allah Archives - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
562
archive,tag,tag-allah,tag-562,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952

Allah Selalu Menemani Kita, Di Mana Pun, Kapan Pun

Berbagai cara kau tempuh untuk menghindar dari rasa sepi. Namun pada akhirnya, waktulah yang menjawab. Bahwa kesepian tidak tercipta kecuali hatimu sedang jauh dari-Nya. Padahal, kau tahu, Dia selalu berada di sisi kita, menemani kita.

***

Mungkin di usiamu yang sekarang, kau sedang dalam fase mempertanyakan jalan hidupmu. Ketika sahabatmu mulai menata masa depannya, dan banyak pencapaian yang bisa mereka raih dan banggakan. Lalu, kau menganggap hidup ini enggan memihakmu.

Kau mulai mencari jawaban dari semuanya. Hatimu bertanya-tanya ke mana orang yang dulu selalu ada. Semakin kau mencari, keadaanmu semakin terpuruk. Lewat media sosial mereka, kau menemukan apa yang tidak ada dalam hidupmu. Dan sekali lagi, kau menyalahkan takdir.

Hari-hari kau lewati dengan perasaan yang  sama. Perasaan yang mengira bahwa kau tidak dibutuhkan.

Baca juga: Setelah Dia Pergi: Sebuah Percakapan dengan Hati

Di dalam kamar, kau mengurung diri. Meratapi kenyataan yang begitu menyakitkan. Kau mulai membenarkan hal yang dulu tidak kau percaya. Tentang kehidupan orang dewasa. Kehidupan yang penuh perih dan luka.



Tiap orang pernah berada di titik terendah. Mereka mencari pelarian dari masalah yang tak kunjung usai. Sebagian dari mereka berhasil, sebagian yang lain memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Ketika kau anggap dirimu tak berguna, lihatlah kembali masa lalumu. Kau dilahirkan di dunia ini bukan tanpa alasan. Bahkan ketika masih berada di dalam kandungan, banyak orang yang menantikan hadirmu. Mereka tahu kau adalah hadiah bagi semesta.

Sesakit apa pun perasaanmu, seperih apa pun luka yang tak bisa kau jelaskan, jangan pernah ambil jalan pintas untuk keluar dari masalah ini.

Baca juga: Muhasabah: Jangan Menyerah dengan Masalah!

Kau tak perlu mengakhiri hidup hanya karena ujian yang tiap orang pernah mengalaminya. Kau tak perlu “kehidupan malam” yang hanya membuatmu tidak sadarkan diri. Sejatinya, kau hanya butuh didengarkan. Dan Allah senang jika kau ingin bercerita.

Doa yang kau panjatkan mungkin tak langsung menuntaskan semua. Air matamu yang jujur pun tak lantas membuat masalah seketika berakhir. Kau tetap harus berjuang. Bedanya, kini kau menyadari bahwa Allah selalu menemanimu.

Setelah banyak waktu kau habiskan, akhirnya kau menemukan jawaban dari masalahmu selama ini.

Kini kau kembali menata hidupmu. Hatimu tak bosan-bosannya memanjatkan syukur. Dan di akhir cerita ketika semuanya usai, kau tersenyum.

Mungkin karena kau tahu dirimu tidak lagi sendiri.

***

Perjalanan yang melelahkan kadang bisa membuat kita lupa dengan beberapa hal. Celakanya, usaha kita saat bergelut dengan peristiwa-peristiwa sepanjang perjalanan itu bisa membuat kita lupa dengan hal terpenting dari perjalanan tersebut: tujuan.

Ya, awalnya kita memaksa diri untuk kuat, lalu perlahan terbiasa, dan berikutnya menikmati setiap langkah yang kita ambil. Kita pun terlena, dan selanjutnya lupa dengan diri, juga melupakan Tuhan kita: satu-satunya alasan mengapa kita memulai perjalanan itu.

Innallaha Ma’ana; Allah Selalu Menemani Kita adalah sebuah karya tentang ajakan. Ajakan untuk kembali mengingat-Nya. Merasakan-Nya. Mendekat pada-Nya. Bahwa Dia ada, hadir, bahkan menemani kita, kapan pun dan di mana pun diri kita berada.

Dalam suka dan duka, dalam derai tawa atau linangan air mata.

Teman-teman bisa mendapatkan buku karya para penulis @tausiyahku_ ini di toko buku Gramedia, TM Bookstore, Gunung Agung, dan yang lainnya. Juga bisa didapatkan di berbagai toko online. Setelah membacanya, jangan lupa beri review tentangnya di media sosial dan mention kami @qultummedia (Twitter & Instagram) atau Fanpage Qultummedia di Facebook.

 

*Sumber gambar: pixabay.com



kematian pasti akan datang

Sahabat Nabi dengan Kekayaan Luar Biasa

Sahabat Nabi dengan kekayaan luar biasa jarang disebut-sebut oleh penceramah dan pengisi khutbah Jumat, padahal mereka ada dan menggunakan harta bendanya itu untuk membantu mengembangkan dakwah Islam.

Mungkin selama ini kita mengenal Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan Warren Buffett sebagai orang-orang terkaya di dunia. Tapi pernah tidak kita berpikir bahwa dulu ada lima sahabat Nabi dengan kekayaan luar biasa dan menjadi orang terkaya pada masanya. Siapakah mereka?

Kita sering mendengar nama-nama sahabat Nabi disebut dalam berbagai majelis ilmu. Tak jarang juga kita mendengar tentang mereka di televisi dan radio.

Mereka antara lain Abu Bakar yang bergelar Ash-Shiddiq (Yang Membenarkan), Umar bin Khaththab yang bergelar Al-Faruq (Yang Membedakan), Utsman bin Affan yang bergelar Dzun Nurain (Yang Memiliki Dua Cahaya), dan Ali bin Abi Thalib yang bergelar Madinatul ‘Ilmi (Kota Ilmu).




Selain nama-nama di atas, yang terkenal karena kedekatannya dengan Rasulullah, ada juga sahabat Nabi dengan kekayaan luar biasa dan kedermawanannya. Jika kita konfersi ke dalam rupiah, jumlah kekayaan mereka sangat besar untuk ukuran orang Indonesia sekarang.

Siapa saja sahabat Nabi dengan kekayaan luar biasa itu?

          Baca juga:
          Susah Bangun Malam untuk Shalat Tahajud? Ini Kiat-kiatnya
          Lima Doa Ini Akan Membuat Kita Dikejar-kejar Rezeki

Sahabat Nabi yang Kaya #1: Abdurrahman bin ‘Auf

Abdurrahman bin ‘Auf adalah sahabat Nabi yang terkenal sebagai pebisnis. Ia sahabat yang didoakan oleh beliau agar mendapatkan kerberkahan dari hartanya.

Ia memiliki empat orang istri. Ketika ia meninggal masing-masing istrinya mendapatkan warisan sebesar 100.000 Dinar.

Total kekayaan Abdurrahman bin ‘Auf saat meninggalnya sebesar 3.200.000 Dinar. Kalau dikonfersi ke mata uang Rupiah maka jumlahnya Rp6.212.688.000.000

Sahabat Nabi yang Kaya #2: Zubair bin Awwam

Zubair adalah salah satu sahabat Nabi yang termasuk Assabiqunal Awwalun. Ia memiliki keahlian berperang sambil menunggang kuda. Kebanyakan hartanya adalah tanah dan rumah.

Zubair memiliki padang belantara, 11 rumah besar di Madinah, 2 di Basrah, dan 1 di Kuffah dan Mesir.

Sebelum meninggal ia berwasiat agar 1/3 hartanya dibagikan kepada cucu-cucunya, lalu 2/3 diberikan kepada ahli warisnya.

Saat meninggal, harta waris dan wasiatnya antara lain:

  • Harta waris : 38.400.000 Dirham
  • Harta wasiat : 19.200.000 Dirham

Jumlah : 57.600.000 Dirham

Jika 57.600.000 Dirham dikonfersi ke rupiah maka berjumlah Rp3.543.724.800.000

Sahabat Nabi yang Kaya #3: Utsman bin Affan

Utman bin Affan adalah sahabat Nabi yang tergolong paling kaya. Dia memiliki kekayaan berupa dinar, dirham, dan 1.000 ekor unta. Jika kita perinci kekayaannya maka berjumlah:

  • Uang Dirham : 30 juta Dirham
  • Uang Dinar : 150.000 Dinar
  • Sedekah : 200.000 Dinar
  • Unta : 1.000 ekor

Jika dirupiahkan maka berjumlah:

  • 30 juta Dirham : 1.845.690.000.000
  • 150.000 Dinar : 291.219.750.000
  • Sedekah 200.000 Dinar : 388.293.000.000
  • 1.000 ekor unta : 7.740.000.000

Jadi, jumlah kekayaan Utsman bin Affan adalah Rp2.532.942.750.000

Sahabat Nabi yang Kaya #4: Thalhah bin ‘Ubaydillah

Thalhah bin ‘Ubaydillah adalalah sahabat Nabi dari kaum Quraisy. Beliau termasuk delapan orang yang pertama kali masuk Islam. Kekayaan yang dimiliki Thalhah adalah:

  • Uang Dirham : 2.200.000 Dirham
  • Uang Dinar : 200.000 Dinar
  • Sedekah : 300.000 Dirham

Jika di rupiahkan akan berjumlah:

  • 2.200.000 Dirham : 135.350.600.000
  • 200.000 Dinar : 388.293.000.000
  • Sedekah 300.000 Dirham : 18.456.900.000

Jadi, jumlah kekayaan Thalhah bin ‘Ubaydillah adalah Rp542.100.500.000

Sahabat Nabi yang Kaya #5: Sa’d bin Abi Waqqash

Sa’d bin Abi Waqqash dikenal di kalangan sahabat sebagai orang yang sangat pemberani dalam peperangan. Tatkala wafat, ia meninggalkan harta waris sebesar 250.000 Dirham. Jika diubah ke rupiah maka berjumlah Rp15.380.750.000

Untuk lebih jelasnya mengenai rincian kekayaan lima sahabat di atas, kita bisa mengunjungi laman berikut ini.

Itulah lima sahabat Nabi yang memiliki harta melimpah. Selain itu, mereka juga dikenal sebagai sahabat-sahabat yang dermawan, rajin ibadah, dan rendah hati.

***

Para sahabat Nabi itu juga sering mengamalkan Shalat Dhuha. Sebagaimana kita tahu, Shalat Dhuha adalah ibadah yang dapat memperlancar rezeki dan memberikan keberkahan pada harta benda kita.




Nah, jika kita ingin seperti mereka, kita bisa mulai mengistiqomahkan Shalat Dhuha setiap hari. Dengan melakukan Shalat Dhuha, insya Allah rezeki kita akan dilancarkan oleh Allah.

Mari kita renungkan arti doa Shalat Dhuha berikut.

“Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah. Dengan kebenaran Dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.(Penuntun Mengejakan Shalat Dhuha, hal. 53)




Jika tak bisa tiap hari, minimal kita mengerjakannya tiga kali seminggu. Jika tak bisa tiga kali seminggu, minimal sekali seminggu. Tapi, alangkah baiknya kita mengerjakannya tiap hari, agar Allah cepat mengabulkan doa Shalat Dhuha kita.

Sahabat-sahabat Nabi yang kaya-raya dan dermawan.

  • Abdurrahman bin ‘Auf, memiliki harta sebesar Rp6.212.688.000.000
  • Zubair bin Awwam, memiliki harta sebesar Rp3.543.724.800.000
  • Utsman bin Affan, memiliki harta sebesar Rp2.532.942.750.000
  • Thalhah bin ‘Ubaydillah, memiliki harta sebesar Rp542.100.500.000
  • Sa’d bin Abi Waqqash, memiliki harta sebesar Rp15.380.750.000

 

cinta yang hakiki impian setiap manusia

Aku Pernah Kecewa

Aku pernah kecewa…

Aku pernah jatuh cinta melebihi cintaku pada diriku sendiri. Aku pernah mempercayai lebih dari mempercayai diri sendiri. Aku pernah merasa memiliki pintu kebahagiaan yang selalu aku harap-harapkan.

Aku pernah melalui hari yang entah bagaimana melahirkan hubungan yang lantas menjelma komitmen satu sama lain. Padahal, agama tak mengizinkannya, negara pun tak mengesahkannya. Tak ada catatan, hanya perjanjian dua lisan tanpa ada jaminan.

Dan benar saja, kesepakatan yang terucap dari lisan manusia tak sepenuhnya dapat dijaga dengan sempurna.

Tapi, semua itu sudah berlalu. Hilang. Lenyap. Entah dengan apa dan bagaimana ceritanya, yang aku tahu hanya duka yang tertinggal, air mata yang mengering, dan kepingan hati yang terserak.

Ya, aku pernah kecewa…

Pada satu titik dalam hidupku, aku menemukan ketenangan yang berbeda dari biasanya. Sederhana, aku mendapatkannya melalui sujud yang memang tak biasa aku lakukan. Waktunya tengah malam, di tempat yang hening, dengan kesunyian yang luar biasa. Entah mengapa nuraniku menuntun untuk menyegarkan tubuh dengan air wudhu dan bersimpuh pada Dia yang selalu mendengarkan segala keluh.

Aku tenang, aku nyaman, aku menangis sejadi-jadinya. Bukan menangisi luka yang sudah terlewat. Tapi menyesali langkah yang tak sempurna dalam mematuhi-Nya.

Aku lupa bahwa berharap selain pada-Nya hanya meninggalkan luka.

Aku lupa bahwa mencintai siapa pun atau apa pun dengan berlebihan tak pernah ada baiknya.

Aku juga lupa bahwa ada Dia yang tak pernah meninggalkanku, pintu kebahagiaanku, dan sebaik-baiknya pengharapanku.

Sekali lagi, aku pernah kecewa…

Tapi, aku bersyukur telah berhasil melaluinya. Meski dengan tertatih, meski rasa pesimis menghantui, karena tak yakin akan berhasil mengikhlaskannya. But see, Allah membantuku. Allah ingin menyelamatkanku dari dosa besar, dari kesalahan yang tak seharusnya aku lakukan lagi.

Allah ingin aku menitipkan hati pada orang yang baik, seseorang yang tak hanya menawarkan “kesepakatan lisan” tapi juga mempertanggungjawabkannya di hadapan keluarga, negara, agama, dan semesta.

Karena aku percaya, setiap rasa pasti ada batasnya, dan setiap kita pasti ada jodohnya.

Janji Allah tak mungkin diingkari, bukan?

 

Oleh: Arum Listyowati Suprobo (penulis “Setiap Kita Ada Batasnya, Setiap Kita Ada Jodohnya”)

kiat cerdas agar anak cinta alquran

Kiat Cerdas Agar Anak Mencintai Al-Qur`an Sejak Dini

Kiat cerdas mendekatkan anak-anak dengan Al-Qur`an akan membuat mereka tak malas membacanya setelah dewasa nanti. Sebab, ia telah menjadi sahabat yang menemaninya sejak kecil.

Dalam buku Bukan Ibu Biasa karangan Ummu Balqis, diterangkan sejumlah kiat untuk membuat anak kita mencintai Al-Qur`an sejak dini. Salah satu kiat cerdas yang paling dicari para ibu terangkum dalam penuturan penulis berikut ini.

“Suatu ketika, saya meng-upload video anak saya yang sedang menghafalkan Al-Qur`an di tengah kemacetan kota Jakarta. Iseng saja sih sebenarnya, sekaligus dokumentasi rasa syukur saya di sosmed. Ternyata, tanggapan followers saya lumayan banyak. Alhamdulillah.

Setelah saya membaca berbagai komen mereka, ternyata sebagian besar menanyakan bagaimana sih cara yang bisa dilakukan orangtua agar balitanya suka menghafal Al-Qur`an. Menjawab pertanyaan tersebut, berikut beberapa tip yang mungkin bisa diterapkan untuk anak kita agar mencintai Kitab Sucinya.”

Baca juga:
Tuntunan Shalat Sesuai Al-Quran & Hadis Sahih
Tips Bangun Malam untuk Mengerjakan Shalat Tahajud

Kiat Cerdas #1: Akrabkan Anak dengan Lantunan Al- Qur`an

Cinta akan tumbuh dengan mudah jika kita sudah kenal dan akrab. Nah, karenanya, mengakrabkan anak pada Al-Qur`an adalah step awal membuatnya jatuh cinta pada Kalam Ilahi tersebut.

Cara terampuh adalah dengan mengajaknya mendengarkan lantunan kitab suci Al-Qur`an sejak dari kandungan. Orangtua yang rutin melakukan tilawah akan mudah membentuk anak-anak yang cinta Al-Qur`an. Jadi sebatas mimpi, jika mengharapkan anak mencintai Al-Qur`an sementara ia jarang melihat orangtuanya mengaji atau membacanya.

Kiat Cerdas #2: Perdengarkan Meski Anak Sedang Bermain

Indera pendengaran dan memori balita sangat kuat. Karenanya, walau sambil bermain, lantunkan saja surat pendek berulang-ulang di sampingnya.

Bacakan surat yang sama berulang-ulang pada balita kita selama satu minggu. Jangan bosan melakukannya secara konsisten, dan In sya Allah, walaupun mereka terkesan tidak memerhatikannya, kita akan terkejut mendapatkan betapa mudahnya mereka menghafalkan surat-surat pendek tersebut.

Kiat Cerdas #3: Muraja’ah

Metode ini biasa saya lakukan untuk anak-anak saya. Bagaimanakah metode muraja’ah itu? Caranya adalah dengan menghafalkan satu ayat dengan tajwid yang benar.

Biasanya saya lantunkan langsung atau lewat rekaman suara saya di gadget dan diputar berulang-ulang. Setelah anak-anak mendengarkan berulang-ulang, dilanjutkan dengan melantunkan bersama. Dan saat mereka telah lancar mengaji bersama, saya akan meminta mereka untuk melantunkan ayat tersebut sendiri, sementara saya atau suami menyimak bacaannya.

Setelah ayat ini bisa dilantunkan dengan baik, keesokan harinya saya akan menambah lagi satu ayat berikutnya. Jadi, besok ada dua ayat yang dapat dilantunkan anak. Lusa, kembali saya tambahkan satu ayat, dan begitu seterusnya hingga anak dapat menghafalkan satu surat pendek tersebut.

Untuk memudahkan mengingat, saya juga meminta mereka untuk membaca ayat yang sedang dihafal dalam shalatnya.

Yang terpenting dalam menghafalkan Al-Qur`an adalah tidak ada paksaan, dan anak bergembira saat proses ini berlangsung. Selain itu, diperlukan konsistensi orangtua untuk membimbing anak-anak kita dalam mencintai Al-Qur`an.