Ramadan & Rencana-rencana yang Mudah Kita Lupakan

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini kita akan kembali berbahagia dengan datangnya bulan Ramadan. Bulan ketika Allah melimpahkan kasih sayang (rahmah) dan ampunan (maghfirah)-Nya pada kita. Sebagai muslim yang penuh rasa cinta pada Islam, kita tak bisa menutupi rasa bahagia dengan datangnya bulan suci ini, sebab ini menunjukkan dua hal.

Baca juga:
Tip Ramadan Ini Akan Membuat Puasamu Semakin Lancar
Dahsyatnya Puasa Wajib & Sunah Rekomendasi Rasullah

Pertama, doa kita tahun lalu agar Allah memberi umur yang panjang dan mempertemukan kembali dengan bulan mulia ini dikabulkan. Ini tentu patut kita syukuri. Di tengah usaha kita untuk memperbaiki masa lalu dan menambah bekal hidup di akhirat, Allah memperpanjang umur kita: sebuah kesempatan emas untuk melanjutkan usaha kita itu.

Kedua, kita mendapat kesempatan lagi untuk melakukan kebaikan yang pada bulan puasa tahun lalu belum kita kerjakan. Apa yang sudah kita kerjakan pada tahun sebelumnya akan kita lanjutkan pada bulan suci tahun ini, dan akan kita tambah dengan kebaikan-kebaikan lainnya. Dengan begitu, semoga Allah semakin mengasihi kita dan mengampuni dosa-dosa kita.

Kalau sebelumnya hanya mampu membaca Al-Quran satu rubu’ (seperempat juz) sehari, semoga pada Ramadan tahun ini bisa membaca satu juz penuh.

Kalau kemarin baru bisa bersedekah seadanya untuk para tetangga yang membutuhkan, semoga pada Ramadan tahun ini kita bisa menyedekahkan sesuatu yang lebih bernilai.

Kalau tahun lalu salat Tarawih kita bolong-bolong, semoga pada Ramadan tahun ini kita bisa memenej waktu untuk lebih istiqamah.

Ramadan dan Perlawanan Hawa Nafsu Kita

Biasanya, menjelang datangnya bulan Ramadan kita punya banyak rencana, dan semuanya sangat positif. Misalnya, untuk salat Tarawih kita memilih masjid-masjid megah yang bacaan imamnya merdu, untuk pengajian kita mendatangi majelis-majelis yang dihadiri oleh ustadz yang sedang tenar, dan untuk tilawah kita menargetkan satu bahkan dua juz Al-Quran.

Insya Allah, apa yang sudah kita niatkan itu Allah catat sebagai tambahan kebaikan untuk bekal kita di akhirat nanti, dan insya Allah semua itu semakin baik jika betul-betul kita kerjakan dan sebisa mungkin kita istiqamahkan. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya, kuatnya keinginan dan tekad untuk beramal saleh di bulan Ramadan seringkali tak lebih kuat dibandingkan dengan hawa nafsu kita.

Karena hilang kendali, kita menyantap terlalu banyak makanan ketika berbuka, sehingga perut kekenyangan saat mau ikut salat Tarawih. Ujung-ujungnya kita absen ke masjid.

Karena kurang bisa mengatur jadwal tidur, kita mengantuk di tempat kerja. Jangankan membaca Al-Quran saat istirahat, mengerjakan tugas saja berantakan.

Hari demi hari berganti, sementara semangat kita yang kadung dipukul jatuh oleh hawa nafsu tak pernah bangkit lagi. Niat dan rencana yang kita susun menjelang bulan mulia itu tiba juga lamat-lamat kita lupakan. Kita lalu menghibur diri dengan program hiburan di televisi dan menyibukkan diri dengan ibadah (setidaknya begitu harapan kita) lainnya: mudik lebaran dan silaturahmi.

Ramadan: Momen untuk Semakin Mengenali Diri Sendiri

Pembaca yang baik, pada bulan Ramadan kali ini, mari kita berusaha untuk lebih mengenali diri sendiri. Mari kita jujur pada hati, apa yang kita inginkan dengan datangnya bulan suci ini, apa yang ingin kita raih di dalamnya, apa usaha kita untuk merayakannya, dan sejauh mana kita sanggup menjalankan niat atau rencana-rencana kita.

Kita boleh merencanakan ibadah ini dan itu, tentu saja itu bagus. Tapi, jika semua itu hanya hasrat setarikan nafas untuk kemudian kita lupakan begitu bulan suci betul-betul tiba, dengan atau tanpa alasan, tidakkah itu artinya kita menyia-nyiakan anugerah agung ini dan mengabaikan kesempatan untuk meraih berbagai keutamaan di dalamnya?

Jadi, mari berkomitmen lagi pada diri sendiri. Sayang, jika bulan yang penuh keberkahan ini kita lewati hanya dengan rasa lapar, dahaga, dan rencana-rencana yang tak pernah kita kerjakan. Mari kita tata terlebih dulu niat kita sebelum memasuki bulan mulia ini, mari kita atur lagi rencana-rencana kita untuk mengisinya. Tak usah muluk-muluk, tak usah mempersulit diri sendiri.

Mengikuti salat Tarawih atau mendengar pengajian di musala yang dekat dengan rumah kita, juga membaca Al-Quran meski hanya satu atau dua halaman saja, sudah baik, asal bisa kita kerjakan dengan istiqamah. Allah tak akan mempersoalkan di masjid mana kita beribadah, siapa ustadz yang kita dengar ceramahnya, dan sebanyak apa ayat suci-Nya kita baca.

Dia justru akan mempersoalkan sekuat apa kita menjaga keistiqamahan beribadah pada-Nya dan seikhlas apa kita mengerjakannya. Ingat, beramal banyak tapi tidak istiqamah dan ikhlas tak lebih baik lho dibandingkan beramal sedikit tapi istiqamah dan ikhlas. Sebab, “Allah tidak memandang rupa kalian, juga tidak harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian,” (HR. Muslim).

Ramadan adalah perayaan panjang, yang curahan pahala dan gempita keberkahan Allah turunkan pada siang dan malamnya. Tak ada siang atau malam di bulan suci ini yang tak Dia penuhi dengan kasih sayang dan ampunan-Nya. Amal baik yang kita kerjakan di dalamnya, sekecil apa pun itu, insya Allah menjadi benih kebaikan yang terus tumbuh untuk kita panen kelak di akhirat.

 

*Gambar dipinjam dari: https://occupiedpalestine.wordpress.com

agung:
Related Post
Leave a Comment