Sabar Itu Cinta yang Menghadirkan Ketenangan - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
25977
post-template-default,single,single-post,postid-25977,single-format-standard,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952

Sabar Itu Cinta yang Menghadirkan Ketenangan

Sabar itu cinta, atau ketenangan. Bisa ketenangan dalam pikiran, hati, badan, atau jiwa. Sabar juga perbuatan nyata, yang perlu dilatih dan dipupuk, termasuk (atau terlebih) dalam hidup berumah tangga.

Tentu saja, ini bukan hal yang mudah.

Untuk menjadi suami atau istri yang penyabar, kita perlu belajar untuk rileks menghadapi pelbagai persoalan hidup. Sebab, seseorang yang bawaannya sabar saat masih single, bisa berubah ketika ia sudah berumah tangga: bertambah sabar atau sebaliknya.

Baca juga:
Menjemput Jodoh dengan Istikharah
Jomblo dan Pertanyaan “Kamu Kapan?”

Biasanya sikap ini dilawankan dengan ketergesaan. Kondisi ini biasanya memperumit persoalan. Tak heran, jalan keluar suatu masalah yang sebenarnya ada di depan mata malah tak tampak. Kita malah mencari ke sana-kemari seolah solusi masalah kita ada di tempat yang jauh.

Menjadi pribadi yang penyabar bukanlah hal mudah. Untuk memiliki kebiasaan ini penuh rintangan. Kita perlu pemahaman dan latihan yang tak kenal waktu. Sebab, tak semua masalah yang kita hadapi dalam hidup berumah tangga selalu sama. Lalu, bagaimana langkah-langkahnya?

Pertama, mengenali makna sabar melalui ilmu agama.

Kata ini berasal dari bahasa Arab sho-ba-ro. Artinya ‘menahan’ dan ‘mencegah’. Setidaknya ada 90 ayat yang menguraikan kata itu di dalam Al-Qur’an. Perintah untuk bersabar digunakan sebagai jembatan menuju rahmat-Nya. Namun yang perlu digarisbawahi, sabar bukanlah kepasrahan membabi buta yang tak diiringi dengan usaha.

Mari kita simak kembali terjemah QS. Al-Baqarah: 153 ini. Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Kedua, belajar kepada siapa saja yang memiliki kesabaran yang tinggi.

Kisah para nabi banyak memberikan pelajaran pada kita bagaimana seharusnya bersikap dalam situasi yang mudah menyulut emosi. Misalnya, kisah tentang Nabi Khidir yang mengajarkan ilmu sabar kepada Nabi Musa as. Atau kisah Nabi Yunus yang harus menghadapi kaumnya yang tak patuh dan perjuangan beratnya saat berada di dalam perut ikan paus.

Contoh kesabaran yang juga sudah mendarah daging dalam diri seseorang ditunjukkan oleh Umar bin Khattab. Umar yang dikenal garang dan ditakuti orang ternyata memiliki sifat yang lembut kepada istrinya. Umar pernah dimarahi oleh sang istri, tapi beliau hanya diam dan tak membalas amarah istrinya itu sedikit pun. Ia memilih menahan diri dan tak emosional.

Ketiga, belajar berpikir panjang dan tak mudah panik.

Salah satu yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal dan budinya. Lewat akal manusia bisa berpikir, sehingga membuat dirinya memiliki ketenangan. Sementara itu, tindakan tanpa berpikir bisa sangat membahayakan, sebab darinya bisa muncul kepanikan, kecemasan, bahkan ketakutan.

Keempat, belajar bersikap rileks dalam menghadapi aneka persoalan.

Sikap tenang akan membuahkan kebahagiaan dalam berumah tangga. Itu sebabnya, rumah tangga yang ideal dalam Islam adalah rumah tangga yang dikaruniai sakinah atau ketenangan. Sebab dengannya, kebahagiaan akan tercipta.

Kelima, selalu ingat bahwa sesudah kesulitan ada kemudahan.

Sebagaimana QS. Al-Insyirah ayat 5-6, Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Tak ada masalah tanpa solusi. Dan datangnya solusi, berdasarkan ayat di atas, bersamaan dengan datangnya masalah tersebut.

Keenam, bersabar dalam membina rumah tangga.

Sikap mulia ini tentu saja bisa dijadikan prinsip dasar dalam mendidik anak, membangun ekonomi keluarga, dan menghadapi berbagai perkara lain dalam rumah tangga. Dengan adanya sikap sabar, rumah tangga akan cenderung lebih tenang dan bahagia.

 

foto credit: www.pixabay.com

 

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.