Strategi Perang Rasulullah - Qultum Media
22561
product-template-default,single,single-product,postid-22561,theme-stockholm,woocommerce,woocommerce-page,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952

Strategi Perang Rasulullah

Rp49.000

SKU: 979-017-067-x Category:

Penulis : Muhammad Abu Ayyasy
Ukuran : 18 x 24 cm
Tebal : x + 194 hlm.
Penerbit : QultumMedia
ISBN : 979-017-067-x
Harga : Rp 49.000,-

Banyak tuduhan yang menyatakan bahwa Rasulullah adalah seorang pembunuh sekaligus penjahat perang. Beliau membangun ajaran Islam dengan pedang dan kekerasan. Tujuan perang yang digencarkan adalah demi harta dan kekuasaan. Kemenangannya dalam berperang bukan karena keimanan, kecerdasan, dan kegagahannya melainkan karena kelicikannya. Benarkah demikian?

Buku ini memberi jawaban dan penjelasan dengan berdasarkan fakta sejarah, data yang akurat, dan dalil yang menguatkan. Mengupas strategi perang Rasulullah yang tak terkalahkan dan implementasinya pada dunia dakwah sekarang. Membaca buku ini seolah kita menyaksikan langsung kepiawaian Rasulullah dan pasukannya dalam menaklukkan musuh-musuhnya.


“Ada dua hal yang sangat menonjol dalam strategi perang Rasulullah. Pertama, hampir semua strategi peperangan yang dilakukan Rasulullah bersifat lebih dahulu menyerang, kecuali pada Perang Khandaq. Kedua, sistem intelijen dan jaringan keamanan yang sangat unggul, yaitu dengan membentuk pasukan ekspedisi dalam rangka pemetaan medan, penguasaan lapangan, dan pengintaian. Oleh karena itu, strategi perang Rasulullah sangat potensial memenangkan peperangan. Buku ini sangat bagus untuk membuka cakrawala kita. Selamat membaca.”
(Suripto, S.H.. Wakil Ketua Komisi III DPR RI)

“Perang merupakan tahap akhir dari perjuangan dakwah Rasulullah. Ia juga merupakan pengorbanan tertinggi bagi umat Islam. Buku karya Muhammad Abu Ayyasy sangat bagus. Buku ini juga bisa menjadi referensi bagi para aktivis pergerakan dakwah.”
(Ustadz Ahmad Adnan, Lc., M.A..Tokoh Masyarakat)