Pembelajaran untuk Anak dari Dongeng 1001 Malam
Setiap kisah menarik selalu menjadi perhatian setiap anak. Anak tidak pernah bosan mendengarkan cerita, bahkan selalu berharap ada seseorang yang mau bercerita tentang suatu kisah atau dongeng untuknya. Misalnya, ketika hendak tidur, anak akan terbuai dengan jalan cerita yang dibawakan oleh si pembacanya.
Dengan demikian, alangkah bijaknya jika kita menerapkan cerita sebagai salah satu sistem pembelajaran kepada anak. Misalnya, pembelajaran akhlak dan motivasi sehingga anak memiliki keinginan pada dirinya untuk mencontoh tokoh-tokoh tertentu dalam cerita dari suatu kisah.
Akan tetapi, kisah-kisah yang beredar dan mungkin bisa dibilang melegenda tidak semuanya baik untuk anak. Pasalnya, anak belum bisa menyaring faktor moralitas dan aspek baik dan buruk secara mendalam. Karenanya, jangan merasa aneh jika si anak menjadi nakal atau melawan kepada orangtuanya setelah menonton atau menyimak kisah tertentu dalam suatu jalan cerita. Kenapa? Karena di dalamnya terdapat adegan perlawanan dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam, sebagaimana yang pernah diangkat dalam fenomena film Sinchan.
Yang mana, tokoh utama (Sinchan) selalu berperan sebagai anak bandel yang suka melawan dan mengejek orangtuanya. Tentu hal ini tidak baik untuk perkembangan akhlak anak. Anak bisa berakibat berperangai buruk sebagaimana layaknya yang diperankan oleh Sinchan.
Oleh sebab itu, berikanlah sajian cerita yang baik, dan tentunya Islami. Tujuannya, agar motorik anak menjadi positif dan menunjang untuk perkembangan akhlaknya. Contohnya, kisah-kisah yang terdapat di dalam buku “Dongeng 1001 Malam” terbitan QultumMedia.
Buku yang disusun oleh Aliyah Tsuraya berisi kisah-kisah yang mengandung pelajaran akhlak dan motivasi berpikir untuk anak. Yakni berisi kisah-kisah yang sudah melegenda dari Abu Nawas, Aladin, Alibaba, dan Sinbad.
Ajaklah anak Anda berpetualang bersama para tokoh cerita di dalam buku ini!
No Comments