Ragam Tradisi Unik Lebaran di Tanah Air - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
25414
post-template-default,single,single-post,postid-25414,single-format-standard,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952

Ragam Tradisi Unik Lebaran di Tanah Air

Hari raya Idul Fitri selalu disambut sukacita di seluruh belahan dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai negara berpenduduk umat Islam terbesar di dunia dengan keragaman suku dan budayanya, di beberapa daerah memiliki cara unik dalam merayakan kebahagiaan datangnya Hari Kemenangan yang juga biasa disebut dengan “Lebaran” ini.

Hari raya Idul Fitri selalu disambut sukacita di seluruh belahan dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai negara berpenduduk umat Islam terbesar di dunia dengan keragaman suku dan budayanya, di beberapa daerah memiliki cara unik dalam merayakan kebahagiaan datangnya Hari Kemenangan yang juga biasa disebut dengan “Lebaran” ini.

Salah satunya yang sudah sangat terkenal di pulau Jawa ialah tradisi Grebeg Syawal di daerah Yogyakarta. Tradisi ini muncul dari lingkungan keraton secara turun temurun untuk menyambut Lebaran. Mereka membuat gunungan yang terbuat dari sayuran dan hasil bumi lainnya dalam sebuah nampan besar, yang disebut “Gunungan Lanang”.

Gunungan Lanang tersebut di bawa dari dalam keraton menuju masjid Gede Keraton Ngayogyakarta untuk didoakan dengan kawalan perajurit keraton. Setelah selesai didoakan, Gunungan Lanang tersebut diberikan kepada masyarakat yang sudah menunggu dengan cara berebutan. Mereka percaya tradisi ini dapat membawa keberkahan dan ketentraman. Tradisi serupa juga biasa diadakan di daerah Solo dan Jepara.

Lain lagi di pulau Sulawesi. Masyarakat Gorontalo biasa memasang berbagai bentuk lampu warna-warni di sekitar rumah sejak 3 malam terakhir menjelang Lebaran.  Sedangkan di Sulawesi Utara, 3 hari setelah Lebaran melakukan tradisi Binarundak. Tradisi ini berupa memasak nasi jaha dan menyantapnya bersama-sama sebagai simbol syukur dan menjalin silaturahmi masyarakat setempat dengan perantau yang mudik.

Tidak kalah menariknya juga di daerah lainnya di Tanah Air, seperti tradisi Bakar Gunung Api di Bengkulu yang sudah berlangsung ratusan tahun, Perang Topat di Lombok berupa tradisi saling lempar ketupat, tradisi Meriam Karbit raksasa di Pontianak yang di tepian sungai Kapuas, tradisi Ngejot di Bali, yaitu memberikan hidangan kepada warga sekitar tanpa peduli apa pun agamanya., dan tradisi Bakar Ilo Sanggari di NTB.

Tradisi lainnya yang selalu melekat dan hampir merata di Tanah Air yaitu berupa Rampak Bedug yang diiringi dengan takbir Lebaran, mudik pulang kampung, hidangan ketupat, saling berkirim makanan, ziarah kubur atau nyekar, sungkeman, dan bersilaturahmi ke sanak saudara. Semua tradisi dan budaya tersebut memiliki tujuan baik, disamping sebagai ungkapan kegembiraan datangnya hari raya Idul Fitri atas kemenangan melawan hawa nafsu selama puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan.

Selamat hari raya Idul Fitri 1434 H. Taqobbalallhaahu Minna Wa Minkum, Shiyaamanaa wa Shiyaamakum, Minal Aidzin wal faidzin. Semoga Allah SWT menerima ibadah puasa kita seingga kembali suci dan memperolah kemenangan. Aamiin.

No Comments

Post a Comment