nabi Archives - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
541
archive,tag,tag-nabi,tag-541,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
doa para nabi

Doa-doa Para Nabi di Dalam Al-Quran

Sebagaimana manusia pada umumnya, para nabi juga memiliki harapan dalam hidup mereka. Tak sedikit dari harapan itu masih dapat kita rasakan, karena tertuang dalam bentuk doa di dalam Al-Quran agar kita juga dapat melantunkannya.

Saat membaca kisah para nabi, kita selalu disuguhi potret hidup yang menakjubkan. Cara orang-orang mulia ini menjalani hidup, mencari jalan keluar dari masalah, hingga menunjukkan rasa kasih mereka, selalu saja bisa membuat kita berdecak kagum.

Baca juga:

Doa-doa Pelunas Utang & Pembuka Pintu Rezeki
7 Doa Mustajab untuk Menarik Rezeki

 

Walau begitu, dengan segala kehebatan mereka dalam mengarungi kehidupan ini, para nabi pun punya kegelisahan yang terpendam di lubuk hati mereka. Namun, kegelisahan itu mereka ubah menjadi harapan. Lalu mereka sampaikan dalam doa kepada Rabb-nya.




Teman-teman, sejatinya ada sesuatu yang perlu kita tiru dari kehidupan mereka. Selain akhlak dan budi pekerti yang luhur, para nabi juga mewariskan doa-doa yang tertera dalam Al-Quran. Tentu saja, kita dianjurkan untuk melantunkannya seusai shalat kita. Meski terlihat sederhana, amalan ini insyaallah dapat menuntun hidup kita ke arah yang lebih baik.

Berikut kami tuliskan beberapa doa para nabi yang terkandung di dalam Al-Quran. Semoga kita diberi kemudahan untuk menghafal dan memaknainya.

***

  1. Doa Nabi Adam as

رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

“Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Araf: 23)

  1. Doa Nabi Nuh as

رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi.” (QS. Hud: 47)

  1. Doa Nabi Ibrahim as

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

  1. Doa Nabi Yusuf as

فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنْتَ وَلِيّٖ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۚ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ

“(Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.” (QS. Yusuf: 101)

  1. Doa Nabi Musa as

رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَغَفَرَ لَهٗ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-Qashash: 16)

  1. Doa Nabi Sulaiman as

رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (Q.S. An-Naml: 19)

  1. Doa Nabi Zakariya as

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

“Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (Q.S. Ali Imran: 38)

***

mukjizat al-quranAl-Quran adalah mukjizat Rasulullah untuk umat manusia akhir zaman. Di dalamnya terkandung berbagai informasi penting, bukan hanya tentang masalah ketuhanan tapi juga kemanusiaan, bukan hanya bagaimana mempersiapkan hari akhir tapi juga bagaimana menghadapi hari ini.

Bulan Agustus 2019 ini, Qultummedia mempersembahkan sebuah buku yang akan membantu pembaca untuk membaca, memahami, dan menghafalkan bagian terakhir Al-Quran, yakni Juz 30 atau Juz ‘Amma. Di dalam buku ini, Juz ‘Amma kami hadirkan dengan latin dan terjemahnya, sirah atau sejarah ayat-ayat, hikmah atau pelajaran dari ayat-ayat tersebut, juga asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat.

Selain itu, buku ini juga kami lengkapi dengan panduan shalat wajib dan sunah, zikir bakda shalat, dan tak lupa doa-doa yang berdasarkan hadis-hadis Rasulullah saw.




asiyah wanita di dalam al-quran

5 Perempuan Hebat di Dalam Al-Quran (1)

Islam memuliakan manusia sesuai haknya. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan kelebihan dan kekurangan.

Allah Mahaadil. Sebelum Islam datang, anak perempuan di Arab dianggap malapetaka. Mereka dipandang makhluk lemah yang tak ada keistimewaannya. Dengan turunnya Al-Quran, kaum hawa mendapatkan haknya. Bahkan beberapa nama mereka tercantum di dalamnya.

Baca juga:
1. Mendidik Buah Hari Ala Rasulullah
2. 5 Masjid di Turki dengan Keindahan yang Luar Biasa

Berikut adalah 5 Figur Perempuan Dalam Al-Quran:

1. Maryam, Ibunda Nabi Isa

Maryam merupakan wanita mulia yang Allah puji di dalam Al-Quran. Ia adalah sebaik-baik teladan bagi kaum hawa. Ia wanita yang sangat menjaga kehormatan dan sifat malunya, sehingga kebaikannya pun selalu diperbincangkan orang lain.

Atas ketaatannya, Maryam dijamin masuk surga. Dalam hadis sahih riwayat Ahmad, Rasulullah bersabda, “Wanita penghuni surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim istri Firaun.”

Namun, ketaatan Maryam bukan tanpa ujian. Betapa tidak, wanita yang belum memiliki suami sudah mempunyai seorang anak laki-laki. Saat itulah orang-orang di sekitarnya mencomooh. Tapi, ia lebih memilih tabah dan menyerahkan dirinya pada Allah.

2. Asiyah, Istri Fir’aun

Asiyah layak disebut sebagai lentera di tengah kegelapan. Ia adalah wanita suci yang berjuang mempertahankan keimanannya di tengah-tengah zalimnya keluarga kerajaan. Bahkan tak tanggung-tanggung, ia harus melawan suaminya sendiri yaitu Firaun.

Asiyah dijamin oleh Allah sebagai wanita penghuni surga. Ia adalah wanita yang menemukan Nabi Musa di Sungai Nil ketika dihanyutkan oleh ibunya saat khawatir akan keselamatan buah hatinya.



Tatkala itu, ia mengadukan pada suaminya tentang bayi yang ia temukan. Firaun marah besar ketika ia tahu bahwa bayi yang ditemukan istrinya adalah laki-laki. Sebab, Firaun pernah bermimpi akan ada seorang laki-laki dari Bani Israil yang akan meruntuhkan kerajaannya. Karena itulah Firaun memerintahkan tiap bayi laki-laki yang baru lahir untuk dibunuh.

Namun dengan keteguhan hatinya, Asiyah merawat dan mendidik bayi tersebut hingga besar. Ia meyakinkan Firaun bahwa Musa tak akan meruntuhkan tahtanya. Ternyata di balik kejadian itu, Allah menyelipkan hikmah besar yang menyebabkan Nabi Musa tumbuh hingga dewasa dan menyebarkan syariat-Nya.

 

Baca artikel selanjutnya: 5 Perempuan Hebat di Dalam Al-Quran (2)

*Gambar diambil dari: https://kitbash3d.com/products/egypt

jodoh impian

Shalawat Tak Hanya Berpahala Tapi Juga Bermanfaat Besar

Shalawat adalah ibadah yang mendatangkan pahala besar, bukan hanya sebuah bacaan tapi juga jalinan cinta dengan kekasih Allah SWT. Bukankah Allah dan malaikat-Nya senantiasa bershalawat untuk Nabi Muhammad sebagai tanda cinta, rahmat, dan penghormatan kepada pemimpin para nabi itu?

Baca juga:
Menjemput Jodoh Sesuai Panduan Rasulullah
Rasulullah dan Keajaiban Menjelang Kelahirannya

Shalawat memiliki memiliki banyak keutamaan. Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membaca shalawat padaku, malaikat juga akan mendoakan keselamatan yang sama baginya. Maka, bacalah shalawat, baik sedikit maupun banyak,” (HR Thabrani & Ibnu Majah).

Shalawat: untuk Hidup yang Lebih Bahagia

Selain itu, ia juga penawar kesedihan, obat kepedihan, dan merupakan curahan rahmat Ilahi bagi para pembacanya. Tiada satu ibadah pun yang Allah SWT perintahkan hamba-Nya untuk melakukannya, kecuali Dia membalas kebaikan yang berlipat-lipat. Oleh karena itu, betapa besar dan dahsyatnya keutamaan ibadah ini.

Menurut Imam Ghazali, saat orang mencintai sesuatu, ia akan selalu menyebutnya. Saat ia mencintai Allah SWT, ia akan selalu mengingat dan berzikir kepada-Nya. Begitu pula saat ia mencintai Rasulullah saw, ia juga akan memperbanyak menyebut namanya. Apabila seorang hamba banyak berzikir kepada Allah tapi tidak bershalawat kepada Rasulullah saw, zikirnya itu tidaklah sempurna.

Shalawat merupakan cahaya yang mengeluarkan kita dari kegelapan, sarana untuk menambah iman pada Allah SWT dan cinta kita pada Rasulullah saw, juga merupakan rasa terima kasih kita kepada pribadi yang paling mulia, yang mengiringi kita dan mengajarkan kita untuk mencapai kebahagiaan dan keindahan nan abadi.

Tentang Buku Mukjizat Shalawat

Dalam buku  “Mukjizat Shalalawat”  yang ditulis oleh Habib Abdullah Assegaf dan Indriya R. Dani ini Anda akan dibawa menuju hidup yang penuh dengan ungkapan cinta dan kerinduan. Selain itu, buku ini juga memaparkan beberapa macam pujian untuk Rasulullah, faedah dan kedahsyatannya, serta adab membacanya. Apa yang diungkapkan dalam buku ini semua berdasarkan Al-Qur’an dan hadits.

Pada saat ini, banyak di antara kaum muslim mengalami krisis moral dan krisis global ekonomi. Insya Allah dengan membaca shalawat, Allah SWT akan memberi jalan keluar bagi kita, baik dari krisis moral maupun krisis ekonomi secara global.

 

Sumber foto: http://hdfreewallpaper.net/masjid-nabawi-wallpaper-download/

Kabah

Rasulullah dan Keajaiban Menjelang Kelahirannya

Rasulullah dan keajaiban menjelang kelahirannya mungkin tak banyak kita tahu, padahal orang yang mencintainya pasti ingin tahu apa yang terjadi saat itu.

Diutusnya seorang rasul adalah salah satu bukti betapa sayangnya Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dia ingin hamba-hamba-Nya sadar bahwa Dia selalu membimbing mereka dengan adanya rasul di sampingnya.

Sebagai khatamun nabiyyin (penutup para nabi), kelahiran Rasulullah sangat dinanti-nanti. Tak hanya oleh manusia, bahkan binatang, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta juga merindukan kehadirannya. Karena itu, tak heran jika ada hal-hal aneh terjadi menjelang kelahirannya.

Baca juga:
Ingin Rumah Tangga Bahagia? Hindari Hal-hal Ini
Kamu Ingin Tahu Siapa Jodoh yang Tepat Untukmu? Ikuti Lima Petunjuk Ini

Hal-hal aneh ini ada kaitannya dengan kondisi alam yang tak wajar. Bagi masyarakat Arab pada masa itu, kejadian ini merupakan sesuatu yang mengherankan. Sebelumnya tak pernah terjadi.
Nah, inilah lima hal aneh yang terjadi menjelang lahirnya Nabi Muhammad saw.

1. Rasulullah dan Keajaiban yang Pertama: Api Majusi Padam

Orang-orang Majusi adalah penyembah api. Api yang mereka sembah selama beratus-ratus tahun itu tak pernah padam. Tapi, menjelang lahirnya Nabi Muhammad saw, api itu padam seketika. Meski mereka berupaya menyalakannya kembali, tetap tidak berhasil.

2. Rasulullah dan Keajaiban yang Kedua: Bintang Besar Bercahaya

Menjelang lahirnya Nabi Muhammad saw, orang-orang Yahudi dan Nasrani melihat bintang besar yang bercahaya sangat terang. Bintang itu tak pernah terlihat sebelumnya di langit Makkah. Karenanya, sebagian mereka berkata, “Nabi penutup zaman telah lahir.”

Mereka berkata demikian karena telah mendapat informasi dari kitab suci mereka bahwa akan lahir seorang nabi akhir zaman yang ditandai dengan munculnya bintang besar.

Ka’bul Akhbar ra berkata: “Saya telah melihat di dalam Taurat bahwa Allah Ta’ala telah mengabarkan kepada Kaum Musa tentang saat keluarnya Muhammad saw, ‘Sesungguhnya bintang yang telah kamu ketahui itu, bila ia bergerak dari tempatnya, menandakan bahwa Rasulullah saw telah keluar.’

Ketika Rasulullah saw lahir, bintang itu bergerak dan pindah dari dari tempat asalnya. Maka, orang-orang Yahudi dan Nasrani semuanya mengetahui bahwa rasul yang diberitakan Allah itu telah lahir ke dunia, namun mereka merahasiakannya disebabkan kedengkian mereka.” Lihat selengkapnya.

3. Rasulullah dan Keajaiban yang Ketiga: Burung-burung Beterbangan di Langit Makkah

Sebelumnya, tak pernah terlihat burung yang begitu banyak terbang di atas kota Makkah. Tapi, pada hari kelahiran Nabi, entah dari mana burung-burung terlihat berbondong-bondong mengitari kota Makkah. Seakan menyambut kelahiran Nabi Muhammad saw.

4. Rasulullah dan Keajaiban yang Keempat: Pohon Kurma Kering Kembali Berbuah

Dikabarkan dalam Injil tentang tanda-tanda menjelang lahirnya nabi akhir zaman yaitu, “Bahwasanya apabila pohon kurma kering mengeluarkan daun-daunan, maka itu menandakan keluarnya Rasulullah ke dunia.”

Ketika Rasulullah saw lahir, pohon kurma yang kering dan layu menjadi segar kembali, berdaun dan berbuah. Melihat hal itu, orang-orang Nasrani pun mengetahui bahwa Rasul yang dijanjikan Allah di dalam kitab Injil itu telah lahir ke dunia. Tetapi hal itu mereka rahasiakan, disebabkan kedengkian mereka. Lihat selengkapnya.

5. Rasulullah dan Keajaiban yang Kelima: Mata Air Kering Memancar Kembali

Di dalam kitab Zabur diterangkan bahwa kelahiran nabi akhir zaman ditandai, “Ketika mata air yang sudah kalian kenal kering dan tiba-tiba memancarkan air dengan derasnya maka pada saat itulah Nabi Muhammad saw telah lahir ke dunia.”

Itulah lima kejadian aneh menjelang kelahiran Nabi Muhammad saw. Ini menjadi bukti betapa mulianya utusan Allah, sampai-sampai alam pun ikut gembira dengan kelahirannya. Lebih lengkap mengenai hal-hal yang terjadi menjelang kelahiran Nabi Muhammad saw, kita bisa mengunjungi laman berikut ini.

Kejadian-kejadian aneh menjelang lahirnya Nabi Muhammad saw antara lain:

1. Api Majusi padam, setelah beratus-ratus tahun disembah.
2. Bintang besar bercahaya, salah satu tanda kelahiran Nabi Muhammad menurut ahlul kitab.
3. Burung-burung beterbangan di langit Makkah, demi menyambut kelahiran Nabi Muhammad saw.
4. Pohon kurma kering kembali berbuah, sehingga masyarakat bisa berbondong-bondong memetiknya.
5. Mata air kering memancar kembali, memberikan berkah bagi penduduk di sekitarnya.

bahagia muncul dari diri kita, bukan dari luar diri kita

Inilah Cara Meraih Kebahagiaan Seperti Dilakukan Oleh Para Nabi

Bahagia itu bisa dirancang dan diciptakan. Karenanya, bukan mustahil ia hadir tanpa jeda. Bahkan cara mewujudkannya pun sederhana.

Jika selama ini sudut pandang kita dalam memaknainya mengacu pada hal-hal yang sifatnya duniawi atau materiil, ubahlah segera. Percaya atau tidak, kebahagiaan seperti itu semu. Sebab, ia tak melulu ada kaitannya dengan kepuasan duniawi, materiil, apalagi sebatas finansial.

Baca juga:
Hujan Bahagia
Menikah Muda dan Hal-hal Tak Terduga di Dalamnya

Kebahagiaan yang sesungguhnya bisa kita dapatkan dengan meraih kepuasan batiniah, seperti memperbanyak ibadah, menghindari suuzhan, atau menahan diri saat makan agar tidak terlalu kenyang. Cara lain yang bisa kita lakukan untuk mendapatkannya adalah dengan membagikan ilmu yang bermanfaat dan tidak menyebarkan berita dusta (hoax) atau fitnah di media sosial.

Ucapan syukur sudah bisa menunjukkannya. Sebab itu berarti pengakuan bahwa segala sesuatu yang kita dapat adalah anugerah dari Allah; bukan semata-mata karena usaha kita.

Bisa juga kita memaknainya dengan mengoptimalkan seluruh potensi diri untuk mengabdi kepada-Nya. Tidak ada penglihatan, pendengaran, perasaan, perkataan, dan perbuatan kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Tidak kita gunakan untuk melanggar aturan-Nya. Semua digunakan untuk beribadah.

Bisa juga kita maknai bahwa dalam kondisi apa pun, lapang maupun sempit, kita tetap ikhlas bersedekah. Sedikit yang kita miliki, kita sisihkan untuk kita sedekahkan. Sebagaimana sedekahnya para sahabat Nabi Muhammad, seperti Abdurrahman bin Auf, Abu Bakar bin Khaththab, dan Ustman bin Affan.

Bahagia Ala Nabi Muhammad saw

Meski dijamin masuk ke surga dan terbebas dari dosa, Nabi Muhammad tetap menghabiskan sepertiga malam yang sunyi dan dingin dengan beribadah dan bermunajat kepada-Nya dengan takbir, ruku’, dan sujud, hingga air mata pun membasahi pipi dan kedua kakinya bengkak. Inilah cara Nabi Muhammad saw bahagia dengan bersyukur (‘abdan syakuuraa).

Bahagia Ala Nabi Yusuf as

Sementara itu, Kebahagiaan bagi Nabi Yusuf as adalah menjaga nafsunya dari ajakan bermaksiat seorang istri pejabat. Ia memilih dikurung dalam penjara daripada menuruti bujuk rayunya.

Bahagia Ala Nabi Ayub as

Kebahagiaan itu seperti Nabi Ayub yang kian dekat kepada-Nya dan tidak pernah berburuk sangka kepada Allah. Berkat kesaabarannya, penyakit Nabi Ayub diangkat dan bisa kembali hidup normal dan bahagia.

***

Uraian di atas diambil dari buku “Berupaya Tanpa Jeda, Beryukur Tanpa Kendur.” Buku yang ditulis oleh Syaiful Anshor ini memberikan banyak inspirasi dan ajakan agar kita selalu menyukuri segala keadaan yang diberikan Sang Pencipta. Sebab, saat kita bersyukur maka akan ada janji bahwa nikmat-Nya itu akan ditambah.

 

foto: unsplash.com

idul adha dan maknanya

Idul Adha: Pengorbanan Nabi Ibrahim & Ketaatan Nabi Ismail

Idul Adha tak sebatas hari raya tapi juga peringatan tentang pengorbanan besar yang pernah dilakukan oleh seorang anak manusia.

Sebentar lagi, tepatnya pada 10 Dzulhijjah, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan hari raya Idul Adha atau Idul Qurban. Seperti kita ketahui, Idul Adha merupakan momen hari raya Islam yang erat kaitannya dengan nilai-nilai pengorbanan.

Tentunya nilai-nilai pengorbanan ini mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yang tak lain merupakan titik mula sejarah hari raya Idul Adha.

Idul Adha: Pengorbanan Nabi Ibrahim

Ya, Nabi Ibrahim menjadi sosok utama dalam sejarah ini. Nabi Ibrahim—yang juga dikenal dengan sebutan Al-Khalil—adalah manusia dengan tingkat keimanan yang sangat tinggi. Begitu pun dengan Nabi Ismail. Ia adalah seorang anak yang memiliki keyakinan luar biasa.

Oleh karena itu, saat Nabi Ibrahim diperintahkan Allah SWT melalui mimpi untuk menyembelih anaknya sendiri, ia pun dengan ikhlas menjalankannya sebagai bentuk keimanan kepada Allah SWT. Sedangkan Nabi Ismail sendiri secara ikhlas menerima hal tersebut sebagai baktinya terhadap orangtua dan ketaatannya pada Allah SWT.

Tanpa ragu, Nabi Ibrahim mulai mengarahkan pisaunya ke leher Nabi Ismail dan Nabi Ismail pun ikhlas untuk melalui semua itu atas nama Allah SWT. Ketaatan serta keikhlasan orangtua dan anak ini pun tidak perlu diragukan lagi, sehingga Allah SWT mengganti posisi Nabi Ismail dengan seekor hewan kurban yang besar.




Begitulah kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam sejarah Idul Adha. Dalam hal itu, pengorbanan bukan sekadar bentuk bakti terhadap orangtua semata dan ketaatan kita terhadap Allah SWT, tetapi juga wujud rasa syukur terhadap nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita.

“Sesungguhnya kami telah memberi kamu nikmat yang banyak, karena itu dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah,” firman Allah dalam QS. Al-Kautsar: 1-2.

Idul Adha: Apa yang Harus Kita Teladani?

Saat ini, nilai pengorbanan Nabi Ibrahim dan nilai ketaatan Nabi Ismail sudah sangat terkikis. Kita begitu mudah melupakan betapa sebagai hamba, kita adalah milik Allah Taala. Dan karenanya, pengorbanan dan ketaatan pada-Nya adalah sesuatu yang niscaya dan menjadi tolok ukur keimanan kita.

Melalui kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sudah selayaknya kita meresapi kembali nilai pengorbanan dan ketaatan pada Allah Taala, sebab dalam shalat pun kita berikrar, bahwa hidup dan mati kita hanya untuk Allah Taala. Pengorbanan dan ketaatan yang tulus adalah pondasi untuk memastikan bahwa amal-amal kita bukan untuk siapa-siapa melainkan Allah semata.

Selamat Hari Raya Idul Adha!