu kita harus marah,” tambah ustadz lulusan Al-Azhar Mesir ini.

Lebih-lebih, jika hak-hak Allah dan Rasulullah dirampas, kita harus marah. Kita jangan hanya diam dengan alasan bersabar. “Jika kita mati untuk membela hak-hak ini, kita akan mati syahid,” tegasnya. Dalam kondisi tertentu jika kita harus marah, misalnya marah terhadap anak, marahilah dengan cara yang mendidik.

Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-‘Ashr, Allah memerintahkan kita saling berpegang dan saling menasihati kesabaran. Dan, masih banyak ayat lainnya yang memerintahkan kita berbuat sabar. Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, sabar dalam menghadapi musibah, dan sabar menghindarkan diri dari godaan maksiat.

“Setelah saya menulis buku ini, istri saya langsung hamil,” jelas Ustadz Hadi mencoba meyakinkan pengunjung akan dahsyatnya sabar. Anda pun bisa meraih keajaiban sabar ini dalam kehidupan Anda. Hidup Anda bisa lebih tenang dan tentunya akan disayangi Allah dan dilindungi para malaikat-Nya.

qultummedia:
Related Post
Leave a Comment