Dibalik Fenomena Home Schooling

Ketika sekolah formal tak memuaskan orang tua untuk mempercayakan pendidikan anaknya, ketika sang anak tengah sibuk dengan setumpuk kegiatan di luar sekolah formal hingga harus membolos dan absen melebihi jatah normal yang di tetapkan sekolah, ketika pergaulan bebas dan maraknya kriminalitas membuat lingkungan tak aman, serta berbagai sederet alasan yang membuat anak lebih baik belajar di rumah, ketika itulah muncul metode pendidikan baru bernama home schooling.

Kak Seto selaku pemerhati anak merupakan salah satu tokoh penggagas home schooling. Metode ini memusatkan anak untuk belajar di rumah tanpa menyentuh sekolah formal layaknya sekolah negeri dan swasta. Orang tua akan mengawasi penuh pembelajaran anak karena punya ruang lingkup yang cukup besar untuk menjalankan peran itu.

Peran orang tua begitu dominan. Sebagai penangggung jawab utama, orang tua tidak harus selalu mengajari anak. Orang tua dapat mengundang guru privat, mengikutkan anak pada kursus, melibatkan anak pada proses magang dan lain lain. Pusat dan tempat belajar utama adalah di rumah. Namun sang anak dapat bebas belajar dimana saja selagi tempat tersebut signifikan untuk proses belajar.

Semakin banyak orang tua yang menggunakan program ini, selain beberapa alasan diatas, pemilihan bisa terjadi dikaitkan dengan profesi orang tua yang harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Sehingga anak akan turut berpindah juga dari satu sekolah lain ke sekolah berikutnya secara berulang-ulang. Alasan lain karena orang tua ingin mempererat hubungan dengan anak, anak yang memiliki kebutuhan khusus, atau mahalnya sekolah yang berkualitas yang tak dapat dimasuki sang anak.

Tingkat keberhasilan program ini pun tergantung pada orang tua. Di luar negeri, sejumlah riset menyatakan 71 persen yang menerapkan sistem ini memilih sendiri kurikulam yang sesuai kemudian menyesuaikan dengan kebutuhan anak. 24 persen memilih kurikulum lengkap yang dibeli dari penyedia kurikulum dan materi ajar. Sedangkan 3 persen menggunakan materi dari sekolah satelit atau program khusus yang dijalankan oleh sekolah swasta.

Sisi positif
•    Anak dapat bebas menentukan apa yang mereka pelajari. Tak harus terpaku pada standar yang harus dipelajari. Mereka  akan mengembangkan apa yang mereka inginkan. Kebebasan juga terletak pada waktu belajar dan tugas sekolah formal yang kadang memberatkan siswa.
•    Banyak waktu luang anak yang dapat dimanfaatkan oleh orang tua, tak seperti anak yang sekolah pada sekolah formal yang harus fokus pada jam sekolahnya.
•    Bebas dari lingkungan yang mungkin berbahaya akan pergaulan bebas, kriminalitas dan narkoba.
•    Kedekatan hubungan dengan anak. Akan banyak waktu berkualitas yang terjalin selama anak belajar di rumah.
Sisi negatif
•    Akan susah bagi Anda yang menyandang orang tua tunggal dalam menjalankan program ini. Kesibukan akan pekerjaan serta urusan rumah tangga mungkin akan membuat Anda kerepotan jika memikul tanggung jawab harus siaga 24 jam seminggu untuk anak.
•    Sudah dipastikan sistem ini lebih mahal daripada sekolah formal. Jadi Anda harus berpikir ulang jika akan memilih sistem ini.
•    Pertemanan terbatas. Anak akan kehilangan momen bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Anda harus memberikannya waktu tambahan agar dapat bergaul dengan teman-temannya yang lain.
•    Tak adanya persaingan sering merupkan semangat anak untuk berpacu meraih prestasi. Juga tak adanya pihak pembanding yang dapat membuat anak termotivasi.
Banyak hal yang positif dari home schooling. Namun Anda tetap harus memperhatikan sisi negatifnya. Silakan memilih yang terbaik untuk anak Anda. Semoga sukses.(fdh)

Diambil dari: www.landscappist.com

qultummedia:
Related Post
Leave a Comment