Buku ini menceritakan kisah nyata dari Dennis Lim. Seorang pemuda keturunan Chinese yang dibesarkan di keluarga Tionghoa. Keluarga besarnya mayoritas bergama Budha. Bersekolah di sekolah Katholik dari TK hingga SMA. Menceritakan perjalanan hidupnya yang digempur kehidupan, hancur, bangkit, bergelimang harta hingga sempat tersesat menjadi boss bandar judi di Thailand.
Dalam buku ini Koh Dennis menceritakan bagaimana masa-masa terpuruk dalam hidupnya. Dimulai ketika ayahnya bangkrut, sakit, dan meninggalkan banyak hutang. Ia masih memiliki 3 adik kecil yg masih sekolah. Koh Dennis sebagai anak pertama, harus mulai menggantikan tugas mencari nafkah bagi keluarganya. Berjuang melunasi hutang orangtuanya, mencari biaya hidup untuk keluarganya, termasuk biaya pendidikan untuk adik-adiknya. Koh Dennis mengalami itu ketika usianya masih sangat muda, saat kawan-kawannya masih asik bermain tanpa harus memikirkan beban keluarga. Kehidupannya berubah drastis dari anak sultan menjadi serba kekurangan. Dari masalah tersebut, ia mulai mencari ketenangan, hingga akhirnya mengenal Allah.
Keadaan ini kemudian mengantarkan Koh Dennis mendalami Islam lebih dalam. Ia mulai belajar shalat dan ibadah lainnya. Di samping itu, Koh Dennis juga berjuang keras merintis pekerjaan dan usahanya untuk membiayai keluarganya: biaya pendidikan adiknya, biaya pengobatan ayahnya, dan untuk melunasi hutang-hutang orangtuanya. Dari bekerja menjadi penyanyi di caffe dan wedding, mengajar les private dan bimbel, sampai bekerja di salah satu perusahan di Jakarta sebagai marketing investasi saham dan forex.
Setelah karirnya melejit di perusahan investasi tempatnya bekerja, Koh Dennis ditawarkan berkarier di Thailand. Di sana ia mengurus perusahan bossnya: perusahaan judi online Casino. Dari sini kondisi ekonomi Koh Dennis mulai bangkit. Dengan gaji 20 juta perbulan, ia dapat melunasi hutang-hutang orangtuanya, membiayai pendidikan adik-adiknya, dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun, tiba pada suatu titik Koh Dennis tidak merasakan kebahagiaan meskipun fasilitas dan uangnya berlimpah. Koh Dennis mulai marasa tidak tenang. Sering kali tidurnya tidak nyenyak dan terbangun dengan kondisi hati yang gelisah. Dari sini kemudian mulai mempertanyakan, mungkin ada yang salah dengan apa yang dia lakukan.
Akhirnya, Koh Dennis meninggalkan pekerjaannya sebagai bandar judi online dan pulang ke Indonesia. Ia mulai meminta nasihat-nasihat kepada guru-guru yang selama ini sudah dia kenal. Ia lantas menyadari bahwa ketenangan hati bukan berasal dari harta yang dia miliki, tetapi kedekatan dan selalu mengingat Allah-lah yang membuat hati menjadi tenang. Ia kemudian memutuskan untuk menggali lebih dalam ilmu agama. Setiap hari ia menghadiri majelis kajian. Sehari bisa 5-6 maejelis kajian yang dihadiri.
Pada satu kesempatan Koh Dennis mengikuti rekrutmen “Kader Dakwah” yang diadakan oleh Darut Tauhid Peduli. Dari sana ia belajar kepada banyak ustadz, terutama kepada pendiri Ponpes Darut Tauhid: Aa Gym. Hingga kini, ia menjadi pendakwah, yang menyeru ke jalan Allah, pengajar agama, penghafal Al-Qur’an, pendiri komunitas islami, dan Imam masjid.
Reviews
There are no reviews yet.