Kemurnian Al-Quran & Cara Allah Menjaganya
Untuk menjaga kemurnian Al-Quran, berbagai cara dilakukan oleh para sahabat Nabi. Ada yang menuliskannya di pelepah kurma, tulang-belulang, dan batang pohon. Hingga pada akhirnya muncul sebuah gagasan, yaitu rencana untuk membukukan Al-Quran.
Seperti yang kita tahu, Al-Quran turun secara berangsur-angsur. Di zaman kenabian, Al-Quran belum terkumpul menjadi satu seperti yang ada pada saat ini. Untuk menjaga kemurniannya, para sahabat Nabi menuliskannya di tempat yang terpencar, dan beberapa dari mereka menghafalkannya.
Inisiatif Umar bin Khattab
Namun, saat pecah Perang Yamamah di zaman khalifah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab memiliki kegelisahan terhadap pudarnya penjagaan terhadap Al-Quran. Umar menyadari banyak dari para penghafal Al-Quran syahid di dalam pertempuran.
Tebersit dalam hati Umar ide untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran menjadi satu. Sebab jika tidak dilakukan, upaya untuk menjaga kemurnian dan kesuciannya akan semakin sulit.
Baca juga:
7 Fenomena Sains Modern Ini Ada di Dalam Al-Qur’an
Biografi Singkat 5 Hafidz Al-Quran Paling Inspiratif
Akhirnya Umar pun menyampaikan sarannya kepada khalifah Abu Bakar As-Siddiq, dengan harapan agar beliau dapat mewujudkannya. Mulanya, Abu Bakar menolak karena perintah pengumpulan ayat-ayat Al-Quran ini tak ada di zaman Rasulullah.
Namun, dengan pertimbangan yang lebih jauh, akhirnya khalifah menyetujui gagasan Umar tersebut. Sebab beliau memahami bahwa pengumpulan ayat Al-Quran adalah suatu perkara yang penting, dan tentu saja akan banyak memberi manfaat bagi kemashlahatan umat.
Peran Penting Zaid
Abu Bakar menugaskan Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan itu, dengan berpegang pada tulisan yang tersimpan di rumah Rasul, hafalan-hafalan para sahabat dan naskah-naskah yang ditulis oleh para sahabat yang selama ini masih terpencar.
Zaid berhasil menuliskan satu naskah Al-Quran lengkap di atas adim (kulit yang disamak). Setelah selesai, mushaf tersebut diserahkan kepada Abu Bakar dan disimpannya hingga ia wafat.
Pada masa khalifah Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit kembali ditugaskan untuk menjaga kemurnian Al-Quran. Zaid diminta untuk membuat salinan dari mushaf Al-Quran yang tersimpan di rumah Hafsah (Putri Umar bin Khattab).
Setelah membuat 6 salinan, Zaid mengirimkannya ke beberapa wilayah kaum muslimin untuk memudahkan masyarakat mempelajari dan menghafal kitab suci tersebut. Beberapa negeri yang dikirimi salinan mushaf Al-Quran ialah Mekkah, Madinah, Basrah, Kufah, dan Syam.
***
Al-Quran adalah mukjizat Rasulullah untuk umat manusia akhir zaman. Di dalamnya terkandung berbagai informasi penting, bukan hanya tentang masalah ketuhanan tapi juga kemanusiaan, bukan hanya bagaimana mempersiapkan hari akhir tapi juga bagaimana menghadapi hari ini.
Bulan Agustus 2019 lalu, Qultummedia mempersembahkan sebuah buku yang akan membantu pembaca untuk membaca, memahami, dan menghafalkan bagian terakhir Al-Quran, yakni Juz 30 atau Juz ‘Amma. Di dalam buku ini, Juz ‘Amma kami hadirkan dengan latin dan terjemahnya, sirah atau sejarah ayat-ayat, hikmah atau pelajaran dari ayat-ayat tersebut, juga asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat.
Selain itu, buku ini juga kami lengkapi dengan panduan shalat wajib dan sunah, zikir bakda shalat, dan tak lupa doa-doa yang berdasarkan hadis-hadis Rasulullah saw.