Admin Qultum, Author at Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
2
archive,author,author-admin-qultum,author-2,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
jangan lelah shalawat

The Power of Shalawat; Ibadah Istimewa yang Bisa Mempercepat Terkabulnya Hajat Kita

Teman-teman, kalian pernah dengar nggak dengan ungkapan, “Udah shalawatin aja!”, saat kita menceritakan keinginan atau hajat kita pada seseorang? Sering dengar, kan?

Ternyata, itu benar, loh. Ada tuntunannya di dalam hadis Nabi Muhammad saw. Tapi, memang ungkapan itu versi ringkasnya saja. Sebenarnya, ada rangkaian ibadahnya yang perlu dilakukan sebelum bershalawat.

Namun, sebelum kita membahas tentang hadisnya, kalian perlu ketahui bahwa bershalawat adalah salah satu bentuk ibadah. Bahkan, ia tergolong ibadah yang sangat istimewa.

Mengapa?

Pertama, ibadah shalawat tidak hanya manusia yang mengerjakan. Tapi, Allah Swt. dan juga para malaikat-Nya juga bershalawat. Hal ini berdasarkan firman Allah Swt. dalam QS. Al-Ahzab ayat 56.

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Berbeda dengan ibadah-ibadah selain shalawat. Ibadah selain shalawat, perintahnya ditujukan kepada kita dan hanya kita yang mengerjakan.

Kedua, shalawat adalah ibadah yang pasti diterima. Segala amal ibadah itu mempunyai kemungkinan diterima atau ditolak, kecuali bershalawat. Habib Zein bin Ibrahim bin Smith dalam kitabnya, Al-Fawaid Al-Mukhtaroh, menjelaskan bahwa bershalawat sudah pasti diterima karena itu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad saw, yang merupakan kekasih Allah.

Selain dua hal di atas, sebenarnya ada banyak lagi alasan mengapa kita harus bershalawat. Teman-teman bisa membacanya di buku Jangan Pernah Lelah, Ada Nikmat di Setiap Shalawat  dan buku Jangan Pernah Lelah Shalawat; Yakinlah Semua akan Baik-Baik saja! 

 

jangan pernah lelah

 

 

Kita lanjut pembahasannya tentang hadis yang mendasari ungkapan, “Udah shalawatin aja!”, saat kita menginginkan sesuatu. Jadi, ungkapan tersebut diambil dari hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Abdullah bin Abi Aufa. Rasulullah saw bersabda,

“Barang siapa mempunyai hajat kepada Allah atau seseorang, maka berwudhulah dan perbaguslah wudhunya serta shalat dua rakaat. Kemudian, pujilah Allah Swt. dan bershalawatlah kepada Nabi Muhammad saw, lalu ucapkanlah (berdoalah),

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ سُبْحَانَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَجْتَهُ وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Laa ilaaha illallohul haliimul kariim, laa ilaaha illallooh, subhaanalloohi robbil ‘arsyil ‘azhiim, wal hamdu lillaahi robbil ‘aalamiin. As`aluka muujibaati rohmatika wa ‘azaa`ima maghfirotika wal ghoniimata min kulli birrin was salaamata min kulli dzambin, laa tada’ lii dzamban illaa ghofartah, wa laa hamman illaa farojtah, wa laa haajatan hiya laka ridhon illaa qodhoitahaa, yaa arhamar roohimiin.

“Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Penyantun dan Maha Mulia. Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci Allah, Tuhan arsy yang agung. Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Aku memohon kepada-Mu hal-hal yang mendatangkan rahmat-M dan hal-hal yang memastikan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan selamat dari segala dosa. Janganlah Engkau biarkan satu dosa tersisa padaku kecuali Engkau telah mengampuninya. Janganlah Engkau tinggalkan kebimbangan padaku kecuali Engkau bebaskan. Jangan pula Engkau tinggalkan hajatku yang sesuai dengan rida-Mu kecuali Engkau penuhi, wahai Dzat Yang Paling Pengasih dari para pengasih.”

Jika kita melihat hadis di atas, maka yang perlu kita lakukan saat mempunyai keinginan, hajat, atau impian adalah,

1. Wudhu dan memperbagus wudhu kita.

2. Mengerjakan shalat dua rakaat (shalat Hajat).

3. Berdoa dengan diawali pujian kepada Allah Swt., lalu bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.

4. Terakhir, membaca doa seperti yang diajarkan Nabi Muhammad saw di dalam hadis di atas.

 

Mulai sekarang, yuk, kita amalkan tuntunan hadis di atas dan mari perbanyak bershalawat kepada Nabi Muhammad saw. Percayalah, di setiap shalawat yang kita lantunkan, pasti ada kenikmatan yang Allah persiapkan untuk kita, bahkan mungkin keajaiban-keajaiban yang nggak kita duga-duga sebelumnya.

Sudah banyak, loh, yang merasakan keajaiban-keajaiban berkat istikamah bershalawat. Untuk tahu testimoni dan kisah lengkapnya, kalian bisa baca pada buku Jangan Pernah Lelah, Ada Nikmat di Setiap Shalawat  dan buku Jangan Pernah Lelah Shalawat; Yakinlah Semua akan Baik-Baik saja!.

Kalian bisa simak juga cerita-cerita hebat para pengamal shalawat di kanal YouTube penulisnya:

 

 

 

4 Buku Rekomendasi untuk Memperkaya Ramadan Kamu

Dalam menyambut bulan suci Ramadan yang penuh berkah, banyak di antara kita yang mencari cara untuk memperdalam pemahaman agama dan meningkatkan ibadah. Untuk membantu kita dalam perjalanan spiritual ini, Qultummedia telah merangkum empat buku rekomendasi yang dapat memperkaya pengalaman Ramadan kita. Dari panduan praktis tentang ibadah, hingga refleksi mendalam tentang makna kehidupan. Buku-buku ini diharapkan dapat memberikan inspirasi, wawasan baru, dan hiburan yang menyenangkan untuk mengisi bulan Ramadan dengan penuh keberkahan, serta momen ngabuburit yang bermakna.

daily moslem atomic habits

Daily Moslem Atomic Habits

Dailiy Moslem Atomic Habits adalah buku yang menggugah tentang kekuatan kebiasaan kecil sehari-hari dalam mencapai perubahan positif dalam hidup, tentunya terinspirasi dari cara hidup Rasulullah saw. Ditulis oleh Firdaus Agung dan berisi 196 halaman, buku ini mengajak pembaca untuk memperhatikan kebiasaan sehari-hari yang dapat menjadi pendorong perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, sesuai dengan tuntunan agama Islam.

Sebagai seorang muslim, kita telah diberikan contoh cara hidup terbaik oleh Rasulullah saw lebih dari empat belas abad yang lalu. Cara hidup yang diajarkan Rasulullah merupakan pola hidup yang seharusnya menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Dalam buku ini, penulis membahas bagaimana Rasulullah saw mencontohkan kehidupan sehari-hari, mulai dari bangun tidur, hingga kembali ke peraduan di malam hari. Dengan mendalami aktivitas sehari-hari Rasulullah, pembaca diarahkan untuk memahami bagaimana kebiasaan ringan dapat mengubah hidup menjadi lebih baik, sesuai dengan ajaran agama Islam.

Salah satu kekuatan buku ini terletak pada kemampuannya untuk memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan seorang muslim. Melalui contoh-contoh yang diambil dari kehidupan sehari-hari Rasulullah, pembaca diajak untuk merenungkan dan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam setiap aktivitas yang dilakukan.

Namun, meskipun buku ini memberikan wawasan yang berharga tentang kebiasaan-kebiasaan kecil yang dapat mengubah hidup, beberapa pembaca mungkin merasa kekurangan informasi yang lebih spesifik tentang bagaimana menerapkan kebiasaan-kebiasaan ini dalam konteks kehidupan modern. Karena itu, buku ini menghadirkan ibadah tracker yang dapat memandu kita dalam menerapkan setiap aktivitas keseharian Rasulullah saw.

Secara keseluruhan, Daily Moslem Atomic Habits adalah buku yang memberikan pandangan yang menarik tentang pentingnya kebiasaan kecil dalam mencapai perubahan positif dalam hidup, dengan merujuk pada ajaran Rasulullah saw sebagai contoh utama. Meskipun ada ruang untuk penyempurnaan dalam memberikan panduan praktis, buku ini tetap menjadi bacaan yang inspiratif bagi siapa pun yang ingin mengembangkan kebiasaan yang lebih baik sesuai dengan ajaran agama Islam.

Me and My Bad Habits

Me and My Bad Habits: Berani Menantang Diri Menjadi Lebih Baik Lewat Jalur Langit

Dalam perjalanan hidup, kita sering kali berhadapan dengan diri kita sendiri. Me and My Bad Habits adalah buku yang mengajak kita untuk berani menantang diri sendiri agar menjadi lebih baik, melalui perjalanan spiritual dan introspeksi pribadi. Ditulis oleh Wiwi Wijayatullah, penggagas akun @sepertiga.malamku, buku ini memiliki dimensi 13×19 cm dengan tebal xii + 272 halaman.

Tagline “Berani Menantang Diri Menjadi Lebih Baik Lewat Jalur Langit” menggambarkan semangat untuk melawan kebiasaan buruk dan meraih kebaikan melalui upaya spiritual yang terhubung dengan langit. Wiwi Wijayatullah mengajak pembaca untuk memulai perubahan dari diri sendiri, melawan kecenderungan malas, keluhan, dan versi diri yang kurang baik dari masa lalu.

Buku ini menekankan pentingnya konsistensi dalam mencapai kesuksesan, bahkan melalui langkah-langkah kecil. Setiap proses perjuangan akan membawa kita pada cerita jatuh-bangun yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Dengan membaca Me and My Bad Habits, diharapkan pembaca dapat menemukan inspirasi dan dukungan dalam menghadapi tantangan, serta mendapatkan kebaikan yang membawa menuju kesuksesan dunia dan akhirat.

mukjizat gerakan shalat

Mukjizat Gerakan Shalat: Mengungkap Rahasia Kesehatan dalam Ibadah Wajib

Dalam gelombang kehidupan modern yang semakin mengabaikan kesehatan jasmani dan rohani, buku Mukjizat Gerakan Shalat yang ditulis oleh Dr. dr. H. Sagiran, Sp.B(K)KL., M.Kes., FICS, menawarkan sebuah pandangan yang menarik dan berbeda. Meskipun sering dianggap hanya sebagai seorang ustadz, Dr. Sagiran berhasil menciptakan sebuah karya yang menghubungkan antara ilmu kedokteran dan ibadah shalat.

Buku ini tidak hanya menyajikan pandangan-pandangan dari para tokoh agama seperti Ustadz Yusuf Mansur dan KH. Abdullah Gymnastiar, tetapi juga merangkum testimoni nyata dari individu-individu yang telah merasakan manfaat kesehatan dari praktik gerakan shalat yang benar. Dengan harga yang terjangkau sebesar Rp99.000, buku ini menjanjikan wawasan yang mendalam tentang kesehatan tubuh dan jiwa, sekaligus memberikan motivasi untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

Purwantono, GM Horison Hotel Semarang, juga turut memberikan testimoni tentang manfaat senam ergonomis yang dijelaskan dalam buku ini untuk menjaga kebugaran tubuh. Begitu pula dengan M. Sadri dari Medan yang ingin belajar dan mewarisi ilmu dari Dr. Sagiran untuk meningkatkan kualitas hidupnya, serta Ibu Maryuni dari Yogyakarta yang berhasil mengatasi diabetesnya dengan praktik gerakan shalat yang dijelaskan dalam buku ini.

Dengan demikian, Mukjizat Gerakan Shalat tidak hanya menjadi sebuah panduan ibadah, tetapi juga sebuah karya yang memperkaya pemahaman kita tentang kesehatan dan kebugaran tubuh.

Jangan Takut Gagal

Jangan Takut Gagal! Edisi Revisi: Panduan Berani Mengubah Diri Menjadi Lebih Baik

Ingin berubah menjadi versi terbaik dirimu tapi bingung dari mana harus memulai? Atau, merasa ragu dan kurang percaya diri saat hendak melakukan perubahan positif dalam hidupmu? Buku Jangan Takut Gagal! karya Aldilla D. Wijaya, penulis buku best seller Jangan Pernah Menyerah!, hadir sebagai sumber motivasi dan panduan langkah demi langkah dalam menaklukkan ketakutan akan kegagalan.

Berubah memang tidaklah mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, tidak ada yang tidak mungkin jika kita sungguh-sungguh berusaha, bukan? Terutama jika perubahan tersebut dilakukan demi menjalankan perintah agama.

Dalam buku ini, Aldilla D. Wijaya menghadirkan motivasi serta langkah-langkah konkret yang perlu diambil untuk mengubah diri menjadi pribadi yang baru dan lebih baik. Melalui penjabaran tentang realita, tantangan, dan bagaimana merespon semua itu, buku ini menjadi teman perjalanan yang sangat berharga bagi siapa pun yang ingin menggali potensi diri dan meraih kesuksesan.

Kegagalan sejati hanya akan dialami oleh mereka yang terlalu takut untuk melangkah maju. Jadi, jangan biarkan ketakutan menghalangimu meraih impianmu! Dengan Jangan Takut Gagal!, mari bersama-sama hadapi ketakutan dan kegagalan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

Segera dapatkan dan koleksi buku-buku tersebut di toko buku Gramedia dan toko buku online kesayangan kamu.

Kunjungi Kami di Stan Agromedia “Islamic Book Fair 2019” di JCC

Mulai hari ini (27/2) Pameran Buku dan Produk Muslim Terbesar di Asia: Islamic Book Fair 2019 dibuka.

Pameran yang mengusung tema “Literasi Islam Untuk Kejayaan Bangsa” akan berlangsung hingga 3 Maret 2019, bertempat di Hall A & B @balaisidangjcc Senayan, Jakarta. Cek Google Map di sini.

Temukan buku-buku dari penerbit Qultummedia dan dapatkan diskonnya.

Jangan lupa ya, siapkan energi & kunjungi stand kami di Area Mekah No. 37-41 & 124, 125.

 

Islamic Book Fair 2019

 

stan qultummedia di islamic book fair 2019

 

 

Jangan sampai terlewatkan, ajak teman, saudara, dan handai taulan. Yuk, kunjungi stand Kelompok Agromedia di Islamic Book Fair 2019.

rezeki kita harus dijemput

Rezeki Kita Memang Sudah Ada yang Mengatur, Tapi…

Rezeki kita harus kita jemput, dengan ikhtiar lahir dan ikhtiar batin. Sekaligus.

“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Ar-Rum [30]: 40)

Rezeki kita adalah ketetapan Allah SWT. Seperti jodoh dan kematian, rezeki setiap manusia sudah diatur oleh-Nya. Allah Mahakuasa terhadap apa yang ada di bumi dan langit beserta isinya.

Allah menciptakan semua itu semata untuk makhluk-makhluk-Nya. Air dan matahari sebagai sumber kehidupan, tumbuhan untuk dikonsumsi manusia dan hewan, langit dan bumi sebagai “rumah dan atap” sebagai tempat mereka berlindung.




Rezeki Kita: Ikhtiar Menjemputnya Adalah Keharusan

Meskipun rezeki kita sudah ditetapkan sedemikian rupa oleh Allah, bukan berarti kita tidak perlu berikhtiar dalam menjemputnya. Fasilitas dan kemudahan yang Allah ciptakan berupa alam semesta dan isinya ini hendaknya membuat kita lebih bersyukur, yakni bersemangat dalam menjemput rezeki dan tidak berpangku tangan saja.

Menjadi kaya itu tidak dilarang dalam Islam. Apalagi jika rezeki kita itu membuat kita lebih dekat dengan Allah. Membuat kita tidak hanya semangat memperkaya diri sendiri tapi juga berbagi dengan orang yang membutuhkan. Dengan begitu, rasa lelah yang kita rasakan saat bekerja akan berbuah pahala dari Allah SWT.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita ikhtiarkan dalam menjemput rezeki.

  1. Bertakwa
  2. Bertawakal
  3. Bersyukur
  4. Memperbanyak istighfar
  5. Bersedekah
  6. Shalat Khusyu’
  7. Shalat Dhuha.

Kiat-kiat di atas merupakan cara untuk memperoleh keberkahan rezeki kita, bukan sekadar menjemputnya. Memang, tanpa ikhtiar batin seperti itu, rezeki kita akan lebih sulit diperoleh. Tapi bagaimanapun, tanpa keberkahan rezeki yang kita dapatkan tidak akan banyak memberikan manfaat.

Tentang Kiat-kiat Menjemput Rezeki Kita

Selain berisi tentang bagaimana mendapatkan rezeki secara halal dan thayib, buku Amalan-amalan untuk Mempercepat Datangnya Rezeki juga dilengkapi dengan amalan-amalan penarik rezeki yang sebaiknya kita lakukan saat pagi, siang, dan malam hari. Buku ini juga dilangkapi dengan doa-doa untuk memperlancar pekerjaan dan terbebas dari utang dan kemiskinan.

Membaca buku ini seperti menemukan pelengkap yang selama ini kita cari-cari, yang dengannya kita menjadi tahu mengapa rezeki yang kita peroleh selama ini terasa kurang berkah. Selamat membaca!

 

Sumber gambar: AboutIslam.net

hati kita perlu dijaga

Hati Kita Bisa Ragu Tiba-tiba, Karenanya Jagalah Senantiasa

Hati kita memang sifatnya berubah-ubah.

Mudah terbolak-balik sesuai dengan situasi yang kita hadapi. Karena itu, keyakinan yang letaknya juga di dalam hati kita tentu ikut pasang dan surut. Yakin dan ragu-ragu kerap melanda kita saat memutuskan hal-hal penting dalam hidup. Salah satunya saat menentukan jodoh dan melakukan persiapan menjelang pernikahan.

Pernikahan adalah ibadah, dan setiap ibadah membutuhkan komitmen dari pelakunya untuk istiqamah menjalaninya. Hanya saja, jika shalat, puasa, atau haji membutuhkan komitmen diri sendiri, maka berbeda dengan pernikahan. Pernikahan adalah satu-satunya ibadah yang membutuhkan komitmen dari diri kita dan pasangan.

Mendekati hari H, keraguan tak jarang muncul. Ujian pun terasa semakin berat. Ujian itu bisa datang karena pihak ketiga, bisa juga muncul dari diri kita sendiri. Awalnya, kita yakin dengan profil calon pasangan kita, tapi mendekati hari H justru keraguan muncul atas sosoknya.

Ragu karena perbedaan cara berpikir, ragu karena latar belakang keluarganya, ragu karena ada yang orang yang menurut kita lebih baik, dan lain-lain.

Hati Kita Harus Selalu Dijaga

Jika tak segera diatasi, keraguan itu bisa menjadi bumerang pada hari-hari kita melakukan persiapan hari bahagia. Dalam buku Jungkir Balik Nikah Muda, kita bisa membaca beberapa tips menghadapi keraguan dalam persiapan hari bahagia ini.

Berikut kiat-kiat yang bisa kita praktikkan.

  1. Memahami bahwa tak ada manusia yang sempurna. Karena itu, sepatutnya pernikahan dimaksudkan untuk saling melengkapi kekurangan dan menerima kelebihan masing-masing.
  2. Hati-hati dengan bisikan setan yang tak berhenti menggoda dan membisiki kita agar muncul keraguan dan kita tak jadi menikah.
  3. Komunikasikan dengan pasangan perihal segala perbedaan yang dimiliki. Bukan untuk menyamakan semuanya tapi untuk saling memahami perbedaan tersebut.
  4. Perbanyak shalat Istikharah dan jangan bosan berdoa untuk meminta kemantapan hati kepada Allah SWT, Sang penggenggam hati kita.
  5. Saat keraguan itu datang, ingatlah kembali apa tujuan kita berjuang bersama.
  6. Pahami hal ini: jika kita tergoda untuk mendapatkan yang lebih baik dan terus mencari seseorang yang sempurna, selamanya kita akan menjadi jomblowan dan jomblowati.
Hati Kita Rawan Terpengaruh

Ada saudara jauh yang mengendarai kendaraan baru, hati kita bergumam, “Kapan memiliki kendaraan seperti itu?” Ada tetangga membeli furnitur mewah, hati kita bertanya, “Kenapa aku bisanya hanya mendapatkan furnitur seperti ini?” Dan tatkala seorang teman menggandeng pasangannya yang lebih tampan atau cantik di sebuah pesta, hati kita kembali berbisik, “Calon kita kok jauh banget, ya?”

Dear Pembaca, kiat-kiat di atas adalah satu dari sekian banyak kiat tentang mempersiapkan pernikahan dan menjalani hari-hari bersama pasangan kita. Buku Jungkir Balik Nikah Muda ini bukan hanya menjelaskan apa saja yang perlu kita persiapkan dalam menyambut hari bahagia tapi juga realita kehidupan rumah tangga pasangan muda.

Membaca buku ini membuat kita tak hanya membayangkan indahnya menikah muda tapi juga mempersiapkan mental dalam mengelola permasalahan yang akan kita hadapi.

 

Sumber foto: studiosomething.com

membayar zakat harus disegerakan

Membayar Zakat: Bukti Iman dan Cara Menjaga Kesucian Harta

Membayar zakat harus muncul dari kesadaran diri kita, bukan karena dipaksa oleh pihak-pihak tertentu.

Zakat bukan hanya sebuah kewajiban dalam Islam tapi juga bukti. Bukti bahwa pemeluknya benar-benar muslim yang sejati, bukan sekadar mencari keuntungan dengan mengaku muslim. Seorang muslim yang sejati pasti akan sukarela membayarkan zakatnya, betapapun nilainya sangat besar, bukan justru menunda-nunda, menahan, apalagi mengingkari kewajiban tersebut.

Pada zaman Nabi saw dulu, sebagian orang yang mengaku memeluk Islam merasa sayang dengan harta bendanya dan memilih untuk tidak membayarkan zakatnya. Mereka inilah yang disebut sebagai orang munafik. Keselamatan mereka terjamin dengan menjadi pengikut Nabi saw tapi pada saat yang sama enggan menunaikan kewajiban tersebut.

Zakat adalah salah satu pilar dalam agama kita. Kalau kita enggan membayar zakat maka itu sama artinya kita tidak menegakkan salah satu pilar di dalamnya, yang bisa juga diartikan membiarkan agama yang kita cintai ini roboh. Dan jika Islam yang sudah diperjuangkan oleh Rasulullah dan para ulama ini roboh maka itu artinya akan segera terjadi kebinasaan.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw bersabda, “Allah tidak akan menerima iman seseorang yang tidak menunaikan zakat, dan tidaklah seseorang itu beriman kecuali dia menunaikan zakatnya.”

Membayar Zakat dan Hubungannya dengan Iman

Iman adalah keyakinan di dalam hati, yang diutarakan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan. Di sinilah hubungan antara iman dan zakat bisa kita lihat. Kalau seseorang benar-benar beriman maka ia pasti membayarkan zakatnya, sebab itu adalah bukti kesungguhan imannya. Jika tidak, maka iman yang diucapkannya tidak lebih sekadar kata-kata yang tidak bermakna.

Kalau kita cermati, seseorang yang enggan membayarkan zakatnya muncul karena rasa cinta yang berlebihan terhadap harta bendanya. Kecintaan yang berlebihan terhadap harta benda membutakan hatinya, dan membuatnya lalai bahwa dunia dan isinya yang kita miliki sekarang suatu saat akan kita tinggalkan.

Orang yang terjaga imannya sadar bahwa akhirat itu kekal, sementara dunia ini sementara saja. Itu sebabnya, perasaan cinta terhadap harta benda tidak menghinggapi hatinya. Jangankan untuk membayar zakatnya, uangnya hilang pun mereka tidak terlalu merasa sedih. Sebab mereka tahu, bahkan jiwanya sendiri adalah milik Allah dan suatu saat akan kembali pada-Nya.




“Hubbun dun-yaa ro`su kulli khothi`ah, cinta dunia adalah akar segala masalah”. Betapa banyak pertikaian di dunia ini terjadi akibat orang-orang dilalaikan oleh harta benda. Bahkan belakangan ini, munculnya hoax dan pecahnya perang konon terjadi juga karena hasrat sebagian orang untuk mengeruk uang sebanyak-banyaknya, tanpa memedulikan kebaikan dirinya dan orang lain.

Membayar Zakat Akan Menjaga Kesucian Harta Kita

Menahan zakat tidak akan membawa faedah apa-apa bagi kita. Itu bukan hanya membuktikan kepalsuan iman dan Islam kita tapi juga tidak bisa mempertahankan apalagi menambah jumlah harta benda kita. Sebaliknya, enggan membayarkan zakat justru merupakan awal bagi musnahnya limpahan rezeki yang telah Allah berikan pada kita sekaligus keberkahannya.

Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadis, “Tidak akan binasa harta benda di daratan dan di lautan kecuali dengan menahan pembayaran zakat.”

Mungkin ada baiknya kita renungkan doa Sayyidina Ali berikut, sebuah ungkapan yang mencerminkan kearifannya dalam menempatkan harta benda duniawi di dalam hidupnya. “Alloohummaj’alhaa fii aydiinaa, walaa taj’alhaa fii quluubinaa (Ya Allah, letakkanlah harta benda itu di tanganku, janganlah Kau meletakkannya di hatiku).”

Mengapa Sayyidina Ali memohon pada Allah agar harta benda duniawi diletakkan di tangannya dan bukan di hatinya? Karena tangan adalah simbol kekuasaan dan kendali, sementara hati adalah simbol pusat kekuasaan dan kendali. Harta benda yang ada di dalam genggaman tangan kita akan mudah kita kendalikan untuk tujuan yang baik, tapi jika ada di hati kita maka akan sulit untuk kita arahkan.

Walloohu a’lam.

 

Sumber foto: https://ekonomi.kompas.com




Saatnya nanti duduk pun jomblo ada yang menemani

Jomblo dan Pertanyaan “Kamu Kapan?”

Jomblo dan pertanyaan “Kamu kapan?” adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Sepintar apa pun ia menghindarinya, seseorang akan menemukannya dan menyampaikan pertanyaan itu juga.

Dua di antara momen yang sering membuat KZL kaum marjinal (baca: jomblo) seperti kita-kita ini adalah lebaran dan kondangan. Alasannya sepele, tapi sangat mudah dipahami: Dua momen itu selalu menjadi saat yang tepat bagi sanak famili kita untuk bertanya, “Kamu kapan?”

          Baca juga:
          Kamu Ingin Tahu Siapa Jodoh yang Tepat untukmu? Ikuti Petunjuk Ini
          Ternyata Seperti Inilah Wanita yang Diidamkan oleh Pria Saleh

Pertanyaan itu atau sejenisnya ternyata hanyalah pembuka bagi sebuah “bencana” yang lebih besar dalam kehidupan seorang jomblo di dunia fana ini. Selesai kita jawab, pertanyaan tersebut tak berhenti begitu saja, tapi segera berubah menjadi godaan, yang lama-lama terdengar seperti ledekan, sebelum kemudian fix menjadi “bully-an”.

Nah, kalau sudah sampai pada level terakhir ini, siapa pun “korbannya” harus bisa mengontrol diri. Tak ada gunanya mengeluh, “Hayati lelah, Bang,” atau mengiba belas kasihan bahkan meronta-ronta. Dan meski pura-pura ikut tertawa tampak sekali kita paksakan,  itu satu-satunya pilihan yang masuk akal.

Kita boleh heran dengan membludaknya perbincangan seputar cinta dan jodoh di socmed, apalagi jika dikaitkan dengan ibadah. Padahal selain menikah, banyak ibadah lain yang bisa dikerjakan dan bisa juga dibincangkan, dikampanyekan, atau dibuatkan meme-meme positifnya. Shalat sunah, misalnya, atau umrah.

Namun, melihat pengguna socmed yang kebanyakan anak-anak muda (dan sebagian besar mereka memang jomblo), dan tema abadi yang paling menarik perhatian mereka kapan pun dan di mana pun adalah soal cinta, maka perbincangan tentang kata ini adalah kewajaran belaka. Apalagi kalau tema tersebut secara personal juga mereka rasakan.

Jomblo Harus Tahu Ini

Ada yang bilang kalau misteri di dunia ini ada tiga, yaitu jodoh, kematian, dan tukang parkir (yang entah nongkrong di mana tahu-tahu terdengar peluitnya saat kita memarkir kendaraan). Kali ini, mari kita membahas tentang jodoh. Kematian akan kita bincangkan lain waktu, sementara tukang parkir kita lupakan saja. Buat kamu yang masih jomblo, simak baik-baik bagian ini, ya!

Allah menciptakan kita berpasang-pasangan. Artinya, saat terlahir ke dunia ini kita tak sendiri, tapi sudah ada jodohnya. Hanya saja tak seorang pun tahu identitas, domisili, apalagi bentuk pasangannya itu: tinggi, lebar, atau bulat telur. Semuanya misterius, dan hanya Allah yang mengetahuinya.

Namun tak adanya kepastian siapa, di mana, dan kapan kita akan bertemu dengan jodoh kita hakikatnya adalah kesempatan bagi kita untuk menyemai bibit-bibit ibadah. Kita memang diciptakan untuk beribadah pada Sang Pencipta. Dan dengan mencari pasangan tersebut, sejatinya kita sedang menjalankan tugas mulia itu.

“Tapi, sampai kapan?” Ini mungkin sesekali terlintas di benak kita, pertanyaan lumrah dari bibir jombloers yang merasa sudah berikhtiar maksimal tapi belum menemukan calon pendampingnya. Sekali lagi, hanya Allah yang tahu. Yang perlu kita ingat, Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya.

Artinya, di tengah kebingungan kita, di tengah rasa-hampir-putus-asa ini, ada seberkas cahaya yang bisa membimbing kita menjalani hidup, agar kita tak salah jalan. Apa itu? Memperbaiki prasangka pada Yang Mahakuasa. Tentu saja ini selain ikhtiar maksimal dan memohon pada-Nya, dua hal yang wajib kita lakukan.

Allah memerintahkan kita untuk berbaik sangka pada siapa pun, termasuk Dia. Entah prasangka baik itu kemudian terbukti benar, atau tidak. Yang jelas, kita dilarang berburuk sangka, meski kemudian prasangka buruk itu terbukti benar. Sebab, yang namanya buruk sangka pasti dimulai dari sikap merendahkan orang lain.

Dan kalau kita berburuk sangka pada Allah, itu sama saja dengan merendahkan-Nya, bukan?

Jomblo dan Prasangka Baik

Berbaik sangka pada Allah mungkin tak secara instan menyelesaikan masalah, atau dalam konteks ini “menyeret” jodoh yang entah-siapa-dan-di-mana itu ke hadapan kita dan sekonyong-konyong berkata “I love you, will you marry me?”. Tapi setidaknya, sikap tersebut akan menyuntikkan energi positif ke tiap mikro milimeter urat sabar para jomblo.

Kita jadi punya kesabaran yang cukup untuk menunggu saat-saat bahagia itu tiba, sehingga syaithon yang terkutuk, yang terus menggoda kita agar menyerah dan putus asa, capek dengan sendirinya. Selain itu, bukan tidak mungkin energi positif itu mendekatkan kita dengan orang-orang yang juga punya kepribadian positif (baca: mau membantu cari pasangan).

Bagaimanapun law of attraction masih berlaku kok untuk urusan perjodohan meski dua tahun ke depan sepertinya bakal ada ribut-ribut lagi soal pulitik. Hihi, lupakan!

Dengan bekal kesabaran itu pula, pertanyaan “Kamu kapan?”, godaan, ledekan, bahkan bully-an orang lain akan terdengar sebagai doa dan harapan, atau setidaknya perhatian yang tulus pada kita –meski diungkapkan dengan cara yang ah-sudahlah. Kita hanya perlu meminta mereka bersabar, sebab good things take time.

Nah, ini poinnya. Ajak mereka: para penanya, penggoda, peledek, atau pem-bully itu untuk bersabar. Bukankah orang yang sabar itu disayang Tuhan? Mereka harus bisa bersabar menunggu calon kita datang, sebab boleh jadi ybs masih kemping di dataran tinggi Tibet atau asyik sunbathing di tengah-tengah gurun Sahara sana.

“Aku saja yang menjalani bisa bersabar, masak kamu nggak, sih?”

 

Gambar/Foto dari www.pixabay.com

Menjemput Jodoh dengan Istikharah

Menjemput jodoh yang didambakan tentu bukan perkara mudah. Dan meski berikhtiar semampunya serta mengerjakan shalat Istikharah secara istiqamah sudah dikerjakan, boleh jadi harapan untuk menemukan jodoh itu belum menjelma sebuah kenyataan. Kita masih diharuskan bersabar dan berprasangka baik pada Allah. Bagaimanapun Dia lebih tahu apa yang terbaik untuk kita ketimbang diri kita sendiri.

Seperti yang disebutkan dalam sabda Nabi saw, ada empat faktor yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih pasangan, yaitu (1) harta, (2) keturunan, (3) kecantikan/ketampanan, dan (4) agamanya. Kriteria ini secara keseluruhan telah mencukupi bagi seseorang untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, wa arrahmah.

Akan tetapi, mendapatkan keempat kriteria itu pada calon pasangan ternyata tak semudah membalik telapak tangan. Sebab, bisa dikatakan orang yang memenuhi keempat kriteria itu jumlahnya sangat sedikit. Selain itu, interpretasi terhadap harta, kecantikan, keturunan, dan agama bagaimanapun berbeda-beda.

Jodohku, Agamamu Adalah yang Utama

Itu sebabnya, Rasulullah tidak hanya menentukan kriteria calon pasangan yang ideal saja tapi juga memberikan banyak pengecualian dan himbauan berdasarkan keempat kriteria tersebut. Di antaranya, agar kita mengutamakan agamanya dan jangan sampai terkecoh oleh kecantikan/ketampanan dan hartanya.

Selain itu, interpretasi terhadap harta tidak melulu soal kekayaan yang berlimpah, kecantikan tidak harus seperti model, keturunan tidak hanya karena keturunan bangsawan, dan agama tidak sebatas agama menurut definisi umum. Ada hal lain yang mesti kita pertimbangkan dan kita jadikan pertimbangan.

Islam sebagai agama yang hanif, selain menentukan kriteria sekaligus interpretasi di atas juga mengajarkan kita untuk melakukan shalat Istikharah. Shalat khusus untuk mencari jawaban dari Allah tentang jodoh yang terbaik. Shalat ini perlu kita kerjakan bersamaan dengan ikhtiar yang sedang kita jalankan.

Tujuan shalat Istikharah adalah untuk memberikan kemantapan hati, menemukan ketenangan, dan mengambil jarak dari masalah. Yakni agar Allah memberikan ketetapan kepada hati dari kebimbangan dan keraguan, memberikan ketenangan dan pencerahan, dan menjauhkan dari permasalahan, baik yang diduga maupun yang tidak terduga.

Melalui shalat Istikharah, kita akan mampu mengurai “matematika” jodoh dengan pertolongan dan kehendak Allah. Sebab, memilih jodoh ideal itu lebih rumit daripada memilih ke mana kita melanjutkan sekolah. Kerumitan ini bisa diakibatkan oleh faktor pendidikan, idealisme, keluarga, kepribadian, karakter, dan banyak hal yang lainnya.

Di dalam buku “Istikharah Cinta: Cara Cerdas Mendapatkan Jodoh Ideal” karya M. Shodiq Mustika, dkk yang diterbitkan QultumMedia ini, banyak hal tentang masalah di atas yang dibahas. Buku ini bisa dibilang rujukan yang pas dan cerdas bagaimana memilih calon pasangan hidup.

Meraih Cinta Bahagia dengan Doa & Zikir

Segala puji bagi Dia yang menciptakan untuk kita jodoh-jodoh dari jenis kita sendiri, supaya kita hidup tenang dengan mereka, dan dijadikan-Nya rasa cinta dan kasih di antara kita dan mereka. Sesungguhnya Tuhan kita Mahalembut terhadap segala yang Dia kehendaki. Sungguh Dia Mahatahu, Mahabijaksana.

Dengan ilmu-Nya dan kebijaksanaan-Nya, Dia tuntun kita untuk mengatasi segala masalah. Tak terkecuali persoalan cinta. Baik cinta orangtua-anak maupun asmara pria-wanita; baik pranikah maupun suami-istri.

Sekarang, apakah Anda ingin:
– Si dia tidak berselingkuh?
– Anda selamat dari cemburu buta?
– Selamat dari rayuan gombal?
– Terlindung dari pelet (pengasihan)?
– Memperoleh jodoh terbaik?
– Memperoleh hubungan manis/romantis?
– Lahir-batin memuaskan?
– Mendapatkan kekayaan?
– Mendapatkan kemudahan dalam segala urusan?
– Dan keinginan-keinginan lainnya…?




Namun, masalahnya bagaimana kita meraihnya dengan cara yang benar sesuai Al-Quran dan tuntunan Rasulullah? Dan, apakah keinginan tersebut bisa tercapai dengan mudah? Relatif. Tergantung bagaimana proses yang kita tempuh.

Ada cara termudah yang dituntun Al-Qur`an dan Rasulullah, yaitu dengan doa dan berzikir. Yakni sebagaimana yang akan Anda temukan pada buku “Doa & Zikir Cinta” yang ditulis oleh M. Shodiq Mustika, penulis buku best seller “Istikharah Cinta”.

Semua kebutuhan di atas akan terpenuhi melalui zikir dengan cara-cara seperti yang dipaparkan di buku ini. Bukan hanya itu, buku ini juga menyediakan solusi bagi lebih dari 70 masalah lain yang tak jarang kita jumpai di dunia cinta. Isinya mencakup pula persoalan bagaimana menghadapi perubahan di jalan cinta, mengatasi konflik (pertikaian) dengan si dia, mengobati kerinduan, mencegah perzinaan, menghadapi kehamilan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Buku ini disusun dengan mengacu pada Al-Qur’an dan hadits-hadits shahih, mengikuti pemahaman ulama-ulama salaf (terdahulu) yang terpercaya. Tentu saja, bukti dan pengaruhnya tidak harus dipertanyakan lagi.

Selamat berzikir, seluruh harapan dan keinginan Anda terkabul segera!


 

“Buku ini memberi banyak cara bagaimana mengatasi masalah kehidupan percintaan berdasarkan Al Quran dan Hadist. Bacalah dan masalah Anda akan lenyap setelah baca buku ini.” Hartati Nurwijaya; penulis buku, menetap di Yunani dengan 3 orang anak.
<http://perkawinan-antarbangsa-loveshock.blogspot.com/>

“Dengan dzikir kita mendekatkan diri pada Sang Maha Pecinta, Sang Maha Pengasih, agar selalu selamat dan menuai cinta di sepanjang seluk kehidupan. Buku ini mengajak kita mendekap cinta yang sejati untuk menjadi manusia bahagia.” Rini Nurul Badariah; Co-translator buku Keajaiban Al Quran (Harun Yahya).
<http://rinurbad.multiply.com>



“Di dalam buku ini dapat kita temukan kiat-kiat praktis secara Islami yang dapat digunakan untuk menyiasati berbagai ancaman dan godaan, khususnya yang berkaitan dengan masalah kemelut dalam membangun cinta kasih terhadap lawan jenis. Sungguh, buku ini sangat layak dibaca dan dimiliki ketika peradaban sudah semakin ‘sakit’ dan cenderung abai terhadap persoalan-persoalan moral dan agama.”
Sawali Tuhusetya; seorang pendidik dan cerpenis, tinggal di Kendal, Jawa Tengah.
<http://sawali.info/>

jodoh impian

Shalawat Tak Hanya Berpahala Tapi Juga Bermanfaat Besar

Shalawat adalah ibadah yang mendatangkan pahala besar, bukan hanya sebuah bacaan tapi juga jalinan cinta dengan kekasih Allah SWT. Bukankah Allah dan malaikat-Nya senantiasa bershalawat untuk Nabi Muhammad sebagai tanda cinta, rahmat, dan penghormatan kepada pemimpin para nabi itu?

Baca juga:
Menjemput Jodoh Sesuai Panduan Rasulullah
Rasulullah dan Keajaiban Menjelang Kelahirannya

Shalawat memiliki memiliki banyak keutamaan. Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membaca shalawat padaku, malaikat juga akan mendoakan keselamatan yang sama baginya. Maka, bacalah shalawat, baik sedikit maupun banyak,” (HR Thabrani & Ibnu Majah).

Shalawat: untuk Hidup yang Lebih Bahagia

Selain itu, ia juga penawar kesedihan, obat kepedihan, dan merupakan curahan rahmat Ilahi bagi para pembacanya. Tiada satu ibadah pun yang Allah SWT perintahkan hamba-Nya untuk melakukannya, kecuali Dia membalas kebaikan yang berlipat-lipat. Oleh karena itu, betapa besar dan dahsyatnya keutamaan ibadah ini.

Menurut Imam Ghazali, saat orang mencintai sesuatu, ia akan selalu menyebutnya. Saat ia mencintai Allah SWT, ia akan selalu mengingat dan berzikir kepada-Nya. Begitu pula saat ia mencintai Rasulullah saw, ia juga akan memperbanyak menyebut namanya. Apabila seorang hamba banyak berzikir kepada Allah tapi tidak bershalawat kepada Rasulullah saw, zikirnya itu tidaklah sempurna.

Shalawat merupakan cahaya yang mengeluarkan kita dari kegelapan, sarana untuk menambah iman pada Allah SWT dan cinta kita pada Rasulullah saw, juga merupakan rasa terima kasih kita kepada pribadi yang paling mulia, yang mengiringi kita dan mengajarkan kita untuk mencapai kebahagiaan dan keindahan nan abadi.

Tentang Buku Mukjizat Shalawat

Dalam buku  “Mukjizat Shalalawat”  yang ditulis oleh Habib Abdullah Assegaf dan Indriya R. Dani ini Anda akan dibawa menuju hidup yang penuh dengan ungkapan cinta dan kerinduan. Selain itu, buku ini juga memaparkan beberapa macam pujian untuk Rasulullah, faedah dan kedahsyatannya, serta adab membacanya. Apa yang diungkapkan dalam buku ini semua berdasarkan Al-Qur’an dan hadits.

Pada saat ini, banyak di antara kaum muslim mengalami krisis moral dan krisis global ekonomi. Insya Allah dengan membaca shalawat, Allah SWT akan memberi jalan keluar bagi kita, baik dari krisis moral maupun krisis ekonomi secara global.

 

Sumber foto: http://hdfreewallpaper.net/masjid-nabawi-wallpaper-download/