Metode Shalat Khusyu - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
24144
post-template-default,single,single-post,postid-24144,single-format-standard,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952

Metode Shalat Khusyu

Syekh Ahmad Musthafa Maraghi mengemukakan dalam kitab tafsirnya tiga cara melaksanakan shalat yang khusyu’;

Pertama, memahami dan merenungkan (tadabbur) setiap bacaan shalat, tidak hanya makna luarnya saja tetapi juga setiap rahasia dan kandungan hikmahnya, sebagaimana firman Allah SWT: “Apakah mereka tidak mentadabburi kandungan Al-Quran ataukah hati mereka terkunci?”  

Kedua, mengingat Allah (dzikir) dan merasa takut akan balasan-Nya sehingga bersungguh-sungguh ketika menghadap-Nya. Firman Allah; “Dirikanlah oleh kamu shalat untuk mengingat-Ku.” 

Ketiga, menghindari pikiran yang macam-macam selain shalat. Karena shalat merupakan hubungan batin dengan Allah SWT. Bahkan para ulama berkata; “Shalat tanpa khusyu’ seperti jasad tanpa ruh.” 

Untuk meraih khusyu’ seharusnya kita memperhatikan beberapa hal yang harus dilakukan antara lain;

1. Memahami urgensi dan fungsi shalat.

Banyak orang Islam yang melaksanakan shalat bukan karena sebagai kebutuhan tapi merasa sebagai kewajiban yang membebani dirinya. Oleh sebab itu, sebagai langkah pertama agar khusyu’ dalam shalat ialah memahami fungsi dan keutamaan kita melaksanakannya. Beberapa ayat menjelaskan keuta-maan memelihara shalat. Firman Allah SWT:
“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya, mereka itulah orang-orang yang akan me-warisi. Yaitu akan memperoleh surga Firdaus dan mereka akan kekal di dalamnya.” 
Rasulullah SAW menjelaskan tentang shalat, sabdanya; “Barangsiapa yang memelihara shalat, maka ia akan mendapat cahaya, petunjuk dan kebahagiaan pada Hari Kiamat, dan barangsiapa yang tidak memeliharanya maka tidak ada baginya cahaya, petunjuk dan kebahagiaan pada Hari Kiamat, mereka bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay Ibn Khalaf (para pemimpin kafir).”  
Agar kita dapat merasakan shalat sebagai kebutuhan bukan sebagai beban, ada baiknya kita mempelajari hikmah di balik pelaksanaan dan gerakan shalat terhadap kesehatan jasmani dan rohani. Sebagaimana yang dibahas Prof. Saboe dalam bukunya “Shalat dan Kesehatan” dengan pendekatan medis. Misalnya, ketika duduk tuma’ninah dengan jari kaki dilipatkan, akan menekan seluruh saraf yang berhubungan dengan otak, mata dan bagian vital lainnya, sehingga berpengaruh mengatasi beberapa penyakit.

2. Mempelajari dan Menguasai Fiqh Shalat secara Keseluruhan.
 
Salah satu sebab kekhusyu’an terganggu ialah kurangnya menguasai teori dan praktek shalat. Padahal pelaksanaan shalat ini harus baik dan benar, sebagaimana peringatan Rasulullah SAW; “Yang pertama dihisab dari seorang hamba pada Hari Kiamat ialah shalat. Apabila shalatnya baik maka baiklah seluruh amalnya. Dan barangsiapa yang shalatnya buruk, maka buruk pula seluruh amalnya.”  
Materi praktek shalat dan do’a shalat telah banyak dibahas dalam buku dan kitab fiqh seperti “Tertib Shalat dan Do’a-do’a dalam Al-Quran”, karya Hussein Badjerei, “Pengajaran Shalat.” karya A. Hassan. “Shifat Shalat Nabi”, karya Imam Al-Albany Risalah Shalat karya Syekh Abdullah Bin Baz, “Mengapa Do’a Tidak Terkabul ?” karya Subhan Nurdin dan lain-lain yang berdasarkan dalil yang shahih dan kuat. Disamping penguasaan do’a dan bacaannya juga perlu difahami setiap makna bacaan shalat. Karena shalat adalah do’a (permohonan). Bila kita memohon tanpa mengerti isi permohonan itu, tentu kurang sempurna.

3. Membersihkan hati dan pikiran dari perkara yang mengganggu kekhusyu’an.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa pengertian khusyu’ lebih ditekankan pada perbuatan hati. Hal ini dapat terwujud dengan beberapa cara, di antaranya;

• Menyadari bahwa kita sedang menghadap Allah SWT Yang Maha Mengetahui segala sesuatu termasuk bisikan hati yang tersembunyi sekalipun. Firman Allah SWT; “Dan pada Allah-lah kunci-kunci ghaib. Tak ada yang mengetahui apa yang di daratan dan di lautan. Tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengawasinya. Dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi atau basah dan kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata.” 

• Merenungi kata demi kata setiap bacaan shalat sehingga menyentuh perasaan batin yang paling dalam, sebagaimana firman Allah SWT;
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al-Quran yang serupa lagi berulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhan-Nya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya penolong.” 

• Bertekad dalam hati bahwa shalat yang sedang kita laksanakan harus sempurna sehingga akan dijalankan dengan sungguh-sungguh karena merasa takut tidak bisa melaksanakannya kembali. Firman Allah;
“Dan bagi tiap-tiap ummat ada kiblatnya sendiri yang ia hadapkan kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian pada Hari Kiamat. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” 

• Memusatkan perhatian hanya pada bacaan shalat. Jika konsentrasi mulai kabur maka ingatlah bahwa kita sedang menghadap Allah. Inilah di antaranya fungsi takbir dalam setiap gerakan shalat, yaitu mengingatkan kita tidak ada satupun masalah yang terbesar selain kekhusyuan kita menghadap Allah dalam shalat.
 
• Bersikap tenang, tuma’ninah dan tidak terburu-buru. Karenanya bila terlintas dalam hati kita bisikan syetan misalnya; “Percepat-lah shalatmu karena si fulan tengah menantimu, dia lebih penting, cepatlah !” Maka diamlah dan katakanlah dalam hati “Allahu Akbar !”

No Comments

Post a Comment