al-qur'an Archives - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
665
archive,tag,tag-al-quran,tag-665,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
doa para nabi

Doa-doa Para Nabi di Dalam Al-Quran

Sebagaimana manusia pada umumnya, para nabi juga memiliki harapan dalam hidup mereka. Tak sedikit dari harapan itu masih dapat kita rasakan, karena tertuang dalam bentuk doa di dalam Al-Quran agar kita juga dapat melantunkannya.

Saat membaca kisah para nabi, kita selalu disuguhi potret hidup yang menakjubkan. Cara orang-orang mulia ini menjalani hidup, mencari jalan keluar dari masalah, hingga menunjukkan rasa kasih mereka, selalu saja bisa membuat kita berdecak kagum.

Baca juga:

Doa-doa Pelunas Utang & Pembuka Pintu Rezeki
7 Doa Mustajab untuk Menarik Rezeki

 

Walau begitu, dengan segala kehebatan mereka dalam mengarungi kehidupan ini, para nabi pun punya kegelisahan yang terpendam di lubuk hati mereka. Namun, kegelisahan itu mereka ubah menjadi harapan. Lalu mereka sampaikan dalam doa kepada Rabb-nya.




Teman-teman, sejatinya ada sesuatu yang perlu kita tiru dari kehidupan mereka. Selain akhlak dan budi pekerti yang luhur, para nabi juga mewariskan doa-doa yang tertera dalam Al-Quran. Tentu saja, kita dianjurkan untuk melantunkannya seusai shalat kita. Meski terlihat sederhana, amalan ini insyaallah dapat menuntun hidup kita ke arah yang lebih baik.

Berikut kami tuliskan beberapa doa para nabi yang terkandung di dalam Al-Quran. Semoga kita diberi kemudahan untuk menghafal dan memaknainya.

***

  1. Doa Nabi Adam as

رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

“Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Araf: 23)

  1. Doa Nabi Nuh as

رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi.” (QS. Hud: 47)

  1. Doa Nabi Ibrahim as

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

  1. Doa Nabi Yusuf as

فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنْتَ وَلِيّٖ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۚ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ

“(Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.” (QS. Yusuf: 101)

  1. Doa Nabi Musa as

رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَغَفَرَ لَهٗ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-Qashash: 16)

  1. Doa Nabi Sulaiman as

رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (Q.S. An-Naml: 19)

  1. Doa Nabi Zakariya as

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

“Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (Q.S. Ali Imran: 38)

***

mukjizat al-quranAl-Quran adalah mukjizat Rasulullah untuk umat manusia akhir zaman. Di dalamnya terkandung berbagai informasi penting, bukan hanya tentang masalah ketuhanan tapi juga kemanusiaan, bukan hanya bagaimana mempersiapkan hari akhir tapi juga bagaimana menghadapi hari ini.

Bulan Agustus 2019 ini, Qultummedia mempersembahkan sebuah buku yang akan membantu pembaca untuk membaca, memahami, dan menghafalkan bagian terakhir Al-Quran, yakni Juz 30 atau Juz ‘Amma. Di dalam buku ini, Juz ‘Amma kami hadirkan dengan latin dan terjemahnya, sirah atau sejarah ayat-ayat, hikmah atau pelajaran dari ayat-ayat tersebut, juga asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat.

Selain itu, buku ini juga kami lengkapi dengan panduan shalat wajib dan sunah, zikir bakda shalat, dan tak lupa doa-doa yang berdasarkan hadis-hadis Rasulullah saw.




al-quran

Kemurnian Al-Quran & Cara Allah Menjaganya

Untuk menjaga kemurnian Al-Quran, berbagai cara dilakukan oleh para sahabat Nabi. Ada yang menuliskannya di pelepah kurma, tulang-belulang, dan batang pohon. Hingga pada akhirnya muncul sebuah gagasan, yaitu rencana untuk membukukan Al-Quran.

Seperti yang kita tahu, Al-Quran turun secara berangsur-angsur. Di zaman kenabian, Al-Quran belum terkumpul menjadi satu seperti yang ada pada saat ini. Untuk menjaga kemurniannya, para sahabat Nabi menuliskannya di tempat yang terpencar, dan beberapa dari mereka menghafalkannya.

Inisiatif Umar bin Khattab

Namun, saat pecah Perang Yamamah di zaman khalifah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab memiliki kegelisahan terhadap pudarnya penjagaan terhadap Al-Quran. Umar menyadari banyak dari para penghafal Al-Quran syahid di dalam pertempuran.

Tebersit dalam hati Umar ide untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran menjadi satu. Sebab jika tidak dilakukan, upaya untuk menjaga kemurnian dan kesuciannya akan semakin sulit.

Baca juga:

7 Fenomena Sains Modern Ini Ada di Dalam Al-Qur’an
Biografi Singkat 5 Hafidz Al-Quran Paling Inspiratif

 

Akhirnya Umar pun menyampaikan sarannya kepada khalifah Abu Bakar As-Siddiq, dengan harapan agar beliau dapat mewujudkannya. Mulanya, Abu Bakar menolak karena perintah pengumpulan ayat-ayat Al-Quran ini tak ada di zaman Rasulullah.



Namun, dengan pertimbangan yang lebih jauh, akhirnya khalifah menyetujui gagasan Umar  tersebut. Sebab beliau memahami bahwa pengumpulan ayat Al-Quran adalah suatu perkara yang penting, dan tentu saja akan banyak memberi manfaat bagi kemashlahatan umat.

Peran Penting Zaid

Abu Bakar menugaskan Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan itu, dengan berpegang pada tulisan yang tersimpan di rumah Rasul, hafalan-hafalan para sahabat dan naskah-naskah yang ditulis oleh para sahabat yang selama ini masih terpencar.

Zaid berhasil menuliskan satu naskah Al-Quran lengkap di atas adim (kulit yang disamak). Setelah selesai, mushaf tersebut diserahkan kepada Abu Bakar dan disimpannya hingga ia wafat.

Pada masa khalifah Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit kembali ditugaskan untuk menjaga kemurnian Al-Quran. Zaid diminta untuk membuat salinan dari mushaf Al-Quran yang tersimpan di rumah Hafsah (Putri Umar bin Khattab).

Setelah membuat 6 salinan, Zaid mengirimkannya ke beberapa wilayah kaum muslimin untuk memudahkan masyarakat mempelajari dan menghafal kitab suci tersebut. Beberapa negeri yang dikirimi salinan mushaf Al-Quran ialah Mekkah, Madinah, Basrah, Kufah, dan Syam.

***

mukjizat al-quranAl-Quran adalah mukjizat Rasulullah untuk umat manusia akhir zaman. Di dalamnya terkandung berbagai informasi penting, bukan hanya tentang masalah ketuhanan tapi juga kemanusiaan, bukan hanya bagaimana mempersiapkan hari akhir tapi juga bagaimana menghadapi hari ini.

Bulan Agustus 2019 lalu, Qultummedia mempersembahkan sebuah buku yang akan membantu pembaca untuk membaca, memahami, dan menghafalkan bagian terakhir Al-Quran, yakni Juz 30 atau Juz ‘Amma. Di dalam buku ini, Juz ‘Amma kami hadirkan dengan latin dan terjemahnya, sirah atau sejarah ayat-ayat, hikmah atau pelajaran dari ayat-ayat tersebut, juga asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat.

Selain itu, buku ini juga kami lengkapi dengan panduan shalat wajib dan sunah, zikir bakda shalat, dan tak lupa doa-doa yang berdasarkan hadis-hadis Rasulullah saw.



mukjizat al-quran

Mukjizat Al-Quran Tak Lekang Oleh Waktu

Tak hanya sebagai panduan hidup, Al-Quran juga memiliki mukjizat yang tersimpan di dalamnya. Semakin kita berusaha mencari, menemukan, dan memaknai apa yang Al-Quran sampaikan, hati kita akan kagum terhadap segala hal tentangnya.

Ada yang bilang, untuk mencintai sesuatu kita harus mengenal dan  memahami betul tentangnya. Jika hanya sekadar tahu, kita takkan merasakan kedekatan emosional yang mendalam. Seperti saat kita tak bersama dengannya, hati kita tak mendapat masalah. Atau mungkin tak merasa kehilangan sedikit pun.

Bisa jadi, hal itu yang menggambarkan hubungan kita dengan Al-Quran. Selama ini, kita mungkin hanya membacanya tanpa memahami makna yang ingin disampaikannya. Kecintaan kita padanya belum sampai tahap yang lebih dalam: mempelajari arti, memahami makna, atau mencari tahu mukjizat yang terkandung di dalamnya.



Teman-teman tahu tidak, ternyata Al-Quran memiliki banyak mukjizat yang mungkin belum kita ketahui. Untuk itu, mari kita mengenal lebih dekat tentang kitab suci yang mulia ini. Berikut kami paparkan beberapa mukjizat Al-Quran yang dengannya semoga bisa menambah keimanan kita.

***

  1. Pembuktian Sains

Al-Quran membuktikan banyak fakta sains, atau bahkan mendorong manusia untuk mempelajari alam. Salah satu contoh nyata adalah teori Big Bang. Di mana Al-Quran sudah memaparkannya lebih dari 14 abad lalu dalam surat Al-Anbiya` ayat 30.

Selain itu, ada beberapa fakta sains lain yang telah terbukti menjadi kemukjizatan Al-Quran. Seperti proses penciptaan manusia, garis edar tata surya, pergerakan gunung, dan lain-lain.

 

  1. Terjamin Kemurniaannya

Sampai detik ini, Al-Quran yang kita baca tidak berubah sedikit pun dari zaman Rasulullah. Allah menjaga dan menjamin kemurnian Al-Quran hingga hari akhir nanti.

Di antara bentuk penjagaan-Nya ialah melalui pengajaran para ulama serta para penghafal Al-Quran. Di mana pembelajaraan mereka benar-benar melalui sanad guru yang jelas. Dan ditambah dengan hafalan yang kuat, semakin menegaskan kemurnian Al-Quran hingga zaman sekarang.

 

  1. Kesempurnaan Isi

Sebagai pedoman hidup manusia, Al-Quran mempunyai kandungan isi yang lengkap dan sarat akan makna. Semua aspek kehidupan seperti ibadah, muamalah, hukum, sejarah, dan semua hal terkandung di dalamnya.

Tak hanya itu, sebagaimana yang kita ketahui, kandungan Al-Quran juga menerangkan tentang hal-hal ghaib. Keberadaan surga dan neraka, jin, alam kubur, serta ramalan tentang suatu kejadian pun tak terlewatkan. Seperti ramalan Al-Quran tentang kemenangan yang akan diperoleh tentara Romawi saat menghadapi bangsa Persia dalam surat Ar-Rum ayat 6.

 

  1. Keindahan Bahasa

Aspek bahasa merupakan bukti kemukjizatan Al-Quran, sekaligus menegaskan bahwa kitab suci kita bukanlah buatan manusia. Keindahan bahasa Al-Quran dapat dilihat dari pilihan dan susunan kata, gaya tutur penyampaian, sajak yang beraturan, serta hubungan antara ayat yang satu dengan yang lain.



Sebagai contoh, dilansir dari Republika, komposisi keseimbangan kata dalam Al-Quran begitu seimbang. Prof. Quraish Shihah mengungkapkan hal ini dalam bukunya yang berjudul Membumikan Al-Quran.

Misalnya, penggunaan kata-kata yang berlawanan (antonim) diungkapkan secara seimbang. Kata al-kufr (kekafiran) dan al-iman (keimanan) masing-masing 17 kali. Serta al-hayat (kehidupan) dan al-maut (kematian) masing-masing 145 kali.

hafidz al-quran

Biografi Singkat 5 Hafidz Al-Quran Paling Inspiratif

Selain lantunan bacaan yang merdu, qari juga mempunyai hal lain yang bisa kita kagumi. Di antaranya kisah tentang keakraban mereka dengan Al-Quran.

Bagi seseorang yang dekat dengan Al-Quran, rasanya tiada hari yang indah untuk dilewati tanpa membacanya. Sebab, Al-Quran punya tempat tersendiri yang mengisi ruang hati mereka. Dan itu tidak bisa digantikan.

Baca juga: 5 Keberkahan Berkat Belajar & Mengajarkan Al-Quran

Sebagaimana kita tahu, orang yang dekat dengan Al-Quran punya banyak kemuliaan. Al-Quran telah membuat hidup mereka terjaga. Jiwa mereka sempurna ketenangannya. Dan yang pasti, Al-Quran melembutkan hati mereka.

Kalau kita perhatikan, kehidupan mereka juga begitu istimewa. Tiap orang beramai-ramai ingin mendapat berkah darinya. Doa mereka menjadi sesuatu yang kita dambakan. Bahkan tak jarang, lantunan tilawah mereka menggetarkan hati kita.

***

Pembaca yang dirahmati Allah, kita tahu di antara orang-orang yang dekat dengan Al-Quran, qari adalah salah satunya. Tulisan ini mengajak pembaca untuk mengenal beberapa qari melalui biografi singkat mereka. Semoga kisah mereka menjadi teladan untuk kita.

1. Syaikh Abdurrahman as-Sudais

Syaikh Abdurrahman as-Sudais merupakan qari ternama dan diakui keilmuannya. Sebagian kita mungkin pernah mendengar lantunan Al-Quran yang ia bacakan. Atau bahkan menjadikannya sebagai qari favorit yang nada bacaannya kita tiru.




Ulama yang memiliki nama lengkap Abdurrahman bin Abdul Aziz bin Muhammad as-Sudais ini lahir di al-Bukairiyah. Sebuah kota yang terletak di provinsi al-Qasim, sebelah timur laut dari provinsi Mekkah.

Syaikh as-Sudais pertama kali diangkat menjadi imam di Masjidil Haram pada usia yang masih muda, yakni 22 tahun. Selain aktif menjadi imam di Masjidil Haram, ia turut serta dalam membina ummat di Saudi Arabia.

Jasanya yang tak terhitung membuat Syaikh as-Sudais dianugerahi beberapa penghargaan. Di antaranya pada tahun 2005, ia mendapatkan penghargaan sebagai “Islamic Personality Of the Year” (Toko Muslim Berpengaruh) dari Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) Organising Committee.

2. Syaikh Asy-Syuraim

Selain Syaikh as-Sudais, Syaikh Asy-Syuraim juga merupakan salah satu qari di Masjidil Haram yang populer. Ia dilahirkan di kota Riyadh dengan nama lengkap Su’ud bin Ibrahim bin Muhammad Alu Syuraim.

Mengenai pendidikannya, Syaikh Asy-Syuraim menempuh kuliah di Universitas Muhammad Ibnu Su’ud Al-Islamiyah di Riyadh jurusan Aqidah dan al-Madzhab al-Mu’shirah. Kemudian melanjutkan ke tingkat Magister di Ma’had al-Ali lil Qadha’.

Baca juga: 7 Fenomena Sains Modern Ini Ada di Dalam Al-Qur’an

Pada tahun 1416 H, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Ummul Qura untuk jenjang doktoral, dan lulus dengan mendapatkan nilai summa cum laude.

Sebagai imam Masjidil Haram, ia disebut sebagai qari yang kuat hafalannya. Ia juga dikenal sebagai orang yang menuangkan seluruh masa mudanya untuk menghafal dan menjaga Al-Quran.

3. Muhammad Thaha al-Junayd

Nama Muhammad Thaha sudah tak asing di telinga umat Muslim dunia, termasuk kita. Lantunan bacaan Al-Qurannya saat masih belia sering menemani keseharian kita. Tak jarang masjid di dekat rumah melantunkan rekaman tilawah darinya.

Muhammad Thaha sudah menghafal Al-Quran sejak usia 8 tahun. Dengan dibantu oleh orangtuanya, ia berhasil menyelesaikan hafalan pada usia 13 tahun. Ia mengaku banyak termotivasi oleh sang ayah yang akhirnya mendorong dirinya terjun untuk menghafal Al-Quran.

Supaya hafalannya terjaga, Muhammad Thaha membuat jadwal khusus untuk muraja’ah (mengulang hafalan) beberapa juz dalam sehari. Baginya, menjaga hafalan jauh lebih sulit dibandingkan menghafal itu sendiri.

Muhammad Thaha mengungkapkan bahwa kunci pertama yang harus dimiliki para penghafal Al-Quran adalah niat. Dengan niat yang kuat, Allah akan memudahkan seseorang meraih cita-citanya menghafalkan Al-Quran.

4. Syaikh Misyari Rasyid Al-‘Afasi

Kemerduan suara Syaikh Misyari Rasyid sudah terdengar ke berbagai penjuru dunia. Mungkin sebagian kita akrab dengan nada dan lantunan Al-Qurannya. Ada banyak video tilawahnya yang beredar di internet, dan tentu saja digemari banyak orang.




Syaikh Misyari Rasyid lahir pada tahun 1976 M di Kuwait. Ia merupakan qari internasional yang mengisi banyak masjid besar di negara kelahirannya. Ia merupakan spesialis ilmu Al-Quran, terutama dalam masalah bacaan.

Baca juga: 5 Perempuan Hebat di Dalam Al-Quran (1)

Sepanjang hidupnya, Syaikh Misyari Rasyid beberapa kali menerima penghargaan. Pada tanggal 25 Oktober 2008, ia dianugerahi Oscar Kreativitas Arab pertama oleh Uni Kreativitas Arab di Mesir.

Penghargaan tersebut merupakan bentuk pengakuan terhadapnya. Lantaran berperan dalam mempromosikan prinsip-prinsip dan ajaran Islam. Serta memanfaatkan teknologi modern untuk menyampaikan pesan damai.

5. Syaikh Usamah bin ‘Abdillah Khayyath

Syaikh Usamah lahir pada tahun 1375 H di Mekkah. Ia belajar di kota kelahirannya itu dan lulus dari Fakultas Kitab dan Sunnah pada tahun 1396 dengan predikat cumlaude.

Syaikh Usamah ditetapkan sebagai imam Masjidil Haram pada tahun 1997 menggantikan ayahnya, Abdullah bin Abdul Ghani Khayyath. Sebagai imam, ia dikenal dengan gaya bahasa yang kuat dan mampu menggetarkan hati.

Ia berprofesi sebagai pengajar di Masjidil Haram, mantan Anggota Majelis Syura, Dosen di Fakultas Syari’ah Jami’ah Ummul Qura’. Salah satu keistimewaan Syaikh Usamah ialah mendapatkan ijazah sanad dalam meriwayatkan kutubus sunnah dan seluruh kitab induk hadits yang lain.

***

Al-Quran adalah mukjizat Rasulullah untuk umat manusia akhir zaman. Di dalamnya terkandung berbagai informasi penting, bukan hanya tentang masalah ketuhanan tapi juga kemanusiaan, bukan hanya bagaimana mempersiapkan hari akhir tapi juga bagaimana menghadapi hari ini.

Bulan Agustus 2019 ini, Qultummedia mempersembahkan sebuah buku yang akan membantu pembaca untuk membaca, memahami, dan menghafalkan bagian terakhir Al-Quran, yakni Juz 30 atau Juz ‘Amma. Di dalam buku ini, Juz ‘Amma kami hadirkan dengan latin dan terjemahnya, sirah atau sejarah ayat-ayat, hikmah atau pelajaran dari ayat-ayat tersebut, juga asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat.

Selain itu, buku ini juga kami lengkapi dengan panduan shalat wajib dan sunah, zikir bakda shalat, dan tak lupa doa-doa yang berdasarkan hadis-hadis Rasulullah saw.

 

Sumber foto: freepik.com

5 Keberkahan Berkat Belajar & Mengajarkan Al-Quran

Sebagai pedoman hidup manusia, Allah menjamin keabsahan Al-Quran hingga hari akhir. Dan di antara bentuk penjagaan-Nya ialah melalui mereka yang membaca Al-Quran, mempelajari, mengajarkan, juga mengamalkannya.

***

Teman-teman, masih ingat pengalaman saat belajar membaca Al-Quran?

Saat anak-anak, ada banyak cerita bagaimana sulitnya kita mempelajarinya. Kita mengeluh tentang rumitnya pelafalan huruf-huruf. Kita tak tahan dengan banyaknya tugas yang harus dikerjakan. Dan tak jarang, orangtua menegur lantaran kita tidak mau diatur.

Namun, semakin dewasa kita justru semakin sadar. Orangtua mengajari kita Al-Quran justru karena sayang pada kita. Lihat betapa sabarnya mereka saat mengenalkan pada kita huruf-huruf hijaiyah. Betapa lapangnya dada mereka saat mencontohkan tajwid pada kita. Semua itu mereka lakukan agar kita menjadi orang yang baik, seperti apa yang mereka selalu doakan.

Baca juga: 7 Fenomena Sains Modern Ini Ada di Dalam Al-Qur’an

Teman-teman tentu tahu, yang melalui proses perjuangan dan bersabar dalam belajar Al-Quran bukan hanya kita. Para sahabat dan ulama terdahulu pun melewatinya. Bahkan boleh dibilang, usaha kita tidak sebanding dengan mereka.




Sahabat Utsman bin Affan misalnya. Ia pernah bercerita bahwa mula-mula dirinya belajar dari Rasulullah hanya dengan 10 ayat. Ia tidak pindah atau melanjutkan untuk mempelajari ayat yang lain, kecuali telah berhasil memaknai dan mengamalkan ayat-ayat tersebut.

Ada juga kisah Abdullah bin Masud, yang juga tidak pernah putus belajar Al-Quran dari Rasulullah. Sampai-sampai setiap ayat Al-Quran yang dibacakan padanya, ia tahu latar belakang dan tempat di mana ayat tersebut turun.

Ulama-ulama dahulu menjadikan Al-Quran sebagai karibnya. Pelita yang menerangi hati dan pedoman dalam mengarungi hidup. Kedekatan mereka dengan Al-Quran bukan hal yang perlu lagi dipertanyakan. Tak mengherankan, Imam Syafii bahkan sudah mampu menghafal Al-Quran saat berusia tujuh tahun.

***

Teman-teman yang baik, ada banyak keutamaan yang bisa kita dapatkan jika istikamah belajar dan mengajarkan Al-Quran. Di antara semua keutamaan itu, kami meringkasnya menjadi beberapa poin agar Teman-teman lebih mudah memahaminya. Semoga bermanfaat, ya!

  1. Memperoleh Derajat yang Tinggi

Siapa saja yang dekat dengan Al-Quran, bersabar dalam mempelajarinya, ikhlas dalam mengamalkannya, dan tawadhu dengan ilmu yang ia miliki, Allah akan memposisikannya pada derajat yang lebih tinggi.

Imam Bukhari meriwayatkan, orang yang ahli dalam membaca Al-Quran bersama para malaikat pencatat yang mulia lagi taat. Sedangkan orang yang terbata-bata ketika membaca Al-Quran dan bersusah payah mempelajarinya, baginya dua pahala.

  1. Mendatangkan Syafaat

Dalam sebuah riwayat, Abu Umamah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Bacalah Al-Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat pada hari kiamat bagi para sahabatnya.”

Saat tak ada pertolongan di hari akhir nanti, Al-Quran akan memberi syafaat bagi siapa saja di dunia yang gemar membacanya. Ia akan menjadi saksi bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh.

  1. Mendapatkan Pahala yang Agung

Allah menjanjikan pahala berlipat ganda untuk mereka yang membaca Al-Quran. Tiap huruf darinya bernilai 10 kebaikan.

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka akan memperoleh satu kebaikan. Setiap satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.”

  1. Mendapat Naungan dari Malaikat

Jika ada orang-orang yang membaca Al-Quran dalam suatu majelis, maka ketenteraman akan turun pada mereka. Rahmat akan senantiasa dicurahkan pada mereka sepanjang majelis berlangsung. Dan malaikat akan menaungi dan menyebut-nyebut kebaikan mereka di hadapan-Nya.

  1. Menghilangkan Penyakit Hati

Seringkali kita lupa menjaga diri dari penyakit yang tak terlihat. Yaitu penyakit yang ada di dalam hati dan sulit untuk disembuhkan. Seperti riya’, ujub, iri, sombong, dan sebagainya. Untuk menghilangkan itu semua, Rasulullah menasihati kita agar memperbanyak zikir dan baca Al-Quran.

***




Al-Quran adalah mukjizat Rasulullah untuk umat manusia akhir zaman. Di dalamnya terkandung berbagai informasi penting, bukan hanya tentang masalah ketuhanan tapi juga kemanusiaan, bukan hanya bagaimana mempersiapkan hari akhir tapi juga bagaimana menghadapi hari ini.

Bulan Agustus 2019 ini, Qultummedia mempersembahkan sebuah buku yang akan membantu pembaca untuk membaca, memahami, dan menghafalkan bagian terakhir Al-Quran, yakni Juz 30 atau Juz ‘Amma. Di dalam buku ini, Juz ‘Amma kami hadirkan dengan latin dan terjemahnya, sirah atau sejarah ayat-ayat, hikmah atau pelajaran dari ayat-ayat tersebut, juga asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat.

Selain itu, buku ini juga kami lengkapi dengan panduan shalat wajib dan sunah, zikir bakda shalat, dan tak lupa doa-doa yang berdasarkan hadis-hadis Rasulullah saw.

 

Sumber gambar: pixabay.com

perempuan di dalam al-quran

5 Perempuan Hebat di Dalam Al-Quran (2)

Selain dua nama yang disebutkan dalam artikel pertama, ada tiga nama lain yang perannya tak kalah hebat. Dua nama merupakan istri nabi-nabi, sedangkan satu yang terakhir adalah ratu yang kerajaannya sangat luas dan istananya sangat megah.

3. Hajar, Istri Nabi Ibrahim

Jika kita berbicara tentang Hajar, yang akan kita bayangkan adalah peristiwa perjalanan dari Bukit Safa ke Bukit Marwah, yang kemudian dijadikan syariat sai dalam ibadah haji.

Kisah Hajar dan Nabi Ismail mungkin akan abadi di benak kita. Peristiwa tersebut merupakan ujian dari Allah untuk Hajar. Ia merupakan wanita yang taat. Ia menjadi istri kedua Nabi Ibrahim saat belum dikaruniai anak dari istri pertamanya, Sarah.

Sarah cemburu dengan Siti Hajar, karena tak lama setelah pernikahannya dengan Nabi Ibrahim, Hajar langsung hamil. Sebab itu, Nabi Ibrahim mengambil keputusan dengan memberi jarak bagi keduanya.

Hajar merupakan figur wanita yang ketabahannya tak bisa diragukan. Saat kelelahan di bukit, ia hampir putus asa karena tak ada air yang dapat ia minum. Terlebih, ia harus menggendong Nabi Ismail yang kala itu masih baru lahir.

Hajar pun berdoa kepada Allah agar diberi pertolongan. Allah menjawabnya lewat hentakan kaki Nabi Ismail ke tanah yang menyebabkan ada air yang keluar darinya. Air itu dikenal dengan zamzam, sebuah mata air yang tak pernah habis hingga kini.

4. Hawa, Istri Nabi Adam

Hawa merupakan istri dari Nabi Adam. Mendengar namanya, yang terngiang di pikiran kita adalah tindakannya yang membuat Adam melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah khuldi.

Sebenarnya banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah keduanya yang diturunkan dari surga. Walau karenanya Nabi Adam melangar perintah Allah, Hawa tetap setia dan sabar menemaninya di bumi.

Kisah keduanya juga menjadi penjelasan. Sekuat apa pun seorang lelaki, ia bisa kalah hanya dengan rayuan seorang wanita.

5. Balqis, Ratu Saba`

Ratu Balqis merupakan ratu dari Kerajaan Saba. Ia adalah tokoh wanita yang paling dihormati oleh masyarakatnya.

Ia wanita yang pandai mengelola pemerintahan. Namun, karena kemegahan istana yang ia miliki, ia menganggap tak ada istana lain yang dapat menandinginya.

Suatu ketika burung Hud-hud memberitakan kepada Nabi Sulaiman perihal Ratu Balqis dan istananya. Mendengar kabar itu, hati Nabi Sulaiman tergerak untuk mendakwahinya. Sebab, jika tokoh yang paling dihormati di masyarakat sudah mendapat hidayah Allah, itu adalah jalan yang mudah untuk mengajak serta rakyatnya.

Berawal dari surat-menyurat antara Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis, pertemuan keduanya pun diadakan. Nabi Sulaiman dengan mukjizat yang diberikan Allah sanggup membuat Ratu Balqis membisu. Ia tak percaya bahwa kerajaan Saba dapat dipindahkan dalam sekejap mata.

Ratu Balqis juga dibuat takjub ketika masuk ke dalam istana Nabi Sulaiman. Ia tersipu ketika berjalan di atas air yang terdapat ikan di dalamnya. Ia menyingkap pakaiannya, padahal itu hanyalah kaca yang di bawahnya terdapat air.

Setelah mengetahui mukjizat yang dimiliki Nabi Sulaiman, hati Ratu Balqis luluh dan menyatakan beriman kepada Allah.

 

Baca artikel sebelumnya: 5 Perempuan Hebat di Dalam Al-Quran (1)

*Gambar diambil dari: https://goo.gl/SxrDYw

kiat cerdas agar anak cinta alquran

Kiat Cerdas Agar Anak Mencintai Al-Qur`an Sejak Dini

Kiat cerdas mendekatkan anak-anak dengan Al-Qur`an akan membuat mereka tak malas membacanya setelah dewasa nanti. Sebab, ia telah menjadi sahabat yang menemaninya sejak kecil.

Dalam buku Bukan Ibu Biasa karangan Ummu Balqis, diterangkan sejumlah kiat untuk membuat anak kita mencintai Al-Qur`an sejak dini. Salah satu kiat cerdas yang paling dicari para ibu terangkum dalam penuturan penulis berikut ini.

“Suatu ketika, saya meng-upload video anak saya yang sedang menghafalkan Al-Qur`an di tengah kemacetan kota Jakarta. Iseng saja sih sebenarnya, sekaligus dokumentasi rasa syukur saya di sosmed. Ternyata, tanggapan followers saya lumayan banyak. Alhamdulillah.

Setelah saya membaca berbagai komen mereka, ternyata sebagian besar menanyakan bagaimana sih cara yang bisa dilakukan orangtua agar balitanya suka menghafal Al-Qur`an. Menjawab pertanyaan tersebut, berikut beberapa tip yang mungkin bisa diterapkan untuk anak kita agar mencintai Kitab Sucinya.”

Baca juga:
Tuntunan Shalat Sesuai Al-Quran & Hadis Sahih
Tips Bangun Malam untuk Mengerjakan Shalat Tahajud

Kiat Cerdas #1: Akrabkan Anak dengan Lantunan Al- Qur`an

Cinta akan tumbuh dengan mudah jika kita sudah kenal dan akrab. Nah, karenanya, mengakrabkan anak pada Al-Qur`an adalah step awal membuatnya jatuh cinta pada Kalam Ilahi tersebut.

Cara terampuh adalah dengan mengajaknya mendengarkan lantunan kitab suci Al-Qur`an sejak dari kandungan. Orangtua yang rutin melakukan tilawah akan mudah membentuk anak-anak yang cinta Al-Qur`an. Jadi sebatas mimpi, jika mengharapkan anak mencintai Al-Qur`an sementara ia jarang melihat orangtuanya mengaji atau membacanya.

Kiat Cerdas #2: Perdengarkan Meski Anak Sedang Bermain

Indera pendengaran dan memori balita sangat kuat. Karenanya, walau sambil bermain, lantunkan saja surat pendek berulang-ulang di sampingnya.

Bacakan surat yang sama berulang-ulang pada balita kita selama satu minggu. Jangan bosan melakukannya secara konsisten, dan In sya Allah, walaupun mereka terkesan tidak memerhatikannya, kita akan terkejut mendapatkan betapa mudahnya mereka menghafalkan surat-surat pendek tersebut.

Kiat Cerdas #3: Muraja’ah

Metode ini biasa saya lakukan untuk anak-anak saya. Bagaimanakah metode muraja’ah itu? Caranya adalah dengan menghafalkan satu ayat dengan tajwid yang benar.

Biasanya saya lantunkan langsung atau lewat rekaman suara saya di gadget dan diputar berulang-ulang. Setelah anak-anak mendengarkan berulang-ulang, dilanjutkan dengan melantunkan bersama. Dan saat mereka telah lancar mengaji bersama, saya akan meminta mereka untuk melantunkan ayat tersebut sendiri, sementara saya atau suami menyimak bacaannya.

Setelah ayat ini bisa dilantunkan dengan baik, keesokan harinya saya akan menambah lagi satu ayat berikutnya. Jadi, besok ada dua ayat yang dapat dilantunkan anak. Lusa, kembali saya tambahkan satu ayat, dan begitu seterusnya hingga anak dapat menghafalkan satu surat pendek tersebut.

Untuk memudahkan mengingat, saya juga meminta mereka untuk membaca ayat yang sedang dihafal dalam shalatnya.

Yang terpenting dalam menghafalkan Al-Qur`an adalah tidak ada paksaan, dan anak bergembira saat proses ini berlangsung. Selain itu, diperlukan konsistensi orangtua untuk membimbing anak-anak kita dalam mencintai Al-Qur`an.