Terjebak Macet dan Belum Shalat? Ikuti Tip-tip Berikut!

Masyarakat di kota-kota besar yang berkegiatan secara mobile (berpindah-pindah tempat) sering menemukan masalah saat ingin mengerjakan shalat. Salah satunya adalah bagaimana mengerjakan shalat saat berada di dalam kendaraan dan kondisi lalu lintas sedang macet.

Tentu itu bukan masalah serius jika mereka berkendara sendiri atau menumpang angkutan umum di tengah suasana lalu lintas yang normal. Tapi, bagaimana jika mereka terjebak macet yang luar biasa atau berada di jalan tol yang tidak menyediakan rest-area?

Apa yang Perlu Kita Ketahui?

Shalat adalah ibadah yang tidak bisa disepelakan. Selain wajib, shalat juga amaliah yang bersifat pokok (ushul). Itu sebabnya, kita sering mendengar bahwa shalat adalah tiang agama. Jika tiang itu tidak kita tegakkan maka bangunan besar yang bernama Islam akan roboh.

Namun, dalam situasi tertentu Islam memberi kita dispensasi (rukhshoh) berkenaan dengan shalat. Ini seturut ada-tidaknya kendala (masyaqqoh) yang kita hadapi. Dalam kondisi di atas, berkendara di jalan tol atau terjebak macet yang parah adalah contohnya.

Adanya dispensasi ini selaras dengan karakter Islam yang merupakan agama yang manusiawi. Dalam istilah Syekh Yusuf Al-Qordhowi, Islam memang agama yang bersumber dari Allah SWT, tapi diperuntukkan bagi manusia (ilaahiyyatul mashdar, insaaniyyatul mawdhu’).

Karena diperuntukkan bagi manusia dan manusia itu memiliki kemampuan yang terbatas, maka Islam memberikan dispensasi yang dimaksud. Itu sebabnya, Allah berfirman dalam Surat At-Taghoobun ayat 16, “Bertakwalah kepada Allah sesuai kemampuan kalian (Fattaqullooha mastatho’tum).”

Solusi Shalat Saat Macet

Nah, Pembaca yang dirahmati Allah, apa saja tip-tip yang bisa kita ikuti saat waktu shalat sudah mau habis, sementara kita tengah berkendara di jalan tol yang tidak memiliki rest-area atau sedang terjebak kemacetan yang parah? Berikut penjelasan Ustadz Muhammad Syafril dalam buku terbaru beliau, Tuntunan Shalat Lengkap.

1. Bila kondisi lalu lintas benar-benar lumpuh, dalam arti kendaraan kita tidak bergerak sama sekali akibat kemacetan parah, maka kita bisa turun dari mobil dan mengerjakan shalat di pinggir jalan. Jika saat itu kita memiliki wudhu, maka kita bisa langsung mengerjakan shalat.

2. Jika saat itu kita tidak memiliki wudhu dan tidak ada air yang bisa digunakan untuk wudhu, maka kita boleh bertayamum.

3. Jika saat itu terjadi kemacetan tapi kendaraan masih bisa berjalan, maka sebisa mungkin kita menepi. Jika kita punya wudhu, kita bisa langsung melakukan shalat lihurmatil waqt dengan tetap duduk di dalam kendaraan. Dan jika kita sudah sampai di tempat yang memungkinkan untuk mengerjakan shalat, kita wajib mengulang shalat kita.

4. Jika saat itu kita tidak memiliki wudhu dan tidak ada air yang bisa digunakan untuk wudhu, maka kita boleh bertayamum.

Bagi masyarakat perkotaan yang banyak menghabiskan waktunya di jalan, tip-tip ini tentu memberi banyak manfaat. Apalagi bagi penduduk Jakarta, yang pada 2019 lalu ditetapkan oleh Tom Tom Index (lembaga pemantau kemacetan lalu lintas yang berpusat di Inggris) sebagai kota termacet ke-10 di dunia dari 416 negara, dengan tingkat kemacetan sebesar 53%.*

***

Sering saat berkendara kita terjebak dalam situasi yang tak biasa, yang menghambat kita melakukan suatu aktivitas. Salah satunya adalah kemacetan parah yang membuat kita tidak bisa mengerjakan shalat seperti dalam situasi normal. Padahal, saat itu waktu shalat akan sebentar berakhir.

Para ulama sebenarnya sudah mencari solusi untuk persoalan ini, dan melalui buku yang berjudul Tuntunan Shalat Lengkap ini, kita bisa membaca penjelasan mereka tentangnya. Disusun dengan merujuk pada kitab-kitab karangan ulama terkenal dan memberikan panduan yang mudah dimengerti oleh pembaca, buku ini menjawab berbagai pertanyaan seputar shalat dalam situasi yang tidak biasa.

 

*https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/31/052816565/survei-2019-jakarta-masuk-peringkat-10-kota-termacet-di-dunia?page=all

**Sumber gambar: pexel.com

agung:
Related Post
Leave a Comment