Januari 31, 2017
Menikah muda bukan cita-cita yang banyak diinginkan orang. Memang sejumlah hal harus dipersiapkan dengan baik, sebelum kita merasakan banyak manfaat di baliknya.
Said Rosyadi dan Armyta Dwi Pratiwi adalah dua orang yang paling sibuk di balik akun Instagram @Kartun.Muslimah. Sebuah akun yang gencar men-share informasi seputar keislaman, terutama kepada anak-anak muda.
Bulan Februari ini keduanya akan me-launching sebuah buku yang berjudul Menikah Saja. Karya pertama mereka yang menceritakan susah-senang pengalaman mereka menikah di usia belia dan memberi gambaran bahwa menikah muda itu nggak seseram yang selama ini kita bayangkan.
Baca juga:
Menikah Saja
5 Hal Yang Mesti Kita Persiapkan Sebelum Menikah
Yuk, langsung kita simak wawancara Qultummedia.com dengan mereka!
Assalamualaikum, Mas Said. Apa kabar?
Wa’alaikumussalam… Alhamdulillah, kami sekeluarga baik. Sehat walafiat.
Sepertinya selalu sibuk ya, Mas. Boleh dong diceritakan apa kesibukannya saat ini…
Kesibukan sehari-hari ngejalanin bisnis online kecil-kecilan dari rumah. Sambil main bareng anak-anak juga. Kadang keluar kota ngejar ilmu di seminar atau pelatihan, yang kemudian saya share untuk santri di Pesantren Bisnis Online Sintesa.
Mas Said dan Mbak Armyta kan menikah di usia yang relatif muda. Bisa di-share sedikit apa suka-dukanya menikah di usia muda?
Menikah, apalagi di usia muda, udah pasti perjuangan. Suka-duka udah satu paket yang nggak bisa dipisahkan. Enaknya, perjuangan itu kita tanggung bersama-sama. Pas lagi suka, ada pasangan tempat kita berbagi kebahagiaan. Pas lagi duka, ada pasangan tempat kita berbagi beban. Masalah yang paling sering kami alami sebenarnya tentang menyatukan pikiran dan hati. Butuh waktu yang nggak singkat, harus sabar dan perlahan.
Sebentar lagi buku pertamanya Mas Said dan Mbak Armyta akan terbit. Bisa diceritakan apa yang melatarbelakangi ditulisnya buku ini?
Yang pertama, karena kami ingin berbagi pengalaman. Pengalaman yang di dalamnya ada hal-hal yang bisa diambil pelajaran buat siapa saja yang mau menikah, terutama menikah muda. Yang kedua, karena menurut kami melalui buku kami akan lebih efektif dalam menyampaikan pesan. Sebelumnya kami sering diundang mengisi acara yang bertema nikah muda. Tiap acara berbeda, materi yang kami sampaikan hampir sama. Kami berpikir, kenapa nggak ditulis di buku aja? Sekali tulis kan bisa banyak orang yang baca.
Banyak anak muda saat ini yang menganggap pacaran sebagai hubungan yang wajar antara laki-laki dan perempuan. Apa yang keliru dengan anggapan ini?
Itu karena pengaruh tontonan yang luar biasa merusak anak-anak muda zaman sekarang. Pacaran, mengumbar aurat, bermesraan di depan umum dicontohkan dalam tontonan tersebut. Bahkan sebagian besar pemerannya adalah anak sekolahan. Lama-kelamaan hal ini seperti lumrah. Bahkan kalau yang nggak pacaran di-bully. Jones alias jomblo ngenes, katanya. Lebih miris lagi, kalau pacaran diangap wajar, kalau nikah malah dianggap memalukan. Banyak anggapan negatif kalau ada anak muda yang menikah.
Kebanyakan orangtua zaman sekarang lebih memilih menyekolahkan anaknya hingga jenjang perguruan tinggi. Ini masalah nggak sih kalau kita kaitkan dengan menikah di usia belia?
Sebetulnya nggak ada masalah antara kuliah sama nikah. Orangtua yang punya keputusan anaknya harus selesai kuliah dulu baru menikah pun sah-sah aja. Cuma yang salah itu anggapan bahwa menikah bisa menghambat kuliah. Nggak dong. Pengalaman istri saya dulu yang menikah di semester akhir kuliahnya, ngerjain skripsinya ditemani suami. Wisuda pun udah ada yang mendampingi. Bukankah itu lebih asyik? Hehe…
Tapi bagi anak muda, menikah di usia yang masih sangat belia itu tantangan juga kan, Mas. Ada tips nggak untuk mengatasi masalah ini?
Kita semua sepakat bahwa itu tantangan. Dan nggak main-main emang. Makanya, penting banget yang namanya persiapan. Di buku yang saya tulis pun 90% isinya membahas tentang persiapan menikah muda. Kalau ada orang yang mau menikah 2-3 tahun lagi atau bahkan 5 tahun lagi, persiapaannya bisa dimulai dari sekarang lho.
Apa harapan Mas Said dengan diterbitkannya buku ini?
Harapan saya, supaya masyarakat nggak lagi memandang nikah muda itu hal yang tabu. Dan mereka yang membaca jadi punya keyakinan terhadap pernikahan. Jadi, mereka tahu proses apa yang harus dijalani secara syar’i.