haji Archives - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
546
archive,tag,tag-haji,tag-546,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
ibadah haji

Haji: Tentang Cinta dan Pengorbanan di Dalamnya

Haji merupakan ibadah yang memilik nilai spiritual yang tinggi. Rangkaian ibadah yang dilakukan di dalamnya memiliki makna ketaatan, cinta, dan pengorbanan. Persis seperti yang dilakukan oleh Hajar, ibunda Nabi Ismail, yang berlari-lari kecil dari bukit Safa ke Marwa demi mencari air minum untuk buah hatinya itu.

Dalam haji, kita harus mengindari hal-hal yang dilarang, seperti membunuh binatang, berkata-kata kotor, dan bergaul dengan pasangan. Inilah bukti ketaatan kepada Allah, karena dengan kerelaan hati kita dituntut untuk menghindari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

Haji: Ka’bah dan Sejarahnya

Ka’bah merupakan pusat ritual haji. Di sekelilingnya terdapat tempat-tempat yang mulia. Hijir Ismail misalnya. Tempat ini terletak di sebelah utara Ka’bah, bentuknya setengah lingkaran. Melakukan shalat di tempat ini akan mendapat keutamaan tersendiri.

Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah meminta kepada Rasulullah agar diizinkan untuk shalat di dalam Ka’bah. Nabi kemudian mengajak Aisyah ke Hijir Ismail dan menyuruhnya shalat di sana. Nabi kemudian bersabda bahwa melakukan shalat di Hijir Ismail sama utamanya dengan shalat di dalam Ka’bah.

Salah satu rukun haji yang sangat penting adalah wuquf, yaitu bermalam di Arafah. Ritual haji ini tidak terlepas dari kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya, Ismail. Di tempat inilah Ismail dibawa oleh Nabi Ibrahim untuk kemudian disembelih, yang ternyata penyembelihan itu tak pernah terjadi, sebab Allah mengganti tubuh Ismail dengan seekor domba.

Allah menetapkan wuquf di Arafah sebagai ungkapan penghormatan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya atas ketaatan dan kesabaran yang mereka tunjukkan.

Di Ka’bah juga terdapat batu yang dinamakan Hajar Aswad. Batu ini terpasang di sudut selatan Ka’bah. Sejarah Hajar Aswad bermula ketika bangunan Ka’bah selesai dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yang menurut Nabi Ibrahim ada yang belum sempurna dari bangunan suci tersebut.

Nabi Ibrahim kemudian meminta Nabi Ismail untuk mencarikan sebuah batu sebagai pelengkap bangunan suci itu. Nabi Ismail lantas menemukan Hajar Aswad dan memasangnya di dinding Ka’bah. Sampai saat ini, kita masih bisa melihat Hajar Aswad ini terpasang di dinding Ka’bah dan menjadi tempat yang maqbul untuk memanjatkan doa.

Baca juga:
Haji: Masjidil Haram dan Keutamaannya
Pada perayaan haji, selain di sekeliling Ka’bah, lingkungan Masjidil Haram juga tempat yang memiliki keutamaan yang sangat besar untuk beribadah. Di tempat inilah para peziarah dapat melakukan berbagai ibadah fardhu dan sunah.

Pada masa Nabi, Masjidil Haram merupakan lapangan yang luas, belum ada tembok yang mengelilinginya seperti sekarang. Hanya bangunan biasa tempat umat Islam melaksanakan shalat.

Selain Masjidil Haram, Masjid Nabawi di Madinah juga tempat beribadah yang memiliki keutamaan. Masjid Nabawi merupakan masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad setelah beliau dan para sahabat berhijrah dari Makkah.

Berbagai ritual haji yang telah disebutkan di atas merupakan simbol ketaatan, pengorbanan dan penghormatan kepada para nabi dan pengingat terhadap peristiwa-peristiwa besar yang mereka alami. Sebagai umat Nabi Muhammad, sudah selayaknya kita mengambil pelajaran dan keteladanan dari mereka.

tanah suci dan ibadah haji

Tanah Suci, Ibadah Haji, dan Kisah Hidup Nabi-nabi

Tanah suci adalah tempat yang bersejarah sekaligus sangat dihormati oleh umat Islam dari berbagai penjuru dunia.

Haji merupakan ibadah yang sarat akan nilai sejarah. Bukan hanya ibadah yang memiliki nilai spiritual. Seperti umum diketahui, haji merupakan ritual ibadah yang berpusat di Ka’bah, sebuah bangunan bersejarah yang terletak di kompleks Masjidil Haram, Mekkah.

Tanah Suci dan Keluarga Para Nabi

Di Tanah Suci ini, banyak peristiwa bersejarah terjadi. Ketika Allah SWT menurunkan Adam dan Hawa ke bumi, di Mekkah inilah mereka bertemu kembali. Tepatnya di sebuah gunung yang kemudian diberi nama Jabal Rahmah, atau Gunung Cinta. 

Begitu juga dengan perisitiwa besar yang dialami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Ketika Ismail lahir dan Nabi Ibrahim diharuskan untuk membawanya ke tempat yang jauh dari kotanya, agar tidak melahirkan kecemburuan terus-menerus dari istri pertamanya, Sarah, di Mekkah inilah Nabi Ibrahim membawanya. Padahal saat itu, Tanah Suci masih tempat yang tidak berpenghuni dan gersang.

Ketika Hajar kehabisan bekal, ia mencari sumber air, mulai dari bukit Safa sampai Marwa. Lama ia tak kunjung mendapatkan air. Setelah tujuh kali berjalan dari bukit Safa ke Marwa, baru kemudian Allah memberikan rahmatnya dengan memancarkan air Zam-zam.

Peristiwa besar lain juga terjadi ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putra satu-satunya yang lahir dari Hajar, istri keduanya. Karena ketaatan dan kecintaanya kepada Allah, Nabi Ibrahim dan Hajar merelakan anaknya untuk disembelih. Namun karena ketabahan hati dan keimanannya, Allah mengganti Ismail dengan seekor domba.

Setelah peristiwa itu, Nabi Ibrahim dan Ismail membangun kembali Ka’bah. Ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 127.

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) pondasi Baitullah bersama Ismail seraya berdoa, ‘Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami, sesungguhnya Engkah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui’.”

Ayat ini menjelaskan Nabi Ibrahim dan Ismail yang membangun pondasi Ka’bah, yang semula telah dibangun oleh Nabi Adam tapi kemudian hancur karena peristiwa alam. Konon, banjir besar pada masa Nabi Nuh menjadi penyebab bangunan Ka’bah yang dulu dibangun Nabi Adam itu hanya tersisa pondasinya.

Baca Juga:
Wisata Belanja di Mekkah, Madinah, dan Jedah
Blusukan di Mekkah dan Madinah
Panduan Superlengkap Ibadah Haji dan Umrah 

Ritual haji dimulai ketika Nabi Ibrahim memanggil umat manusia untuk berziarah ke Ka’bah. “Labbaik Alloohumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik,” ujarnya. Karena panggilan tersebut, orang-orang dari penjuru dunia berbondong-bondong berziarah ke Ka’bah.

 

Tanah Suci dan Nabi Muhammad saw

Pada masa Nabi Muhammad saw, Ka’bah juga dijadikan sebagai pusat spiritual. Awalnya shalat harus menghadap Baitul Maqdis, lalu Allah memerintahkan agar kiblat shalat diganti Ka’bah di Mekkah.

Sebelum dijadikan kiblat, pada masa jahiliyah Ka’bah dijadikan tempat pemujaan berhala. Di sekeliling dan di dalamnya Ka’bah terdapat berhala-berhala orang Jahiliyah.

Ketika terjadi Fathu Mekkah atau pembebasan Mekkah, berhala-berhala tersebut dihancurkan oleh umat Islam dan Ka’bah difungsikan sebagaimana mulanya, yaitu tempat beribadah dan menunaikan haji. Peristiwa-peristiwa besar inilah yang menjadikannya sebagai tempat yang sangat istimewa, khususnya bagi umat Islam.

 

Sumber foto dari Pixabay.com
kuliner di makkah

Kuliner di Makkah, Madinah, dan Jedah yang Sangat Menggoda

Kuliner di Makkah, Madinah, dan Jedah sangat digemari oleh jamaah haji atau umrah asal Indonesia. Setelah lelah menunaikan rangkaian ibadah haji dan umrah, mereka tentu tak menyia-nyiakan kesempatan berada di Tanah Suci untuk sekaligus berwisata. Dan karena kerinduan terhadap kuliner Tanah Air juga mereka rasakan, mereka akan mencoba berburu kuliner khas Indonesia yang ada di sana.

Baca juga:
Panduan Superlengkap Ibadah Haji dan Umrah
Haji: Tentang Cinta dan Pengorbanan di Dalamnya

Para jamaah haji dan umrah juga tak menyia-nyiakan kesempatan mencicipi kuliner khas Arab yang terkenal dengan aroma rempah-rempahnya, seperti kuliner khas Indonesia. Hanya saja karena tak terbiasa, entah dengan citarasa atau porsinya, tak sedikit jamaah yang lebih menyukai masakan khas Indonesia. Mencicipi masakan khas Arab tak masalah, tapi untuk makan sehari-hari tampaknya mereka lebih bisa menikmati makanan Indonesia.

Kuliner di Makkah

Pusat-pusat kuliner di Makkah mudah ditemukan dan digemari, terlebih oleh wisatawan Indonesia. Di kota suci ini kebetulan terdapat Restoran Indonesia yang menyediakan masakan khas Indonesia, seperti ayam goreng, ayam bakar, dan ayam penyet. Cukup untuk mengatasi kerinduan dengan masakan dari kampung halaman.

Kalau kita ingin menikmati menu masakan khas Arab, restoran-restoran di Makkah banyak yang menyediakannya. Tentu saja, menu masakan ini lebih mudah ditemukan ketimbang menu masakan yang lain. Sebagai variasi, menu masakan Arab perlu kita coba. Selain untuk lebih mengenal budaya Arab, negeri Islam lahir dan berkembang, juga agar kita tak mudah bosan dengan menu masakan yang disediakan oleh agen tour.

Bakso Mang Oedin

Bakso Mang Oedin (http://www.hajimakbul.com/2017/03/lima-resto-terkenal-di-jeddah-raja.html)

Di Makkah terdapat warung Bakso Mang Oedin yang siap memanjakan lidah jamaah asal Indonesia. Meski dengan nuansa Arabia, di Makkah kita tetap bisa menikmati kuliner Tanah Air karena citarasa bakso tersebut tak ada bedanya dengan bakso-bakso yang mudah kita temukan di Indonesia.

Kuliner di Madinah

Tidak hanya di Makkah, di Madinah juga terdapat warung bakso yang terkenal, namanya Warung Bakso Si Doel Anak Madinah. Warung bakso Si Doel ini bahkan menyediakan menu yang lebih beragam. Ada bakso jawa, bakso solo, dan bakso Doel yang menjadi favorit para wisatawan.

bakso madinah

Kuliner di Jedah

Jajanan balila adalah jajanan yang sangat disukai wisatawan ketika berkunjung ke Jedah. Ketika bulan puasa, tak ada penduduk Hijaz yang melewatkan berbuka puasa dengan balila. Sepertinya tak lengkap jika berbuka puasa tanpa adanya jajanan ini.

Makanan khas Jedah ini digemari karena dibuat dari rempah-rempah dan kacang-kacangan yang khas. Komposisinya kacang lentil atau kacang garbanzo yang dibubuhi ragam rempah dan saus. Menurut kabar, makanan khas Jedah ini telah ada sejak ratusan tahun.

wisata belanja di tanah suci

Wisata Belanja di Makkah, Madinah, dan Jedah

Wisata belanja di Makkah, Madinah, dan Jedah adalah kegiatan yang banyak disukai oleh jamaah haji dan umrah asal Indonesia. Bagaimanapun, berwisata adalah hal paling mengasyikkan bagi setiap orang. Dengan berwisata, kita dapat menenangkan pikiran, menyegarkan suasana, dan menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh setiap keluarga untuk mengisi liburan.

Berwisata sangat digemari oleh setiap orang di seluruh dunia. Tak terkecuali masyarakat Arab Saudi.

Baca juga:
Kuliner di Makkah, Madinah, dan Jedah yang Sangat Menggoda
Tanah Suci, Ibadah Haji, dan Kisah Hidup Nabi-nabi

Wisata Belanja di Mekkah

Di Mekkah, ada beberapa jenis wisata yang digemari oleh penduduk lokal, bahkan wisatawan asing. Wisata ini adalah wisata belanja. Di kota ini, terdapat tempat-tempat wisata belanja yang sangat populer dan padat dikunjungi wisatawan. Di antaranya Pasar Zakfariyah.

Pasar Zakfariyah atau ‘pasar borong’ ini terletak sekitar satu kilometer dari Masjidil Haram. Disebut pasar borong karena para pembeli yang sebagian besar jamaah haji itu memborong barang sebagai oleh-oleh di tempat ini. Pasar ini menjual berbagai barang, dari perlengkapan ibadah sampai barang-barang mewah, seperti jam tangan, emas, dan barang elektronik, seperti handphone.

Para pedagang di sini juga banyak yang mahir berbahasa Indonesia, meskipun logatnya terdengar masih kearab-araban. Pasar ini selalu ramai pengunjung yang membeli segala kebutuhan. Namun, ketika terdengar adzan, pasar-pasar ini langsung tutup, kemudian digelar karpet sebagai alas shalat di lorong-lorong pasar. Sungguh berwisata yang sangat menyenangkan, bukan?

Ada juga pasar yang menyuguhkan berbagai macam kurma. Pasar ini adalah Pasar Ukaz. Terletak di kota Mekkah, pasar ini ramai sekali didatangi pengunjung, bahkan dulu menjadi pusat perdagangan orang-orang Mekkah. Namun, sekarang pasar ini sudah mulai sepi. Luasnya pun menyempit dan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan Pasar Aziziyah.

Pusat Perbelanjaan Bin Dawood

Pusat Perbelanjaan Bin Dawood (https://media.ihram.asia/2017/01/19/10-tempar-wisata-belanja-yang-ada-di-arab-saudi/)

Bagi wisatawan yang suka barang murah tapi berkualitas, Pasar Bin Dawood-lah tempatnya. Pasar ini berlokasi di Aziziyah, Misfalah, Sulaymaniyah, dan Ajyad. Para penjual di pasar ini menyediakan diskon besar-besaran bagi wisatawan yang membeli barang dalam jumlah banyak.

Ada lagi pasar yang tak kalah ramainya dengan pasar-pasar sebelumnya, yaitu pertokoan yang berada di Jalan Misfalah-Bukhutmah. Pasar ini berlokasi persis di pusat kota Mekkah. Banyak peziarah yang membeli oleh-oleh berupa tasbih, sajadah, karpet, aroma terapi, kurma, dan pacar kuku selepas beribadah di Masjidil Haram.

Wisata Belanja di Madinah

Madinah tak bisa dipisahkan dari kurma. Ya, karena kota ini merupakan penghasil kurma terbanyak di Arab Saudi. Karena itu, di kota ini juga banyak terdapat pasar kurma. Salah satunya adalah Pasar Kurma Madinah.

Selain menyediakan berbagai macam kurma, harganya pun terbilang cukup murah. Kita bisa membeli kurma dari harga 30 riyal sampai 90 riyal. Karena itu, banyak peziarah yang memborong kurma di pasar ini.

Tak hanya Pasar Kurma Madinah, di kota ini pun ada Pasar Bin Dawood. Namun, harga kurma di pasar ini tergolong mahal.

Satu lagi pasar yang ramai dikunjungi, yaitu pertokoan yang berada di samping Masjid An-Nabawi. Menariknya, ketika malam tiba, pasar ini semakin ramai, terlebih setelah selesai Isya. Tak hanya ramai oleh peziarah, para pedagang dadakan pun berdatangan menggelar dagangannya di lantai-lantai sekeliling masjid. Pemandangan ini persis seperti pasar malam di Indonesia.

Wisata Belanja di Jedah

Jedah adalah kota yang terkenal dengan pusat perbelanjaan modern. Di kota ini terdapat pasar-pasar megah yang menjual barang impor ternama. Salah satunya adalah pasar yang berada di kawasan perbelanjaan Balad. Pasar ini menyediakan produk-produk berkualitas yang berasal dari Milan dan Paris.

Tak heran pasar ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, terlebih ketika musim haji. Para jamaah haji berdatangan memadati pasar ini untuk membeli buah tangan usai menjalankan ibadah haji.

pusat perbelanjaan di jedah

Pusat Perbelanjaan di Jedah (http://www.caramudahkebaitullah.com/2012/12/mengunjungi-pusat-perbelanjaan-balad.html)

Jedah juga memiliki pusat perbelanjaan barang murah. Pasar ini berlokasi di Haraj Sawarikh. Tempat ini menyediakan barang-barang baru dan bekas, seperti karpet, lampu kristal, barang pecah belah, kosmetik, barang elektronik, dan aneka suvenir.

Selain pasar modern, Jedah juga memiliki pasar tradisional, yaitu di Tahila Street, Falastin Street, Pasar Bab Mekkah, dan beberapa pasar tradisional lainnya.

Untuk informasi mengenai wisata belanja di tiga kota ini bisa disimak dalam buku “Hajj & Umrah for Woman”

tempat mustajabah di masjidil haram

Tempat Mustajabah dan Lokasinya di Masjidil Haram

Tempat mustajabah banyak terdapat di sekeliling Kakbah. Umat Islam yang sedang menunaikan haji atau umrah tak buang kesempatan dengan memanjatkan doa di sana.

Umat muslim mana pun tentu sangat berharap untuk bisa menjalankan ibadah umrah atau pun haji. Dan, saat kesempatan itu datang, kebahagiaan tak terkira akan dirasakan. Nah, jika Anda berkesempatan untuk mengunjungi rumah Allah, sempatkanlah berdoa di tempat-tempat mustajab berikut ini.

Tempat Mustajabah #1: Multazam

Multazam merupakan bagian dari Ka’bah yang diyakini sebagai tempat paling mustajab untuk berdoa. Letaknya berada di antara hajar aswad dan pintu Ka’bah. Untuk bisa berdoa di tempat ini memang dibutuhkan sedikit perjuangan. Pasalnya, luas multazam terbilang cukup kecil membuat Anda harus berdesak-desakan menuju tempat tersebut.

Tempat Mustajabah #2: Hijir Ismail

Hijir Ismail juga bagian dari Ka’bah yang diyakini sebagai tempat mustajab untuk berdoa. Shalat di Hijir Ismail sama artinya shalat di dalam Ka’bah. Biasanya, setelah melakukan sholat, para jemaah memuaskan diri untuk berdoa di tempat ini. Seperti halnya Multazam, Hijir Ismail juga tidak terlalu luas sehingga jemaah yang shalat dan berdoa di sini akan berdesak-desakan.

Tempat Mustajabah #3: Di Bawah Mizab (Talang Emas)

Pancuran yang terbuat dari emas ini terdapat di area Hijir Ismail. Kabarnya, pancuran ini termasuk salah satu tempat mustajab di Makkah. Tidak sedikit orang yang menyempatkan diri untuk berdoa di bawah pancuran emas tersebut. Bahkan, di saat hujan turun, para jamaah pun berebut untuk mengambil air yang jatuh melalui pancuran itu.

Tempat Mustajabah #4: Di Belakang Maqam Ibrahim

Setelah melakukan thawaf sebanyak tujuh putaran, para jamaah disunahkan untuk shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim. Seperti disebutkan dalam kitab Qadhaya fi al-Hajj wa al-Umrah, “di antara fadhilah Maqam Ibrahim adalah dikabulkannya setiap doa yang dipanjatkan di tempat tersebut.”

Tempat Mustajabah #5: Bukit Shafa dan Marwah

Bukit Shafa adalah tempat dimulainya ibadah Sa’i. Biasanya, para jamaah akan berdoa sebelum melaksanakan ibadah tersebut. Sedangkan bukit Marwah adalah tempat berakhirnya ibadah Sa’i. Di tempat inilah, para jamaah akan mengakhirinya dengan memotong rambut. Dalam sejarah Islam, disebutkan bahwa Siti Hajar—ibunda Nabi Ismail—berlari-lari antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 putaran untuk mendapatkan air bagi sang buah hati. Dan, banyak orang yang mengatakan bahwa Shafa dan Marwah merupakan beberapa tempat mustajab untuk berdoa.

Tempat Mustajabah #6: Raudhah

Tidak seperti tempat-tempat di atas, Raudhah berada di Madinah, tepatnya di masjid Nabawi. Rasulullah saw bersabda, “Tempat di antara rumahku dan mimbarku adalah taman-taman surga,” (HR. Muslim). Oleh karenanya, setiap jamaah pasti akan menyempatkan diri berdoa di sana.

Demikianlah beberapa tempat mustajabah yang bisa kita datangi saat menjalankan ibadah haji atau umrah. Semoga Allah SWT mendengar dan mengabulkan apa yang menjadi doa kita. Aamiin.