Tata Cara Ibadah Ketika Sakit

Setiap orang pasti pernah sakit atau bahkan akan kembali sakit. Karena sakit ini, tidak jarang kita harus terbaring lemah di tempat tidur, menjalani perawatan di rumah sakit, atau mengakibatkan kita tidak boleh terkena air serta tidak bisa bergerak, sekalipun hanya untuk berdiri.
Kondisi ini tentu saja mengakibatkan aktivitas ibadah kita terganggu. Kita tidak bisa menggunakan air untuk berwudhu dan tidak bisa melakukan gerakan ibadah shalat sebagaimana mestinya. Banyaknya kasus yang diderita pasien dengan aneka jenis masalahnya sehingga menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana tata cara ibadahnya.

Berikut ini penuturan seorang dokter yang telah lama akrab dengan beragam jenis sakit yang diderita pasien, yaitu dr. Sagiran, M.Kes., Sp.B.

{xtypo_rounded2} Seorang pasien patah tulang yang baru saja selesai operasi mendatangi kami di ruang periksa. Ia ingin menanyakan hal penting. Ia rela menunggu beberapa jam sampai selesai praktik di poliklinik malam itu. “Bagaimana saya harus berwudhu dokter, sementara kaki dibalut gips seperti ini?” tanyanya kepada saya. Pertanyaannya tidak begitu sulit, tapi juga tidak mudah menjawabnya. Belum lagi ketika ia mengejar dengan pertanyaan lain, “Apakah bisa tayamum, sedangkan anggota wudhu yang lain segar bugar?”
Ternyata, kejadian serupa tak terjadi sekali saja. Berikutnya, kami dapati keluhan seorang perawat UGD yang gagal memasang dower kateter, karena si pasien menolak mentah-mentah. Pasalnya, ia takut tidak bisa shalat dengan sempurna. Padahal, air kencingnya tidak bisa keluar tanpa selang itu. Haruskah selang dilepas setiap kali wudhu? Bolehkah shalat dengan tetap memakai selang air kencing itu? Tidak semua orang bisa menjelaskannya.

Peristiwa lainnya terjadi di ruang perawatan. Seorang pasien –sebenarnya badannya cukup lemah–sedang ribut dengan perawat jaga. Masalahnya, perawat sudah memberikan penjelasan mengapa harus dipasang infus, kapan harus diganti, dan sebagainya. Namun, si pasien tetap bersikeras minta dilepas infusnya setiap waktu shalat tiba. Sehari lima kali. Bayangkan!{/xtypo_rounded2}

Dari sekian banyaknya peristiwa yang dialaminya selama menjalani tugas sebagai dokter, tentu ia lebih paham kondisi pasiennya, baik secara medis maupun karakternya. Jika masalah tersebut langsung berhadapan dengannya, ia juga langsung menjelaskan permasalahan dan solusinya. Ia jadi lebih giat lagi mencari berbagai rujukan tentang pembahasan ibadah bagi orang sakit.

Kemudian,  dr. Sagiran, M.Kes., Sp.B. bersama istrinya, dr. Tri Ermin Fadlina, M.Kes yang juga seorang dokter, menyusunnya ke dalam sebuah buku dengan judul “Meraup Pahala Ketika Sakit”. Buku ini terdiri dari kumpulan berbagai masalah penyakit dan kecelakaan serta tata cara ibadahnya berdasarkan tinjauan medis dan pendapat para ulama.

Di dalam  buku terbitan QultumMedia ini dibahas mulai dari aspek tinjauan ilmu tentang ibadah orang sakit, keutamaan orang sakit, aneka masalah medis dan aspek ibadahnya, doa untuk orang sakit, hingga tips sehat dengan medical center.

Tentu saja, buku ini sangat bermanfaat bagi kaum muslimin sebagai jalan kemudahan dalam menjalankan ibadah kepada Allah tanpa mengurangi pahalanya.

qultummedia:
Related Post
Leave a Comment