Berkat Shalat Dhuha (2)
Di Kuffah, Irak, ada seorang kuli barang yang namanya cukup terkenal. Orang-orang sangat mempercayainya. Karena sifatnya yang jujur dan terpercaya, para pedagang banyak yang menitipkan barang atau uang kepadanya. Suatu ketika saat sedang dalam perjalanan, ia bertemu dengan seorang laki-laki.
Laki-laki itu bertanya, “Engkau mau ke mana?”
“Aku akan ke kota,” jawab kuli itu.
“Aku juga akan ke sana. Aku bisa saja berjalan kaki bersamamu, tapi bagaimana jika aku menumpang keledaimu dengan ongkos satu dinar?” tanya laki-laki itu. Kuli itu pun setuju.
Ketika sampai di persimpangan jalan, laki-laki itu bertanya, “Jalan manakah yang akan engkau lalui?”
“Jalan besar ini,” jawab kuli itu.
Penumpang itu menyergah, “Jalan yang satu ini lebih dekat dan lebih mudah bagi binatang karena banyak rumput di sana.”
“Aku belum pernah melewati jalan ini,” kata kuli itu.
“Aku sering melewatinya,” sahut si penumpang.
“Baiklah, kalau begitu,” jawab si kuli.
Mereka akhirnya melalui jalan itu. Beberapa lama kemudian, mereka tiba di sebuah hutan yang banyak terdapat mayat manusia. Tiba-tiba, penumpang tadi melompat dari keledai yang ditungganginya dan mengeluarkan pedang dari balik punggungnya untuk membunuh kuli tadi.
“Jangan!” teriak kuli itu, “ambillah keledai dan semua barangnya, tetapi jangan bunuh aku.”
Laki-laki itu tidak memedulikan tawaran tersebut. Ia bahkan bersumpah akan membunuhnya dan mengambil semua barangnya. Kuli tersebut ketakutan, namun si laki-laki penumpang tidak peduli sama sekali. Akhirnya, kuli itu berkata, “Baiklah, izinkan aku mengerjakan shalat dua rakaat untuk terakhir kalinya.”
Sambil tertawa, penumpang itu mengabulkan permintaan kuli tersebut. “Silakan saja! kata penumpang itu, “mereka yang telah mati ini pun juga meminta hal yang sama kepadaku sebelum kubunuh, tapi shalat mereka ternyata tidak menolong sedikit pun.”
Kuli itu segera melaksanakan shalat. Akan tetapi, setelah membaca Surat Al-Fatihah, ia tidak dapat mengingat satu surat pun untuk dibaca. Sementara itu, penumpang tersebut menunggu sambil terus berteriak, “Cepat, selesaikan shalatmu!”
Tanpa sengaja, sambil menangis, kuli itu membaca ayat berikut.
“Atau, siapakah yang memperkenankan do’a orang yang ada dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan…” (QS. An-Naml [27]: 62)
Setelah membaca ayat itu, tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda dengan topi yang terbuat dari besi. Ia datang dan menikam tubuh penumpang tersebut hingga mati. Di tempat mayat penumpang itu terkapar, tiba-tiba muncul kobaran api.
Kuli itu langsung bersujud syukur ke hadirat Allah SWT. Ia lalu berlari ke arah penunggang kuda tersebut dan bertanya, “Siapakah engkau dan bagaimanakah engkau datang?”
Ia menjawab, “Aku adalah hamba dari ayat yang kau baca tadi. Sekarang, kau aman dan bisa pergi ke mana pun sesukamu.” Setelah berkata demikian, orang itu menghilang.
*diambil dari The Ultimate Power of Shalat Hajat
No Comments