Belajar Cinta kepada Para Pencari Cinta Sejati
Bagaimana rasanya jika kita jatuh cinta? Tentu saja membuat hati berbunga-bunga, gundah menjadi gembira, menangis menjadi tertawa, dan lebih bersemangat dalam menjalankan aktivitas, apalagi jika seseorang yang kita cintai berada di dekat kita. Ya, karena cinta adalah sebuah perasaan ingin berbagi bersama, sebuah aksi aktif berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, patuh, dan lain sebagainya.
Tentang definisi cinta, Imam Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah memberikan beberapa istilah tentang pemaknaan cinta, di antaranya mahabbah (kasih saying), ash-shabwah (kerinduan), asy-syaghaf (cinta mendalam), dan al-‘isyqu (cinta yang meluap-luap). Ada sekitar 60 makna cinta yang diberikan ulama muridnya Ibnu At-Taimiyah ini.
Cinta tidak pernah habis dibahas dalam berbagai literatur, sekalipun dalam sudut pandang yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan cinta dari segi nafsu semata. Ada yang menafsirkan cinta dari segi pragmatis. Ada yang menafsirkan cinta dari segi ruhiyah. Ada yang menafsirkan cinta dari segi ketaatan kepada Allah.
Singkatnya, selama manusia ada, pastinya cinta akan selalu menyertainya. Hanya saja, di dalam Islam, cinta memiliki proporsi sendiri yang mesti diketahui setiap muslim. Memang Islam tidak mengharamkan benih cinta sahwat yang tumbuh dalam setiap muslim, namun memiliki batasan yang mesti ditaati. Batasan ini diatur berdasarkan Al-Qur`an dan Sunah Rasulullah saw.
Selain itu, cinta merupakan anugerah dari Allah SWT. Dengan cinta, kita bisa merasakan indahnya hubungan antara suami-istri dan antara anak-orangtua. Dengan cinta, kita bisa menutupi kekurangan pasangan masing-masing sehingga bisa menghilangkan amarah dan pertengkaran. Karena cinta pula kita bisa terus berbakti kepada orangtua, dan mendidik serta memberi nafkah untuk anak-anak kita.
Akan tetapi, untuk menemukan cinta sejati, sebelumnya kita mesti berjuang menghadapi berbagai ujian. Ujian ini menjadi penempa kekuatan iman kita dan pembersih noda-noda bisikan syaitan yang selalu menjerumuskan ke dalam perbuatan keji dan mungkar. Setelah itu, hingga kita bisa menemukan sebuah “cinta” yang berlandaskan “karena Allah SWT.” Yaitu sebuah cinta suci, sejati, dan hakiki menurut tuntunan Islam.
Kemudian pertanyaannya, seperti apakah ujian-ujian tersebut? Bagaimana menghadapinya? Apakah ending yang kita dapatkan? Apakah cinta itu selalu indah? Jika masih ada cinta, kenapa masih banyak permusuhan, perselingkuhan, dan perceraian? Nah, untuk mendapatkan jawabannya, bacalah buku Sungguh, Aku Mencintaimu Karena Allah yang diterbitkan QultumMedia.
Buku ini merupakan kumpulan kisah nyata dan muara curahan hati dari para pencari cinta sejati oleh Pipit Senja dan kawan-kawan. Di dalamnya, ada goresan kepenatan hidup, tetesan air mata, hingga ada gurat senyum kebahagiaan yang terkembang dari para pemburu cinta sejati yang menggugah hati pembacanya karena mereka telah menemukan teka-teki cinta dan kunci kehidupan yang berlandaskan “karena Allah”.
Kami yakin, buku ini akan membawa Anda ke sudut-sudut pengalaman hidup yang belum Anda alami sehingga bisa mengambil hikmah di dalamnya, baik berupa perenungan, motivasi, maupun inspirasi yang mendorong Anda untuk lebih tegar, dinamis, dan ikhlas dalam menemukan cinta.
Rabbana hablanaa min azwaajinaa wa zdurriyatinaa qurrata a’yunin… Aamiin.
No Comments