Nasihat Untuk Atasan dan Bawahan - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
24142
post-template-default,single,single-post,postid-24142,single-format-standard,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952

Nasihat Untuk Atasan dan Bawahan

Hendaklah seorang pimpinan memberikan kemudahan untuk para karyawan dalam mengerjakan kewajiban mereka kepada Allah seperti shalat dan puasa. Selain itu, janganlah membuat peraturan perusahaan yang bertentangan dengan hukum Allah seperti melarang jilbab dan lain sebagainya, atau membuat aturan yang memudahkan terjadinya perbuatan maksiat dan dosa seperti ikhtilat yang diharamkan antara laki-laki dan perempuan.
Seorang pimpinan hendaknya mengetahui bahwa seorang karyawan yang beragama lebih dekat kepada kebaikan. Sebab, dia bekerja atas dasar keikhlasan, selalu merasa diawasi oleh Allah, dan lebih amanah dalam menjalankan peraturan. Orang yang paling bisa dipercaya adalah mereka yang suka melakukan shalat.
Umar bin Khatab berkata kepada para walinya, “Ingatlah bahwa perkara yang paling penting bagiku adalah shalat. Ingatlah bahwa tidak ada yang paling berharga dan tidak ada keberuntungan dalam Islam bagi orang yang tidak shalat.” Ia menambahkan, “Siapa yang kehilangan shalatnya, maka rusak pula perbuatan yang lainnya.” Setiap pimpinan perusahaan hendaklah memilih karyawan dengan sebaik-baiknya.

إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ

“Karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (al-Qashash:26).

Kemudian, berikanlah hak karyawan secara penuh, tidak berusaha mengurangi sedikit pun dari hak mereka. Demikian halnya, tidak seharusnya para pimpinan menunda waktu pemberian gaji setelah pekerjaannya selesai. Allah berfirman,

وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ

 “Dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka.” (Hud:85)

Para pimpinan perusahaan juga harus bersikap sayang pada para karyawan. Janganlah memberikan beban yang tidak dapat mereka pikul dan tetap harus bersikap hormat kepada mereka. Allah berfirman:

تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ 

“Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Qashash:83).

Para pimpinan hendaknya mengembangkan sikap saling mengerti dan percaya sehingga tidak terjadi saling curiga dan mengadu domba. Karena hal semacam ini tidak dibolehkan sebagaimana hadits Nabi:
 “Tidak boleh sesorang datang kepadaku menceritakan kejelekan saudaranya, yang saya inginkan adalah ketika aku datang kepada kalian sementara aku dalam keadaan lapang dada.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi)

Perlu diketahui pula bahwa seburuk-buruknya hamba Allah adalah orang yang suka mengadu domba dan yang memutuskan hubungan persahabatannya juga orang yang mencari-cari kesalahan orang

Sedangkan bagi seorang karyawan atau bawahan, Hendaknya ia selalu merasa diawasi oleh Allah ketika sedang melakukan pekerjaan, baik diawasi pimpinan atau tidak. Dalam sebuah hadits dinyatakan:

“Sesungguhnya Allah menyukai apabila seseorang melakukan satu pekerjaan, ia melakukannya dengan sebaik-baiknya.” 

Sekalipun keadaanmu didzalimi, maka janganlah mengurangi kualitas kerjamu karena gajimu telah ditetapkan. Anda harus dapat dipercaya, tidak panjang tangan dan jangan berbuat jahat. Sesungguhnya seorang mukmin apabila diberi amanah ia tidak berkhianat. Dalam sebuah hadits dinyatakan:
 
“Demi Allah, janganlah seseorang mengambil sesuatu yang bukan haknya, kecuali ia akan menemui Allah pada hari kiamat dengan membawa barang yang diambilnya.” (HR. Bukhari Muslim).

Jika memang pimpinan tidak ada, sesungguhnya Allah senantiasa hadir. Saling tolong-menolonglah kamu dengan pimpinan dalam hal saling menasihati dan tidak berlaku kikir tentang sesuatu yang bisa menyebabkan bertambahnya satu produksi. Dalam hadits diterangkan:
 “Agama adalah nasihat.” (HR. Muslim)

 Bersikap sopanlah terhadap mereka, bersyukurlah kepada Allah, dan posisikanlah dia pada posisi yang layak. Sebuah hadits terbaca demikian:

 “Orang yang tidak pernah bersyukur kepada Allah, maka ia tidak akan pandai berterimakasih pada orang.”
Jauhi olehmu berbuat hasud kepada pimpinan. Bercerminlah kepada orang yang ada di bawahmu dan jangan bercermin kepada orang yang ada di atasmu, karena itu akan menyebabkan seorang kufur atas nikmat Allah.
Anda harus bersikap baik dan sopan juga melakukan nasihat kepada sesama. Janganlah Anda menghasut teman kerjamu di hadapan pimpinan agar Anda mendapatkan keuntungan materi. Sebab, sebuah makar hanya akan menimbulkan kemudharatan kepada pelakunya. Siapa yang menggali kubur untuk saudaranya, maka ia hanya akan dimasuki oleh dirinya. Sebuah hadits menyebutkan:
 “Setiap atas muslim yang lainya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)
 Dalam ayat lain Nabi bersabda:
 “Janganlah kalian menyakiti orang muslim, dan jangan menceritakan aibnya. Siapa yang menceritakan aib saudaranya sesama muslim, maka Allah akan menceritakan aibnya, dan siapa yang aibnya sudah diceritakan Allah, maka aibnya akan terlihat sekalipun dalam perjalannya yang sepi.” 

Dalam sebuah hadits disebutkan:

“Demi zat yang menggenggam jiwaku, tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidak akan beriman kecuali kalian saling mencintai.” (HR. Muslim).

Dikutip dari buku "Hakikat Bekerja", Syeikh DR. Said Abdul Azhim, Qultummedia 2206 

No Comments

Post a Comment