iri Archives - Qultum Media
Qultummedia adalah penerbit buku islami
Qultummedia, qultum, novel islami, ibadah, buku, motivasi, pengembangan diri,
641
archive,tag,tag-iri,tag-641,theme-stockholm,woocommerce-no-js,ajax_fade,page_not_loaded,,select-child-theme-ver-1.0.0,select-theme-ver-4.2,menu-animation-line-through,wpb-js-composer js-comp-ver-7.4,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-30952
iri adalah perbuatan rendah

Mengapa Kita Selalu Merasa Kurang?

Iri bisa menjangkiti siapa pun, terutama mereka yang merasa kebal darinya.

Sering kita hanya fokus menatap dan menakar karunia yang Allah berikan pada orang lain, namun tak punya waktu untuk mensyukuri apa yang kita miliki.

Ungkapan “rumput tetangga lebih hijau” kadang masih berlaku bagi kita. Benar, bagi hati yang jarang mensyukuri nikmat Allah, istilah itu adalah hal yang sangat wajar dan bahkan dapat diterima oleh akal.

Teman kita beli handphone baru, kita iri dan menginginkannya. Tetangga punya mobil baru, kita mengeluh karena Allah tidak memberikannya pada kita. Begitulah jika mata hanya untuk melihat bahagia orang lain, tak ada ruang di hati kita untuk bahagia.



Padahal, sebelum teman atau tetangga kita punya sesuatu yang baru, hidup kita nyaman-nyaman saja. Handphone kita yang tadinya tak ada masalah, tiba-tiba menjadi sesuatu yang paling usang ketika melihat handphone teman lebih bagus dari yang kita punya.

Di sisi lain, ada orang yang hidup seadanya. Bahkan untuk sekadar mendapatkan makanan di hari esok saja mereka tak yakin. Tapi, banyak dari mereka yang bersyukur walau hanya bisa makan untuk hari ini.

Anehnya, kita justru yang melupakan nikmat Allah yang tak terhingga jumlahnya. Jangankan perihal  materi, Allah padahal sudah memberi kita nikmat sehat yang tiada henti. Nikmat yang paling jarang kita syukuri, nikmat yang paling sering kita lupakan.

Tak salah kalau iri disebut penyakit yang sulit diobati. Sebab, ia bukan hanya menutup mata dari karunia Allah tapi juga menutup hati untuk mensyukurinya.

Dalam hidup ini, sejatinya untuk memperoleh bahagia itu sederhana. Terlebih soal harta, kita dianjurkan untuk melihat yang kekurangan. Selain untuk menambah syukur, itu juga membuat hati kita tergerak membantunya.

Jadi, bahagia itu seutuhnya kita yang memutuskan. Tak perlu melihat banyaknya nikmat orang lain, jika yang ada pada kita malah sering dilupakan.

Bersyukurlah.

Bahagia bukan terletak pada banyaknya harta, tapi pada hati yang selalu siap untuk mensyukurinya.

penyakit hati sering tak disadari

Penyakit Hati dan 5 Amalan untuk Membuatnya Suci Kembali

Penyakit hati seringkali tak terdeteksi. Penderitanya kadang sadar ketika dampak buruknya sudah besar dan sulit diobati.

Obat hati ada lima perkaranya. Yang pertama, baca Qur’an dan maknanya. Yang kedua, shalat malam dirikanlah. Yang ketiga, berkumpullah dengan orang sholeh. Yang keempat, perbanyaklah berpuasa. Yang kelima, dzikir malam perpanjanglah.” –Opick, Obat Hati

Kita tentu tak asing ‘kan dengan lirik lagu yang dipopulerkan oleh Opick ini? Sayangnya, tidak semua dari kita sudah terbiasa mengamalkan lima perkara tersebut secara utuh. Padahal, lima perkara ini merupakan jalan bagi kita untuk melepaskan diri dari penyakit hati, lho.

Nah, ternyata hal ini juga yang menarik perhatian Ustadz Ali Akbar bin Aqil. Bersama Ustadz M. Abdullah Charis, pria yang biasa dipanggil Ali ini menulis buku 5 Amalan Penyuci Hati yang berisi perwujudan dari Tombo Ati yang sangat populer itu.

“Buku ini hadir untuk memberitahu kepada khalayak, ini lho penjabaran dari Tombo Ati itu, yang terdiri dari baca Al-Qur`an, shalat malam, berkumpul dengan orang saleh, puasa sunah, dan zikir,” kata Ustadz Ali.

Tidak hanya itu, menurut Ustadz Ali, alasan lain yang melatarbelakangi hadirnya buku ini adalah untuk bercermin diri, melihat perilaku kita selama ini. Dari situ akan tampak, di sisi mana harus kita perbaiki, dan di sisi mana harus kita tinggalkan.

 

Penyakit Hati: Apa Saja Macamnya?

Jangankan tubuh manusia, hati pun bisa terkena penyakit. Buruk sangka, cinta dunia, dendam, dengki, ghibah, riya’, sombong, marah, iri, dan sebagainya merupakan beberapa contoh penyakit hati yang—tanpa sadar—sering kita alami.

Banyak faktor yang menyebabkannya. Menurut Ustadz Ali, salah satu faktor penyebab kotornya hati adalah keengganan untuk berhenti sejenak, instropeksi, melakukan evaluasi, merenungi keadaan diri.

“Hal inilah yang dapat menyebabkan kebinasaan di dunia dan akhirat. Karenanya, kita harus berusaha mengobati hati kita dan berusaha memperoleh keselamatannya. Sebab, tiada yang selamat kecuali orang yang datang menghadap Allah SWT dengan hati yang bersih,” katanya pria kelahiran Malang, 10 Agustus 1984 ini.

 

Bagaimana Menyembuhkan Penyakit Hati?

Anda tentu percaya kan, bahwa setiap permasalahan akan ada penyelesaiannya? Nah, cara yang paling ampuh untuk mengatasi penyakit hati ini adalah dengan mengamalkan lima perkara yang dipopulerkan oleh Opick tadi.

Selain itu, menurut Ustadz Ali, jangan ragu untuk bertanya kepada para ulama yang mengenal Allah SWT dan agamaNya, terdiri dari kalangan ahli yaqin dan takut kepada-Nya juga hidup zuhud di dunia.

“Jika kita tidak menemukan salah seorang dari mereka, hendaknya kita membaca buku-buku yang mereka tulis mengenai ilmu tauhid dan keyakinan. Buku 5 Amalan Penyuci Hati bisa jadi salah satunya, hehehe,” begitu ungkap pria lulusan UIN Malang ini.

Lantas, apa harapan Ustadz Ali dengan hadirnya buku ini?

“Pertama, mengharap ridha Allah SWT. Kedua, Allah SWT berkenan menjadikan buku 5 Amalan Penyuci Hati bermanfaat bagi diri penulis dan umat Islam. Ketiga, dapat menjadi sarana dalam melatih diri untuk istikamah menyucikan hati dari hari ke pekan, pekan ke bulan, bulan ke tahun, selama-lamanya,” katanya menutup bincang-bincang ini.