Talkshow bersama Aldilla Dharma mengundang perhatian penonton Islamic Book Fair 2016 di Istora Senayan. Mereka penasaran bagaimana penulis Jangan Pernah Menyerah! tersebut menjalani proses penulisan buku yang kemudian menjadi bestseller itu.
Islamic Book Fair 2016 sudah dimulai sejak Jumat, 26 Februari lalu. Sebagai salah satu peserta yang mengikuti pesta buku islami ini, Qultum Media menghadirkan serangkaian acara menarik. Salah satunya adalah talkshow buku Jangan Pernah Menyerah! bersama Aldilla D. Wijaya, penggagas @BeraniBerhijrah.
Baca juga:
Jangan Pernah Menyerah! (Special Edition)
Kegagalan Hari Ini Adalah Pelajaran untuk Kesuksesan Esok Hari
Acara yang digelar pada Sabtu, 27 Februari 2016 di Ruang Mekah, stan 205, Istora Senayan Jakarta ini ramai didatangi pengunjung. Mereka antusias mengikuti talkshow bersama Dilla, sapaan akrab Aldilla D. Wijaya.
Pada kesempatan itu, Dilla berkesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalamannya seputar dunia kepenulisan. Lantas, bagaimana ya perasaannya yang baru pertama kali menulis buku ini?
“Awalnya saya berpikir setelah buku ini terbit dan disukai banyak orang, saya akan bangga. Tapi setelah merasakannya sendiri, dalam diri saya malah muncul rasa takut,” kata laki-laki yang masih terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya ini.
Lebih lanjut Dilla mengungkapkan, rasa takut itu muncul karena menurutnya apa yang ia tulis merupakan amanah. “Kalau dalam perjalanannya membuat saya sombong, sayalah orang pertama yang akan masuk neraka,” tambah Aldilla saat diwawancarai Qultum Media di acara tersebut.
Sebagai orang yang kali pertama menulis buku, Dilla mengaku sempat minder. Namun, rasa minder itu bisa ia tepis dengan bantuan dari berbagai pihak, termasuk redaksi Qultum Media. Ia pun mulai memfokuskan diri untuk menuntaskan penulisan buku ini. Menurutnya, untuk meraih sesuatu yang besar harus melalui perjuangan yang besar juga.
Setelah sesi bincang bareng penulis berakhir, acara dilanjutkan dengan tanya-jawab dan game seru. Keseruan semakin terlihat saat Dilla ditantang untuk mengikuti permainan tebak kata. Di akhir acara, para pengunjung berkesempatan untuk berfoto bersama penulis dan melakukan booksigning.
Acara tersebut ditutup dengan sepatah-dua patah kata penulis yang berharap agar even Islamic Book Fair bisa menjadi trigger yang bisa mengajak orang menjadi lebih islami dengan cara yang ramah dan menyenangkan.
Leave a Comment